slot jepang
0 0
Read Time:1 Minute, 52 Second

JAKARTA – Untuk putaran akhir perundingan perjanjian global untuk mengakhiri polusi plastik, Dewan Plastik Dunia (WPC) dan anggota Aliansi Plastik Global (GPA) menyerukan untuk menyepakati perjanjian yang ambisius dan layak untuk meningkatkan pengelolaan sampah. dan daur ulang.

Pada pertemuan kelima Komisi Konsultatif Antar Pemerintah (INC5) yang dimulai pada Senin (25/11) di Busan, Korea Selatan, para negosiator pemerintah nasional diperkirakan akan mencapai kesepakatan mengenai beberapa topik penting, termasuk model yang akan digunakan dalam Konferensi Internasional. Instrumen Hukum yang Mengikat (ILBI) untuk membantu negara-negara menangani sampah plastik.

Dalam konteks ini, WPC dan GPA mendesak para perunding untuk mencapai kesepakatan yang menghormati kebutuhan masing-masing negara sekaligus menciptakan kerangka kerja bersama untuk mengakhiri polusi plastik pada tahun 2040. Ketua WPC Benny Mermans mengatakan bahwa setiap negara menghadapi tantangan yang sangat berbeda dan membutuhkan solusi yang berbeda.

“Pendekatan global yang seragam terhadap kebijakan dan aturan tidak akan berhasil. Oleh karena itu, perjanjian ini harus memberikan fleksibilitas bagi setiap negara dan kawasan untuk mencapai tujuan perjanjian dengan cara yang paling sesuai bagi mereka,” kata Benny.

Perjanjian akhir harus mencapai keseimbangan yang tepat antara komitmen internasional dan tindakan domestik. Perjanjian tersebut mengharuskan negara-negara untuk mengembangkan rencana aksi nasional sehingga mereka dapat secara efektif menerapkan solusi yang disesuaikan dengan keadaan mereka.

Misalnya, target wajib daur ulang bagi sektor pengguna plastik di tingkat nasional akan meningkatkan nilai sampah plastik sebagai bahan baku bulat dengan meningkatkan permintaan bahan baku plastik bulat. Rencana tersebut harus memiliki elemen dan persyaratan pelaporan umum yang memastikan akuntabilitas negara dalam memantau kemajuan dan menciptakan sinyal permintaan untuk mendorong investasi dalam pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang.

Wakil Jenderal Global Plastics Alliance INAPLAS Indonesia Edi Rivai mengatakan transisi ke sistem plastik sirkular, di mana seluruh penggunaan plastik digunakan kembali, didaur ulang, dan dikelola secara bertanggung jawab, bukan dibuang, merupakan kunci untuk mengatasi permasalahan sampah plastik.

“Transisi menuju ekonomi sirkular akan mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan efisiensi sumber daya, mendorong pembangunan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja, terutama di negara-negara dengan infrastruktur pengelolaan limbah dan daur ulang yang belum berkembang,” katanya.

Lebih lanjut, Edi mengatakan, membangun siklus di seluruh siklus hidup plastik, mulai dari desain, daur ulang hingga pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang sesuai dengan kebutuhan, harus menjadi landasan utama perjanjian ini.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %