Mengintip Lontaran Awan Plasma Matahari yang Hasilkan Aurora Spektakuler

0 0
Read Time:1 Minute, 33 Second

sarkarinaukrirojgar.com, JAKARTA – Biasanya, medan magnet panas Matahari mengeluarkan awan plasma besar ke luar angkasa. Ini disebut lontaran massa koronal (CME). 

Seperti dilansir Space, Rabu (3/4/2024), jika salah satu CME menghantam Bumi, misalnya, maka akan terjadi aurora yang indah dan efek serupa pada proyek kelistrikan dan satelit. 

Kini, Parker Solar Probe milik NASA telah mengintip ke dalam CME untuk pertama kalinya saat ia meluncur menjauhi Matahari. Wide-Field Imager untuk Parker Solar Probe (WISPR), sebuah instrumen pendeteksi cahaya, menangkap pusaran turbulen di CME. 

Pusaran inilah yang oleh fisikawan disebut sebagai ketidakstabilan Kelvin Helmholtz (KHI). Para fisikawan percaya bahwa fenomena KHI terjadi ketika suatu bagian suatu fluida berinteraksi dengan fluida lain. Di Bumi, KHI terjadi di awan ketika kecepatan angin di satu sisi awan berbeda dengan kecepatan angin di sisi lainnya. 

Fisikawan surya menyimpulkan bahwa KHI ada di CME karena darah di CME bergerak melawan latar belakang angin matahari. Namun mereka tidak memiliki cukup alat untuk menganalisis apa yang terjadi. 

Fisikawan surya Evangelos Pouris dari Universitas George Mason, Amerika Serikat (AS), mengatakan, “Tekanan yang membentuk KHI berperan penting dalam mengendalikan perubahan CME yang mengalir dari angin matahari di sekitarnya,” oleh karena itu, memahami turbulensi. Penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang evolusi dan dinamika CME. 

Parker Solar Probe diluncurkan pada 12 Agustus 2018. Sejak itu, orbit elips wahana ini memungkinkannya memasuki lebih banyak korona matahari dibandingkan sebelumnya. Yang penting, ini akan menjadi wahana pertama yang menembus bagian luar Matahari, hanya 11,5 jari-jari matahari dari permukaan Matahari. 

Sejauh ini Parker Solar Probe belum mencapai tujuan akhirnya. Pesawat luar angkasa tersebut telah berulang kali terbang melewati Venus untuk mempercepat gravitasi bumi dan mempercepat orbitnya mengelilingi Matahari. 

Pada bulan November tahun ini, wahana tersebut akan terbang melewati Venus untuk ketujuh kalinya, memperketat orbitnya mengelilingi Matahari, sehingga memungkinkannya melintas dalam radius 9,5 jari-jari matahari dari Matahari pada tahun 2025. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
100 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %