McDonald’s Tutup Pemesanan AI: Pesanan Berantakan, Konsumen Kesal

0 0
Read Time:1 Minute, 13 Second

JAKARTA – Penerapan kecerdasan buatan/AI ternyata tidak selalu berhasil. Meski banyak perusahaan yang memiliki FOMO (Fear of Missing Out), mereka merasa berkewajiban untuk mengikuti tren teknologi terkini. Ini terjadi di McDonald’s.

McDonald’s baru-baru ini menghapus teknologi Pengambil Pesanan Otomatis di lebih dari 100 restoran AS.

Sebelumnya, rantai makanan cepat saji ini bermitra dengan IBM pada tahun 2021 untuk mengembangkan dan mengimplementasikan perangkat lunak AI.

Sayangnya, video yang menunjukkan kelemahan teknis pada drive-thru McDonald’s menjadi viral pada tahun 2023.

Ada kekhawatiran bahwa munculnya kecerdasan buatan yang menciptakan lapangan kerja dapat menghancurkan lapangan kerja di berbagai industri, termasuk restoran. Teknologinya sepertinya belum ada.

Juru bicara McDonald’s mengonfirmasi keputusan tersebut kepada Business Insider. Klien McDonald’s diperkenalkan dengan teknologi ini pada tahun 2021 ketika perusahaan tersebut menjalin kemitraan global dengan IBM.

Sebagai bagian dari kemitraan, IBM mengakuisisi McD Tech Labs, sebuah divisi yang dibuat oleh McDonald’s setelah mengambil kendali AI ucapan Apprente pada tahun 2019.

Kedua perusahaan mengembangkan dan menggunakan teknologi tersebut selama masa percobaan untuk “menentukan bagaimana solusi pemesanan suara otomatis dapat menyederhanakan proses bagi karyawan dan menciptakan pengalaman yang lebih cepat dan lebih baik bagi pelanggan.”

CEO McDonald’s Chris Kempczinski mengatakan kepada CNBC pada bulan Juni 2021 bahwa teknologi pengenalan suara 85% akurat, tetapi karyawan manusia harus membantu satu dari lima pesanan.

Video pelanggan yang berkendara yang mengalami kesulitan dalam menggunakan pengambil pesanan otomatis pertama kali mendapat perhatian di TikTok tahun lalu. Beberapa pelanggan mengatakan teknologi ini mengganggu pesanan mereka, menyebabkan kebingungan dan frustrasi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Perusahaan Teknologi dengan Valuasi USD3 Triliun Beri Edukasi AI di Universitas Medan

0 0
Read Time:1 Minute, 46 Second

MEDAN – NVIDIA, perusahaan teknologi terbesar di dunia senilai US$3 triliun (Rp 48.700 triliun), menggandeng Medan Computers menggelar serangkaian seminar di tiga universitas di Medan, Sumatera Utara. Di antaranya Universitas Prima Indonesia (UNPRI), Institut Bisnis IT dan B, dan Universitas Pelita Harapan (UPH) Medan.

Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 1200 mahasiswa dan dosen ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital dan kemampuan AI di dunia akademis.

Meningkatkan Produktivitas di Era Digital dengan AI Adrian Lesmono, National Consumer Business Manager Indonesia, NVIDIA, menekankan pentingnya pengetahuan dan keterampilan AI bagi siswa dan staf pengajar di era digital. “Penggunaan AI kini semakin populer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Siswa dan tenaga pengajar membutuhkan pengetahuan yang memadai tentang kecerdasan buatan untuk menangani produktivitas di era digital,” ujarnya.

Kolaborasi industri dan pendidikan

Wakil Rektor III UNPRI mengatakan, Rizal mengapresiasi kerja sama tersebut sebagai wujud proyek kerjasama antara universitas dengan Dunia Usaha dan Industri (DUDI) yang diusung Kementerian Pendidikan.

“Penting bagi mahasiswa dan dosen untuk berkolaborasi dengan pihak industri agar dunia akademis kita bisa mengikuti inovasi teknologi,” jelasnya.

Teknologi AI untuk Pembelajaran dan Kreativitas Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UNPRI Bhakti Alamsia melihat teknologi AI sebagai alat untuk menumbuhkan inovasi dalam kegiatan belajar mengajar. “Teknologi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita, sehingga mahasiswa dan dosen di UNPRI harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup di bidang teknologi,” ujarnya.

Sementara itu, Anjas Maradita, pembuat konten dan konsultan AI untuk bisnis, juga berbagi pengalamannya menggunakan AI dalam pekerjaannya sehari-hari. “Saya menggunakan AI untuk pekerjaan sehari-hari saya sebagai pembuat konten. AI membantu saya menyelesaikan tugas-tugas rutin yang sebelumnya membutuhkan proses panjang dan penyelesaiannya memakan waktu lama,” ujarnya.

Teknologi NVIDIA RTX: Akselerator Kreatif Anjas juga menyoroti keunggulan teknologi NVIDIA RTX yang mempercepat penerapan AI dalam mendukung kreativitas dan inovasi para pembuat konten. “Teknologi NVIDIA RTX mempercepat penerapan AI yang benar-benar berguna dalam mendukung kreativitas dan inovasi pembuat konten. Misalnya, pembuat konten kini dapat menggunakan aplikasi AI untuk menyesuaikan grafis dengan pengetahuan dan kebutuhannya,” ujarnya. untuk menjelaskan

Selain itu, teknologi NVIDIA RTX juga dapat meningkatkan kualitas konferensi video melalui NVIDIA Broadcast dan menghilangkan gangguan audio melalui aplikasi NVIDIARTXVoice.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Sebanyak 40 Persen Pekerjaan di Seluruh Dunia akan Terdampak AI

0 0
Read Time:33 Second

REPUBLIKA.CO.

“Di tahun-tahun mendatang, rata-rata 40% pekerjaan di seluruh dunia akan terkena dampak AI,” kata Georgieva di Center for Global Development di Washington, D.C. pada Rabu (10/4/2024).

Laporan tersebut mengutip Sputnik yang mengatakan bahwa 60% pekerjaan di negara-negara maju terkena dampak AI, dibandingkan dengan hanya 26% di negara-negara berpenghasilan rendah. Georgieva menjelaskan perbedaan tersebut karena negara-negara berpendapatan rendah mempunyai kesempatan kerja yang lebih sedikit.

“Risiko meningkatnya kesenjangan antar negara sangat nyata,” ujarnya.

Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) menyoroti bahwa dampak kecerdasan buatan terhadap pasar tenaga kerja akan signifikan.

“Ini akan memungkinkan beberapa lapangan kerja tumbuh, namun banyak di antaranya akan hilang,” katanya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %