Orang dengan Riwayat Kolesterol dan Hipertensi Mesti Batasi Kuah Opor Ayam

0 0
Read Time:1 Minute, 32 Second

sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta Opor ayam merupakan sajian populer yang sering ditemui di meja makan saat Idul Fitri. Namun bagi mereka yang memiliki riwayat darah tinggi dan kolesterol, disarankan untuk membatasi konsumsi daging ayam atau kuah daging yang terkenal enak dan beraroma.

“Bagi orang dewasa, terutama yang memiliki riwayat kolesterol dan hipertensi, perlu hati-hati dengan sambalnya. Karena selain mengandung santan, sup juga memiliki kandungan garam yang tinggi,” kata ahli gizi Kesehatan Masyarakat Kramat Jati Jakarta. Center, Yola Dwi Jayanti, S.Gz dalam diskusi online.

Selain opor ayam, rendang juga biasanya menjadi favorit saat lebaran. Sajian daging sapi yang satu ini terkenal lezat dan mampu membuat lidah bergetar saat disantap.

Ternyata 100 gram rendang mengandung 6,48 gram lemak jenuh. Sebab, bahan utama Rendang adalah daging dan santan. Jadi, cara memasak rendang daging biasanya juga dibiarkan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu,rendang juga menjadi salah satu lauk pauk yang perlu diwaspadai saat lebaran.

“Semakin lama dipanaskan maka akan semakin jenuh. Rantainya akan lebih panjang. Makanya lemak bisa jadi besar, jelas ahli gizi Vina Irhamma, A.Md.Gz di kesempatan yang sama.

Untuk tetap menikmati santapan lebaran dengan aman dan sehat, masyarakat perlu terus memasukkan sayur-sayuran dan memperhatikan kalori.

Misalnya satu porsi ketupat 50 gram mengandung 80 gram kalori, 100 gram nangka mengandung 66 kalori, dan sepotong daging ayam mengandung 80 kalori, sehingga total satu porsi hidangan ini memiliki sekitar 240 kalori.

“Jangan khawatir, masih 240 kalori. Kita biasanya makan 400 hingga 500 kalori setiap kali makan. Jadi masih aman,” kata Yola.

Biasanya saat lebaran, makanan yang dikonsumsi akan sama. Pagi, siang dan malam makan opor ayam dan rendang serta makanan lain yang berbahan dasar santan.

Terkait hal ini, Yola mengingatkan agar makanan yang kita makan juga harus bervariasi sepanjang hari. Pasalnya, mengonsumsi hidangan lebaran secara terus-menerus juga dapat menimbulkan risiko buruk bagi kesehatan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Sering Pakai Obat Kumur? Cek Bahan Antiseptiknya, Klorheksidin Bisa Bikin Tensi Naik

0 0
Read Time:1 Minute, 46 Second

sarkarinaukrirojgar.com, JAKARTA – Sebagian masyarakat sudah terbiasa menggunakan obat kumur dalam perawatan gigi sehari-hari. Obat kumur seringkali digunakan untuk menyegarkan nafas dan mencegah kerusakan gigi.

Terlepas dari manfaatnya, bukti baru menunjukkan bahwa obat kumur menimbulkan bahaya yang signifikan. Penelitian telah menunjukkan bahwa obat kumur antiseptik dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit lainnya, namun sifat antibakterinya diyakini sebagai penyebabnya.

Penggunaan antibiotik diketahui mengganggu mikrobioma usus, yaitu kelompok mikroba termasuk bakteri yang berperan penting dalam sistem pencernaan dan kekebalan tubuh dengan cara menghancurkan bakteri baik dan jahat. Kini fokusnya adalah pada mikrobioma di mulut, yaitu beragam komunitas mikroba di dalam mulut.

Para ilmuwan menunjukkan bagaimana penggunaan obat kumur dapat menghancurkan beberapa bakteri baik yang membantu melindungi tubuh terhadap penyakit seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

 

“Mulut kita penuh dengan ratusan spesies bakteri dan meskipun beberapa di antaranya menyebabkan plak dan pembusukan, yang lain sebenarnya sangat baik untuk kesehatan kita dan bertanggung jawab atas proses yang cukup kompleks di dalam tubuh,” kata profesor pendidikan dan penelitian kedokteran gigi tersebut. . Universitas Plymouth Dr Zoe Brookes.

Misalnya, lidah mengandung bakteri yang mengubah nitrat dari makanan menjadi nitrit, yang kemudian diubah menjadi oksida nitrat di usus (oksida nitrat secara efektif memberi tahu pembuluh darah untuk rileks) dan menjaga tekanan darah tetap baik dan rendah.

“Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat kumur, terutama produk yang mengandung disinfektan klorheksidin, dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, terutama pada orang yang sudah memiliki tekanan darah tinggi,” kata Dr Brookes, yang memimpin penelitian pada tahun 2020. efek. obat kumur untuk mikroba di mulut.

Sebuah studi tahun 2019 di Universitas Puerto Rico menemukan bahwa orang yang menggunakan obat kumur dua kali sehari atau lebih memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi dibandingkan dengan orang yang lebih jarang menggunakannya.

Kemudian studi tahun 2017 yang dilakukan oleh kelompok penelitian yang sama di Puerto Rico menemukan bahwa orang yang kelebihan berat badan dan menggunakan obat kumur yang dijual bebas setidaknya dua kali sehari memiliki risiko 50 persen lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 selama periode tersebut. . tiga tahun. Hal ini dibandingkan dengan orang yang kelebihan berat badan dan tidak menggunakan obat kumur.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %