Aroma Mobil Baru Disebut Bisa Jadi Pemicu Kanker

0 0
Read Time:2 Minute, 28 Second

sarkarinaukrirojgar.com, JAKARTA — Mobil baru seringkali mengeluarkan aroma khas yang dikaitkan dengan aroma kemewahan, kesenangan, bahkan kebahagiaan. Namun sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa bau mobil baru mungkin berdampak buruk bagi kesehatan Anda.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di PNAS Nexus menunjukkan bahwa bau mobil baru berasal dari senyawa organik yang mudah menguap (VOC). Peneliti dari Institut Teknologi Beijing dan Harvard T.H. Chan School of Public Health mempelajari emisi VOC dari mobil baru selama musim panas.

Penelitian mereka memberikan gambaran buruk tentang kualitas udara dan menggarisbawahi perlunya pemantauan dan pengendalian bahan kimia karsinogenik yang lebih baik. VOC adalah sekelompok bahan kimia yang mudah berubah menjadi uap atau gas di udara.

Di dalam mobil, VOC dikeluarkan dari berbagai bahan seperti plastik, serat karet, kulit, dan lem. Meskipun beberapa VOC tidak berbahaya, ada banyak jenis VOC yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan mulai dari sakit kepala dan gangguan mata hingga penyakit serius seperti penyakit paru-paru. Formaldehida, yang dikenal sebagai karsinogen, adalah jenis VOC yang paling umum ditemukan di rumah mobil baru, demikian temuan studi tersebut.

Yang mengkhawatirkan, lebih dari sepertiga kendaraan yang diuji melebihi standar kualitas udara di Tiongkok. Bahan kimia lain yang menjadi perhatian juga ditemukan termasuk asetaldehida dan heksaldehida, keduanya terdapat pada tingkat yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Namun, ini bukan hanya soal udara, tapi juga dampak asapnya. Bertentangan dengan anggapan umum, penelitian ini menemukan bahwa suhu di dalam mobil, bukan suhu udara, merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi emisi VOC. Penelitian ini sangat penting terutama untuk mobil baru di cuaca panas, yang menjelaskan mengapa bau mobil baru bisa lebih menyengat di siang hari.

Untuk mengatasi kesulitan dalam memprediksi dan memantau emisi tersebut, tim peneliti mengembangkan model pembelajaran mendalam yang baru. Model berbasis AI yang disebut LSTM-A-E ini menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam memperkirakan konsentrasi VOC di mobil.

“Alat seperti itu mungkin penting bagi produsen mobil dan otoritas kesehatan masyarakat untuk menilai dan mengurangi risiko yang terkait dengan polusi udara dalam ruangan,” kata para peneliti, seperti dilansir dalam penelitian tersebut Rabu (24/7/2024).

Implikasi penelitian ini tidak terbatas pada mobil baru. Ketika kita menghabiskan lebih banyak waktu di dalam kendaraan—rata-rata 5,5 persen dari hidup seseorang—pemahaman dan pengelolaan kualitas udara di dalam kendaraan menjadi semakin penting.

“Penelitian ini tidak hanya mengungkap masalah kesehatan yang tersembunyi, namun juga membuka jalan bagi solusi transportasi dan kesehatan yang lebih baik,” kata para peneliti.

Sekadar informasi, para peneliti melakukan penelitiannya selama tujuh hari di musim panas, mengukur berbagai faktor lingkungan pada kendaraan listrik baru. Dengan bantuan peralatan khusus, suhu tubuh, kelembaban dan pertukaran udara dipantau. Untuk mengukur kadar senyawa organik yang mudah menguap, mereka menggunakan teknik yang disebut kromatografi gas/spektrometri massa, yang memisahkan dan mengidentifikasi bahan kimia tertentu di udara.

Tim kemudian mengumpulkan sampel udara dari zona pernapasan pengemudi setiap 80 menit, memberikan gambaran rinci tentang bagaimana konsentrasi VOC berubah sepanjang hari dalam kondisi berbeda. Hasilnya, para peneliti mampu mengidentifikasi 12 VOC yang biasa ditemukan di mobil, dengan formaldehida sebagai jenis yang paling umum.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %