slot jepang
0 0
Read Time:2 Minute, 36 Second

sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta Red Zone, serial terbaru yang tayang perdana di Video pada 8 November 2024. Serial ini menawarkan cerita bergenre horor dan thriller dengan tema abadi yang menakutkan. Seperti We’re All Dead, Busan Train, World War Z, dan The Walking Dead, Red Zone akan menampilkan aksi para karakter yang berjuang untuk bertahan hidup setelah umat manusia berubah akibat pandemi. 

Bedanya di seri ini, yang namanya zombie adalah versi lokal yaitu mayat hidup yang disutradarai oleh Sidharta Tata dan Fajar Martha Santosa yang sebelumnya menjadi juara Betting The Series 2. 

Red Zone juga didukung oleh banyak bintang Tanah Air, antara lain Aghniny Haque, Andri Mashadi, Lukman Sardi, Devano Danendra, Maria Theodore, Ruth Marini, dan Ratna Riantiarno. Dengan pemeran yang kuat dan cerita yang menegangkan, serial ini diharapkan menjadi tontonan yang didambakan para penggemar genre horor dan thriller.

Perpaduan unsur lokal dan legenda Indonesia menjadi inspirasi lahirnya nama Sidharta Tata dan Fajar Martha yang menjelaskan terbentuknya nama tersebut saat wawancara yang digelar di gedung SCTV pada 8 Oktober 2024.

Fajar menuturkan, awalnya ia dan kru kamera merasa penggunaan kata ‘mayit’ itu aneh dan lucu, namun saat penulisan dan pengembangan cerita, mereka mengatakan kata tersebut paling baik digunakan di zona merah. .

“Kita coba yang pronomina langsung zombie, kita coba pakai pronomina mayat bangkay, awalnya terkesan gila tapi lama-kelamaan jadi keren,” jelas Fajar.

Selain itu, Sidharta Tata juga menambahkan bahwa alasan utama pemilihan referensi ini adalah untuk memberikan sudut pandang natural dan lokal karena spontanitas dan kebiasaan masyarakat Rimbalaya, kota fiksi yang dibangun seperti Yogyakarta untuk serial ini.

“Bicara Jawa Tengah, ngomong bahasa Jawa, nama tokohnya salah sebutkan,” kata Tata.

Bukan hanya sekedar melawan orang mati yang masih hidup, para karakter harus menghadapi keserakahan orang-orang berkuasa di Kota Rimbalaya. Siddhartha Tata mengatakan, kisah tersebut terinspirasi dari kisah nyata yang terjadi di Indonesia yang juga dipadukan dengan legenda urban Indonesia.

Jadi serial ini akan menghadirkan aksi, thriller, horor, dan politik yang akan menambah ketegangan saat penonton menyaksikan Red Zone. Tak hanya itu, humor yang mengocok perut juga hadir di setiap episodenya.

“Di serial ini kita bisa bermain dengan banyak hal, kita bisa memadukan game-game seru, seram, bahkan seram, lawakan. Artinya kalau nonton serial ini pasti sempurna,” kata Tata.

 

Fajar pun menceritakan beberapa tantangan yang dihadapi tim produksi selama syuting. Dengan lebih dari 100 figuran yang berperan sebagai warga kota dan mayat, tentu menghadirkan banyak kendala. Setiap adegan yang berulang atau perubahan adegan membutuhkan lebih banyak usaha dan waktu dari biasanya.

“Tantangannya besar. Tiap hari minimal satu kejadian kita garap dengan tambahan ratusan. Kalau meninggal, entah warganya, atau kedua-duanya, baru kita kejar,” kata Fajar.

 

Meski kesulitan dan tantangan yang ia hadapi, Aghniny yang akan berperan sebagai Maya mengungkapkan kebahagiaannya bisa bekerja sama dengan Fajar dan Tata di serial ini. Meski membutuhkan banyak tenaga untuk memerankan karakter ini, ia merasa pengambilan gambarnya sangat menyehatkan.

Setiap harinya syuting hanya berlangsung tepat waktu, pukul 18.00 WIB. Berbeda sekali dengan proyek-proyek yang pernah ia kerjakan sebelumnya.

“Ada 17 adegan seperti ini. Sebenarnya sudah selesai sebelum pukul 18.00. Itu banyak (adegan). “Dan menurut saya itu berjalan sangat baik, dan mungkin persiapannya sudah sempurna,” kata Aghniny.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %