sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Kepala Otoritas Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara atau Kepala Otoritas IKN Bambang Susantono dan Wakil Ketua OIKN Dhony Rahajoe mengundurkan diri dari jabatannya. Pengunduran diri ini mendapat restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal tersebut disampaikan Menteri Negara dan Sekretaris Pratikno dalam jumpa pers, Senin (6/3/2024).
“Beberapa waktu lalu Pak Presiden menerima surat pengunduran diri dari Pak Dhony Rahajoe selaku Wakil Direktur Otoritas IKN,” kata Pratikno dalam konferensi pers di Istana Negara Jakarta yang dikutip di YouTube Sekretariat Presiden.
Kemudian beberapa waktu kemudian, Pak Presiden juga menerima surat yang meminta pengunduran diri Pak Bambang Susantono sebagai Kepala Badan IKN, tambahnya.
Pratikno mengatakan, Jokowi sudah menyetujui pengunduran dirinya. Hal itu tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) yang diterbitkan pada 3 Juni 2024.
“Pada hari ini telah diterbitkan Keputusan Presiden tentang pemberhentian dengan hormat Bapak Bambang Susantono selaku Kepala Badan IKN dan juga Bapak Dhony Rahajoe selaku Wakil Kepala Badan IKN disertai ucapan terima kasih atas pengabdiannya,” katanya.
Perlu diketahui, Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe dilantik Presiden Joko Widodo pada Maret 2022. Artinya, keduanya akan menjabat sekitar 2 tahun.
Diberitakan sebelumnya, Bambang Susantono resmi dilantik menjadi Kepala Badan Ibu Kota Negara (IKN) nusantara oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Kamis, 10 Maret 2022 di Istana Negara.
Selain itu, Presiden Jokowi juga melantik Dhony Rahajoe sebagai Wakil Direktur IKN Nusantara. Usai pelantikannya, Bambang Susantono melontarkan beberapa pernyataan.
Bambang mengatakan, dibutuhkan waktu hingga 20 tahun agar sebuah kota bisa hidup dan berjiwa.
“Membangun kota yang baik membutuhkan waktu 15 hingga 20 tahun, agar kota tersebut memiliki spirit atau jiwa kota. Kita membangun kota tidak hanya secara fisik, tetapi juga kohesi sosialnya,” kata Bambang di Istana Negara Jakarta. . , Kamis, 10 Maret 2022.
Ia pun mengaku bersedia membangun IKN Nusantara, dengan tetap memperhatikan kearifan lokal dengan unsur nusantara. Bambang mengatakan IKN harus inklusif, hijau dan mengusung konsep pembangunan berkelanjutan.
Sejalan dengan pengunduran diri tersebut, menarik untuk mengetahui profil Bambang Susantono yang mengundurkan diri sebagai Kepala Badan Otorita IKN.
Mengutip Saluran Berita sarkarinaukrirojgar.com, Bambang Susantono menjabat Wakil Menteri Perhubungan pada Kabinet Indonesia Bersatu II 2010-2014 sebelum diangkat menjadi Kepala Badan Otorita IKN. Ia dikenal ahli sebagai perencana infrastruktur dan transportasi.
Bambang juga pernah menjabat Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah pada 2007-2010.
Sebelumnya, ia menjabat Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) pada 2004-2010. Sedangkan laki-laki lulusan Fakultas Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) mengawali karir di Departemen Pekerjaan Umum.
Di dunia internasional, Bambang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden East Asian Transportation Studies Society (EASTS). Pria kelahiran 4 November 1963 ini masih menjadi anggota Dewan Pembina Southsouth North Foundation.
Bambang menjabat Wakil Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB) setelah mengundurkan diri sebagai Wakil Menteri Perhubungan. Pria yang melanjutkan studi di University of California, Berkeley, AS ini mendapatkan gelar master di bidang perencanaan kota dan wilayah. Kemudian, dua tahun kemudian, ia meraih gelar master di bidang teknik transportasi.
Pada tahun 2000, di universitas yang sama, ia berhasil memperoleh gelar doktor di bidang perencanaan infrastruktur. Berikut detailnya:
– 1982-1987 : Sarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung
– 1993-1996: Magister Perencanaan Kota dan Wilayah, Universitas California
– 1996-1998: Gelar master di bidang Teknik Transportasi University of California
– 1995-2000: PhD dalam perencanaan infrastruktur, University of California
Bambang juga telah menulis beberapa buku mengenai infrastruktur dan transportasi, salah satunya “Pengelolaan Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah” yang merupakan panduan untuk mencapai kemajuan dalam rangka pembangunan nasional.
Buku lain yang ditulis oleh pemenang penghargaan Satyalencana Karya Satya, Satyalencana Wira Karya dan Satyalencana Pembangunan antara lain berjudul “1001 Wajah Transportasi Kita”, “Perencanaan Tata Ruang dan Strategi Pembangunan Wilayah” dan “Meningkatkan Infrastruktur di Tengah Krisis”. .
Menyikapi kisruh sistem transportasi, Bambang Susantono mengusulkan pendekatan transportasi humanistik yang diawali dengan etika dalam bertransportasi. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk menjaga ketertiban transportasi guna menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna.
Mengenai pemikiran transportasi yang humanis, ia mengatakan selain partisipasi warga dalam proses perencanaan, sistem transportasi yang humanis harus memperhatikan empat hal: angkutan umum harus tiba tepat waktu sehingga pemerintah kota dapat mengandalkannya; itu harus nyaman dan cocok untuk dikendarai; Tarif angkutan umum harus terjangkau dan aman.