Sesa Buka Toko Organik Pertama di Mal, Jajakan Camilan yang Diklaim Bebas Rasa Bersalah

0 0
Read Time:3 Minute, 46 Second

sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Setelah membuka supermarket organik pertama di kawasan SCBD, Sesa berekspansi ke mall untuk mempromosikan gaya hidup sehat melalui penggunaan produk organik. Grand Indonesia dipilih sebagai titik awal.

Saya ingin yang sehat selalu tersedia dimanapun orang berada, sehingga kesehatan bisa terwujud, karena kesehatan adalah awal dari keindahan dalam hidup setiap orang, kata Lucky Chan, bapak SESA, di tokonya di Jakarta, Kamis, 14 Maret. 2024.

Gerai pertama di mal ini merupakan versi mini dari supermarket yang telah dibuka sebelumnya dan mengusung konsep organik on-the-go. Ada lebih dari 2.000 produk organik yang dijual, termasuk makanan ringan dan minuman yang dibuat segar setiap hari. Mulai dari baking hingga cake, beragam desain cantik memanjakan mata pengunjung.

Ada juga pojok minuman yang siap segera setelah dipesan. Seluruh produk yang ditawarkan melalui proses ketat dari SESA Wellness Advisors untuk memastikan tingkat kesehatannya memenuhi kebutuhan setiap individu, kata Lucky.

“Makanannya masih banyak, tapi jajanan itu tidak berbahaya karena tidak ada bahan pengawet, tidak ada obat, semuanya alami. Ada juga susu nabati yang terbuat dari tumbuhan,” ujarnya.

Menurut Lucky, kesadaran masyarakat Indonesia untuk menggunakan produk organik masih dalam tahap awal. Namun, ia yakin program ini tidak akan bertahan lama karena semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya kesehatan.

“Masyarakat tidak mau makan, tapi bersalah. Makan, tapi makan,” ujarnya.

 

 

Salah satu permasalahan terbesar dalam penjualannya, lanjutnya, adalah harga produk organik yang lebih tinggi dibandingkan produk non-organik. Misalnya roti tawar sebungkus biasanya dijual Rp 14-16 ribu, namun roti organik bisa dijual sekitar 7-8 kali lipat. Tapi, jika lebih banyak orang yang menyukainya maka akan diperbaiki.

“Sama halnya dengan mobil listrik. Sekarang mahal, tapi lama kelamaan harganya akan turun,” ujarnya.

Di sisi lain, jumlah produsen produk organik di Indonesia tidak sebanyak di luar negeri. Hal ini tercermin dari komposisi produk yang dijual di toko tersebut, yaitu. sekitar 60-70 persen merupakan produk impor.

“Orang Indonesia lihat dari luarnya dulu. Setelah dilihat, baru diminum satu per satu. Ini tahap awal, tapi prosesnya begini,” jelasnya.

Sesa juga mulai memproduksi produk organik dengan label sendiri. Dari kopi hingga nasi, bentuknya berbeda-beda. Sebanyak 100 produk organik berbeda diproduksi. “Produk organik itu susah, jadi tidak ada yang buat. Susah, saya kasih ke orang lain. Tapi karena kita punya mimpi, kita wujudkan,” ujarnya.

 

Dalam rilis yang diperoleh tim gaya hidup sarkarinaukrirojgar.com, penelitian Statistik Pertanian Organik Indonesia (SPOI) tahun 2023 yang diterbitkan pada Januari 2024 tentang pola konsumsi pangan menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya membeli pangan segar seperti buah-buahan dan sayur-sayuran tetapi juga mengeksplorasi produk organik lainnya. , seperti makanan olahan, kosmetik, suplemen kesehatan, alat kesehatan, bahkan fashion. Makanan seperti kacang-kacangan (50 persen), teh dan kopi (50 persen), makanan ringan (49 persen), serta mie dan pasta organik (43 persen) merupakan produk organik yang kini banyak diminati.

Dengan datangnya bulan Ramadhan, kebiasaan berbelanja masyarakat pun ikut berubah. Berdasarkan survei yang dilakukan Trade Desk, 1 dari 3 konsumen Indonesia berbelanja lebih banyak selama Ramadhan dibandingkan bulan-bulan lainnya.

Makanan dan minuman (43 persen), fesyen dan aksesoris (27 persen), serta kecantikan dan perawatan pribadi (20 persen) termasuk di antara anggaran yang meningkat selama Ramadhan, menurut survei YouGov.

Chief Operating Officer SESA mengatakan, “Bertepatan dengan waktu Ramadhan, SESA Organic Store di Grand Indonesia Mall juga menawarkan Menu spesial Ramadan Organic Grab and Go Food and Drink yang menjadi pilihan sehat untuk berbuka puasa atau berbuka puasa. Bisa,” kata Chief Operating Officer SESA, Pitra Surira.

Beberapa waktu lalu, ketua tim Pusaka Rasa Nusantara, Melati Batubara mengatakan, di luar negeri, gaya makanan tahun 2024 yang digemari warga sekitar adalah makanan sehat atau organik.

“Kalau kita lihat di luar negeri trennya di luar negeri sehat, jadi mereka mencari makanan sehat, organik, slow food yang tidak diolah,” jelas Melati. Cara memasak dari bahan-bahan yang sehat dan organik sudah turun temurun dan dilakukan di Indonesia sejak dahulu kala, sehingga dengan mengikuti tren di negara lain berarti kembali ke masa dimana makanan masih lebih baik dan lebih sehat.

Menurut Melati, dulu makanan Indonesia dimasak menggunakan minyak kelapa dan sejenisnya tengkawang sebagai pengganti mentega. “Sudah saatnya kita kembali ke masa lalu yang indah, ternyata situasi internasional di Indonesia sudah berlangsung lama,” kata Melati.

Sementara itu, chef kondang Ragil Imam Wibowo mengatakan, banyak makanan yang akan travelling di tahun 2024 lahir karena anak muda menyiapkan makanan Indonesia dalam kopitiam masakan Melayu.

“Mereka akan mulai memperbanyak lagi membuat makanan Indonesia, itu hal yang lumrah, banyak anak muda yang ganti kopitim, nasi campur, mie dan bikin lagi,” jelas Chef Ragil saat Jakarta, Jumat, 26 Januari. Sampai jumpa di tahun 2024. Seperti dilansir Antara .

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
100 %
Surprise
Surprise
0 %