Dianggap Terlalu Gemuk, Ayah Nekat Paksa Anaknya Lari di Treadmill dengan Kecepatan Tinggi hingga Meninggal

0 0
Read Time:2 Minute, 38 Second

sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Video seorang ayah yang memaksa anaknya berlari di atas treadmill menjadi viral di media sosial. Namun, pemandangan ini justru terasa lebih menyiksa dibandingkan menyehatkan.

Dalam video tersebut, Corey Micciolot yang berusia 6 tahun dipaksa oleh ayahnya, Christopher J Gregor yang berusia 31 tahun, untuk berlari cepat di atas treadmill. Gregor terus menyemangati Corey untuk terus berlari, tanpa menyadari bahwa anak ini kewalahan.

Treadmill ini digunakan dengan kecepatan tinggi sehingga Corey sering terjatuh, terkadang dengan dada menempel di lantai. Meski begitu, ia tetap berusaha menuruti instruksi ayahnya dan kembali ke treadmill, meski kerap terjatuh.

Sayangnya, kejadian tersebut menyebabkan Corey mengalami luka parah di sekujur tubuhnya dan meninggal pada 2 April 2021, kurang lebih 12 hari setelah kejadian.

Kematian Corey menyebabkan Gregor dituduh melakukan pembunuhan terhadap putranya sendiri setelah rekaman CCTV dari gym Barnegat (New Jersey, AS) dirilis dan beredar di media sosial.

Rekaman tersebut menunjukkan Gregor meningkatkan kecepatan treadmill hingga Corey tidak dapat menahannya dan terjatuh.

“Ketika Anda melihat videonya, Anda ngeri,” kata pengacara Gregor, Mario Gallucci, dalam persidangan, seperti dilansir Mirror pada Jumat, 3 Mei 2024.

Mario menjelaskan, Corey kerap terjatuh ke belakang dan terluka, namun Gregor terus memaksa putranya untuk kembali ke treadmill tanpa melambat.

Ini terjadi lebih dari empat kali sebelum akhirnya Gregor memperlambat perangkatnya. Salah satu klip video yang sangat meresahkan bahkan memperlihatkan sang ayah menggigit kepala putranya.

Ibu Corey, Breanna Micciolo, yang terlibat perselisihan hak asuh dengan Gregor, menemukan memar parah di tubuh putranya dan dilaporkan ke Departemen Perlindungan Anak dan Permanen New Jersey.

Dia mengungkapkan kekhawatirannya bahwa putranya mungkin akan meninggal. “Dia mengalami memar di dahinya,” katanya di pengadilan.

Lebih lanjut dia berkata: “Bentuknya sangat aneh. Ada satu di dadanya, sepertinya tergores.”

Breana mengatakan dia membawa Corey ke dokter, tapi tidak ada hasil tes yang perlu dikhawatirkan.

Namun, saat pemeriksaan, bocah tersebut mengatakan kepada dokter bahwa ayahnya menyuruhnya berlari di atas treadmill karena terlalu gemuk.

Pada tanggal 2 April 2021, Corey terbangun dengan ucapan yang tidak jelas dan mual. Ayahnya membawanya ke rumah sakit, di mana dia meninggal.

“Terdakwa membawa jenazah Corey yang lemas ke Southern Ocean Medical Center,” kata jaksa.

“Dia melaporkan bahwa Corey mengantuk dan muntah. Corey segera dirawat dan dibawa ke ruang UGD 6.”

Otopsi yang dilakukan keesokan harinya menemukan luka parah di tubuh anak laki-laki tersebut.

Pemeriksa Medis Kabupaten Samudra Dr Dante Ragusa mengungkapkan saat otopsi, penyebab kematian anak tersebut adalah trauma benda tumpul, memar pada jantung dan hati, peradangan akut, dan sepsis.

Namun, temuan tersebut pada akhirnya tidak meyakinkan.

Pengacara Gregor, Mario Gallucci, mengatakan kepada pengadilan bahwa pemeriksa medis dan negara tidak sepakat mengenai penyebab kematian anak tersebut.

Pakar pertahanan mengatakan mereka akan bersaksi bahwa Corey meninggal karena sepsis yang disebabkan oleh pneumonia.

Gallucci mengatakan kepada juri bahwa Breanna Micciolo membawa putranya dari Community Medical Center tanpa mengikuti nasihat medis ketika dia diberitahu bahwa putranya mungkin menderita septikemia.

Namun, petugas koroner, Dr. Thomas Andrew, meninjau kembali kasus tersebut pada bulan September dan memutuskan kematian tersebut sebagai pembunuhan, menambahkan jumlah pelecehan anak yang sangat besar ke dalam putusan tersebut. Inilah penyebab ditangkapnya Gregor.

Dokter Andrew dikabarkan menemukan luka di jantung anak tersebut, selain luka di dada dan perut, paru-paru kiri dan jantung juga hancur.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
100 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %