sarkarinaukrirojgar.com, JAKARTA – Nilai tukar rupee terhadap dolar AS menguat pada perdagangan Kamis (13 Juni 2024) di tengah spekulasi Federal Reserve AS enggan menurunkan nilai dasarnya. Suku bunga.
Rupee menguat 15 poin atau 0,09 persen menjadi 16.280 terhadap dolar pada Kamis 13 Juni 2024 dari sebelumnya 16.295, kata Antara mengutip Antara.
“Perilaku The Fed tadi malam tampak enggan menurunkan suku bunga acuan dan melihat inflasi AS masih di bawah target 2%,” kata pengamat pasar kepada ANTARA di Jakarta, Kamis, moneter Ariston Tjendra.
Perkiraan The Fed yang dirilis pagi ini juga menunjukkan bahwa suku bunga acuan AS akan dipangkas sebesar 25 basis poin pada tahun 2024, yakni hanya sekali.
Ariston mengatakan: “Ini lebih rendah dari perkiraan pasar yang meningkat dua kali lipat tahun ini. Perilaku The Fed dapat mendorong dolar AS untuk bangkit kembali terhadap nilai tukar lainnya.
Dia memperkirakan rupee akan bergerak pada kisaran Rp 16.250 per dolar AS hingga Rp 16.350 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Sebelumnya, The Fed memperkirakan hanya akan menurunkan suku bunga satu kali pada tahun ini.
Menurut CNN Business, pernyataan tersebut muncul hanya beberapa jam setelah laporan besar mengenai inflasi AS menunjukkan bahwa tekanan harga secara bertahap mereda bagi konsumen. Namun, pejabat Fed memperkirakan tren tersebut tidak akan cukup kuat untuk menurunkan suku bunga.
Pejabat Federal Reserve menyoroti dalam perkiraan ekonomi baru bahwa mereka memperkirakan inflasi AS akan meningkat lagi pada akhir tahun ini.
Pada awal Desember 2024, The Fed memperkirakan akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun 2024. Namun, inflasi yang stagnan kini mendorong pemotongan tersebut ke tingkat yang lebih rendah.
Pasar mengakhiri hari-hari yang beragam meskipun ada berita inflasi CPI yang lebih baik dari perkiraan setelah puncak S&P dan Nasdaq.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan data Indeks Harga Konsumen AS pada Rabu, 11 Juni 2024 menunjukkan inflasi turun menjadi 3,3% bulan lalu dari 3,4% pada bulan April, sebuah berita yang menggembirakan.
Namun, Powell tidak menunjukkan rasa geli sepenuhnya. Pejabat Fed juga enggan mengungkapkan apakah data inflasi AS yang baru akan mendorong penurunan suku bunga.
“Tentu saja pembacaan inflasi yang lebih baik akan membantu dalam hal ini,” katanya pada konferensi pers setelah pertemuan Rabu sore.
Namun, ia mengingatkan bahwa data inflasi AS hanyalah sebagian dari teka-teki dan keputusan untuk menurunkan suku bunga akan didasarkan pada data ekonomi agregat.
Sebelumnya Federal Reserve, atau Fed, sering kali Federal Reserve (AS), didirikan pada tanggal 23 Desember 1913. Saat itu, Presiden AS Woodrow Wilson menandatangani federasi tersebut. Sebagai aturan.
Federal Reserve didirikan sebagai langkah penyelesaian krisis keuangan di Amerika Serikat guna mengendalikan sistem moneter dan menenangkan sistem keuangan.
The Fed menerapkan sistem konsultasi di Washington, D.C., dan 12 Bank Federal Reserve regional yang berlokasi di kota-kota besar AS. Selain itu adalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
FOMC memiliki sejumlah anggota dewan dan presiden Federal Reserve Bank yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan penting mengenai suku bunga dan kebijakan moneter lainnya. FOMC sangat berpengaruh dalam menentukan arah kebijakan di Amerika Serikat, seperti dikutip dari laman BMoney.
Didirikan pada tahun 1913, The Fed bertanggung jawab untuk mengawasi sistem perbankan negara dan menjaga stabilitas perekonomian AS. Hal ini memainkan peran penting dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran.
Peran utama Federal Reserve adalah mengendalikan dan memantau kebijakan moneter negara. Salah satu alat kebijakan moneter yang paling populer adalah tingkat suku bunga.
Bank sentral dapat menaikkan atau menurunkan suku bunga untuk mengendalikan aliran uang di pasar. Ketika perekonomian tumbuh terlalu cepat dan inflasi meningkat, bank sentral dapat menaikkan suku bunga untuk mendorong tabungan dan mengurangi konsumsi. Sebaliknya, ketika perekonomian melambat dan pengangguran meningkat, bank sentral dapat menurunkan suku bunga untuk mendorong investasi dan konsumsi.
Selain mengendalikan suku bunga, bank sentral juga bertanggung jawab menjaga stabilitas sistem perbankan. Badan tersebut memastikan bahwa bank-bank AS beroperasi dengan aman dan memenuhi persyaratan keuangan yang ditetapkan. The Fed juga berperan dalam mengawasi aktivitas perbankan dan mengatur kebijakan permodalan dan likuiditas.
The Fed juga berfungsi sebagai bank bagi pemerintah AS. Lembaga ini mengeluarkan dan mengelola arus kas dalam negeri. Bank sentral juga bertindak sebagai penjual dan pembeli obligasi pemerintah, mempengaruhi suku bunga dan jumlah uang yang beredar di pasar bank sentral, dipimpin oleh dewan beranggotakan tujuh orang dengan masa jabatan 14 tahun.
Keberadaan Federal Reserve sangat penting dalam menjaga stabilitas perekonomian Amerika Serikat. Kebijakan moneter yang diterapkan lembaga ini berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan pengangguran.
Selain itu, The Fed berperan dalam mengawasi sistem perbankan untuk mencegah krisis keuangan yang dapat mengganggu perekonomian negara.
Namun keberadaan Federal Reserve juga menuai kontroversi. Beberapa kritikus berpendapat bahwa lembaga-lembaga ini terlalu kuat dan dapat mempengaruhi pasar secara tidak adil. Selain itu, kebijakan moneter The Fed juga dapat menimbulkan dampak negatif, seperti penggelembungan aset atau ketidakseimbangan ekonomi.
Namun, The Fed terus memainkan peran penting dalam menstabilkan perekonomian AS. Peran dan tanggung jawab lembaga ini dalam mengelola kebijakan moneter, menjaga stabilitas sistem perbankan dan sebagai bank bagi pemerintah sangat penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.