sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Di era digital ini, para penipu semakin pandai menipu korbannya, dan salah satu yang paling populer akhir-akhir ini adalah mengirimkan APK Phishing melalui program chat.
Untuk melakukan kejahatannya, penipu APK pencuri SMS menggunakan cara baru dalam menjalankan aktivitasnya. Jika sebelumnya pencuri menggunakan bot SMS APK SMS untuk Telegram untuk mengirim semua SMS korban ke penjahat, kini mereka telah mengubah metode mereka, menjadi lebih anonim.
Berdasarkan informasi yang diterima, Kamis (16 Mei 2024), penipu menggunakan metode layanan SMS di ponsel penipu tanpa memerlukan bot Telegram.
Cara ini dinilai lebih efektif dibandingkan cara pertama. Nah, setiap kali korban menjalankan APK SMS pencurian tersebut dan setelah korban menyetujui untuk menerima data dan layanan SMS dari APK yang diinstal, APK palsu tersebut akan mengirimkan SMS yang tersedia dari ponsel korban ke nomor ponsel yang sudah disiapkan dan. tujuannya adalah untuk mengidentifikasi korban dengan nomor ponsel.
Begitu penipu mendapatkan nomor ponsel korban, nomor tersebut menjadi mudah untuk dimanipulasi dengan mengirimkan beberapa OTP palsu dan penipu dapat menggunakannya.
Awalnya, APK palsu ini mengharuskan bot Telegram mengirimkan seluruh SMS ke ponsel korban, termasuk SMS OTP ke akun Telegram korban. Sekarang strategi ini sangat populer dan banyak pengguna internet yang menyerang bot tersebut.
Begitu trik ini menjadi pengetahuan umum, mereka tidak kehilangan akal begitu saja. Mereka sekarang mengubah sistem komputer mereka untuk menggunakan phishing.
Awalnya, APK palsu ini mengharuskan bot Telegram mengirimkan seluruh SMS ke ponsel korban, termasuk SMS OTP ke akun Telegram korban. Sekarang strategi ini populer dan banyak pengguna internet yang menyerang bot tersebut.
Begitu taktik ini menjadi pengetahuan umum, para penindas tidak akan lagi kehilangan akal sehatnya. Mereka sekarang mengubah sistem komputer mereka untuk menggunakan phishing.
Awalnya, penipu akan mengirimkan APK palsu atas nama berbagai organisasi, pengirim pesan, atau undangan pernikahan.
Jika Anda menginstal APK, program akan meminta izin untuk mengirim dan melihat SMS masuk atau keluar.
Faktanya, ketika Anda memasang APK palsu atau aplikasi yang berasal dari toko tidak resmi, OS Android akan memperingatkan Anda bahwa aplikasi tersebut mungkin berbahaya dan Anda harus berhati-hati.
Namun masih banyak pengguna yang salah dan tetap menginstal APK.
Setelah APK diinstal, aplikasi akan mengirimkan SMS kosong ke nomor penipu untuk mengonfirmasi bahwa nomor korban dipalsukan.
Dengan cara ini, penipu dapat secara otomatis mengirimkan SMS kosong ke ponsel korban dan mengirimkan SMS kosong ke nomor ponsel yang diyakini sebagai pusat koordinasi penipuan yang diketahui dan memberitahukan nomor ponsel yang memasang APK palsu tersebut.
Fraud Server Center akan mengarahkan penipu lain yang teridentifikasi untuk menghubungi korban secara langsung melalui WhatsApp, cara tersebut dilakukan agar mereka bisa melakukan penipuan lebih lanjut.
Pelaku kemudian mengirimkan kode OTP atas nama berbagai organisasi resmi. Peretas menggunakan beberapa organisasi terkemuka yang tampaknya asli.
Ketika korban tertipu, pelaku meminta informasi kepada polisi atau informasi lainnya, mereka akan menurutinya karena dihubungi oleh organisasi yang dapat dipercaya.
OTP yang akan ditanyakan penyerang adalah OTP penting seperti OTP WhatsApp untuk mengalihkan akun WhatsApp korban, OTP digital penting seperti email, media sosial, atau OTP keuangan untuk mobile banking.
Untuk menghindari praktik penipuan tersebut, pengguna Android perlu meningkatkan kewaspadaannya saat memasang aplikasi dari sumber tidak resmi, terutama saat mengirim SMS ke aplikasi yang tidak dikenal.
Disarankan untuk menggunakan program antivirus untuk melindungi diri Anda dari APK/malware berbahaya.
Pastikan juga pengaturan untuk menginstal aplikasi dari sumber tidak dikenal selalu dimatikan untuk menghindari instalasi aplikasi dari luar toko aplikasi resmi.