sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Minivan listrik baru BYD mulai diungkap tanpa kamuflase sedikit pun. Model ramah lingkungan asal Tiongkok ini akan diberi label M6 dan sebagian besar didasarkan pada model Song Max DM-i 2019.
Menurut Carnewschina, dari segi desain eksterior, BYD M6 Electric mempertahankan banyak elemen gaya standar Song Max, termasuk gril depan dan pengaturan lampu depan. Selain itu, logo BYD berwarna krom menghubungkan kedua unit lampu depan.
Sedangkan dari samping mengusung garis pinggang dinamis model masa kini. Sementara buritannya tetap tidak berubah, dengan lampu belakang berukuran besar diapit trim krom.
Berdasarkan dimensi Song Max, M6 elektrik diperkirakan memiliki panjang 4.710 mm, lebar 1.810 mm, dan tinggi 1.880 mm dengan wheelbase 2/785 mm.
Spesifikasi teknis detailnya belum diungkap, dan Song Max saat ini hanya menggunakan setup hybrid plug-in, dengan mesin 1,5 liter natural aspirated yang menghasilkan tenaga 81 kW dan torsi 135 Nm, serta motor listrik bertenaga 132 kW. terhubung dengan tenaga dan 316 Nm.
BYD Song Max hadir dengan pilihan baterai 8,3 kWh dan 18,3 kWh yang menawarkan jangkauan listrik masing-masing 51 dan 105 km (CLTC).
Namun mengingat M6 baru sepenuhnya bertenaga listrik, perbandingan yang lebih baik mungkin adalah e6 generasi kedua, yang juga didasarkan pada Song Max dan dilengkapi dengan baterai blade 71,7 kWh saat diekspor dan memiliki jangkauan 522 km (WLTP). .
Ke depan, diperkirakan pabrikan Tiongkok akan menguasai sepertiga pasar kendaraan listrik global pada tahun 2030. Hal ini disebabkan oleh perang harga dan inovasi yang agresif.
Hal ini berdasarkan penelitian dari International Institute of Management and Development (IMD) dan menurut Howard Yu, direktur IMD Center for Future Readiness.
Seperti diketahui, banyak pabrikan mobil China yang menjual kendaraan listriknya dengan harga terjangkau.
Langkah ini memberi mereka keunggulan kompetitif dan menimbulkan ancaman serius bagi produsen mobil di Eropa dan negara lain.
Dominasi Tiongkok di sektor industri kendaraan listrik semakin agresif dengan harga yang lebih murah. Baru-baru ini, Presiden AS Joe Biden mengumumkan kenaikan tarif pajak sebesar 100 persen.
Aturan tersebut diterapkan untuk melindungi produsen mobil listrik AS dari gempuran kendaraan listrik impor asal Negeri Tirai Bambu.