slot jepang
0 0
Read Time:1 Minute, 56 Second

sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – PT Bank Central Asia (BCA) tahun ini menargetkan mengembangkan 60 UMKM dan desa binaan yang bisa mengekspor melalui program UMKM Go Ekspor. Eropa dan Asia masih menjadi negara incaran produk asli Indonesia.

“Bahkan, kami masih memiliki 60 UMKM yang Go Ekspor seperti tahun lalu. Terdiri dari makanan dan minuman, fashion serta seni dan kerajinan, kata Freddie Iman, EVP Komersial dan UKM BCA, di BCA Expoversary 2024, ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Jumat (3/1/2024).

Menurutnya, jika bicara tiga jenis UMKM pertama yang termotivasi ekspor, terdiri dari makanan dan minuman, pengemasan, dan distribusi. Menurut Freddy, para pelaku MIME Indonesia sebenarnya bisa diajak belajar bagaimana memenuhi kebutuhan ekspor MIME Go, sehingga peluang membuka pasar luar negeri sangat besar.

Oleh karena itu, BCA tidak fokus pada daerah yang memiliki UMKM misalnya Bandung, Surabaya, dan Malang, namun membuka peluang di daerah lain yang juga memiliki potensi ekspor serupa.

Namun untuk melaksanakan pelatihan agar layak diekspor, diakui Freddie, pihaknya akan melakukan beberapa langkah perbaikan sejak awal. Sebagai dasar seperti layak dipasarkan atau tidak, diproduksi oleh badan lain atau tidak, rata-rata produksi, omzet, jumlah karyawan, sertifikat yang dimiliki, dan juga harus jelas sektor mana yang sibuk, atau Dikhawatirkan calon UMKM yang dilatih hanya reseller saja.

“Ada skor excelnya kalau benar, jadi bukan produk sembarangan. Jangan sampai ada yang asal-asalan, kita fokus pada keakuratan menghasilkan produk MIME yang tersedia di luar negeri,” ujarnya.

Salah satu UMKM binaan BCA yang bisa mengekspor adalah Wastraloka, perusahaan UMKM yang menjual berbagai peralatan rumah tangga dan oleh-oleh bermotif batik khas Indonesia, berhasil memasuki pasar Tiongkok.

“Prosesnya panjang kan?” “Setelah mengikuti panduan teori, kami mengikuti pameran ekspor untuk bertemu pembeli, akhirnya mereka sepakat untuk membeli produk kami dan memasarkannya di China,” kata pemilik Vastraloka, Annie Anjani.

Nilai transaksi awal ekspor ke China juga disebut sebesar Rp 110 juta untuk UMKM. Kemudian pada pertengahan Maret 2024, Wastraloka akan memboyongnya kembali ke Tiongkok.

Menurut Eni, agar berhasil memasuki pasar internasional, perlu dilakukan peningkatan kualitas produk, mempelajari kepentingan pasar di negara tujuan, dan menghasilkan produk yang sesuai dengan budaya atau kebiasaan pasar. Negara tujuan.

“Misalnya di China ada budaya Imlek. Kami memproduksi produk dengan corak Imlek, tapi ornamen Indonesia tetap ada.” Lalu misalnya kita juga ingin masuk ke pasar Timur Tengah, mereka suka teh di sana, maka kita akan membuat tea set dengan ciri khas Indonesia, ”ujarnya.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %