JAKARTA – Yayasan Pertamina menyelenggarakan kompetisi inovasi teknologi dan energi PFsains, sebagai upaya mereduksi hasil-hasil inovasi dari akademisi, praktisi, dan mahasiswa yang memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. Pada tahun 2024, terpilih 11 pemenang pada kategori Implementasi yang memperoleh total pendanaan sebesar Rs 2 miliar dan 5 pemenang pada kategori Ideation yang memperoleh total pendanaan sebesar Rs 70 juta. Selain pendanaan inovasi, mereka juga akan mendapatkan fasilitas pendampingan 1-on-1 dengan tenaga ahli untuk kematangan inovasi dan validasi pasar.
Agus Mashhood S. Asangari, Direktur Utama Pertamina Foundation, mengapresiasi antusiasme masyarakat terhadap program PFsains. Kompetisi ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak inovator yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri untuk pembangunan nasional.
“PFsains telah berhasil menjaring ratusan inovator mulai dari kalangan akademisi, praktisi hingga mahasiswa, hal ini menjadi bukti bahwa banyak inovator di negeri ini yang membutuhkan wadah untuk mempromosikan inovasinya serta dibutuhkan fasilitas untuk mendukung pembangunan negara itu” apa yang diberikan PFsains kepada para pemenang dapat membawa manfaat yang langgeng”, kata Agus, Kamis (19/9/2024).
Baca juga: Penemuan Baru Mirip Bendungan Ini Bisa Cegah Banjir Masuk ke Rumah Anda
Kompetisi yang dimulai pada 26 Maret di Institut Teknologi Kalimantan ini menarik 753 inovator. Mereka melalui berbagai tahapan seleksi, mulai dari pitching, wawancara mendalam, dan wawancara akhir. Peserta juga dibekali dengan berbagai keterampilan peningkatan kapasitas seperti membuat presentasi singkat yang menarik bagi investor, mengkomersialkan inovasi dan bagaimana membangun jaringan untuk pengembangan inovasi.
Kompetisi ini memiliki beberapa indikator penilaian, antara lain kaitannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), inovasi, keberlanjutan, metode kerja dan keamanan prototipe, serta usulan solusi atas permasalahan atau tantangan di masyarakat dan industri.
Perbedaan antara kategori ideasi dan implementasi terletak pada tingkat kematangan inovasi dan prototipe. Ide tersebut merupakan kategori penelitian dan sudah berbentuk laporan hasil, namun belum siap diimplementasikan dalam waktu dekat dengan tingkat kesiapan teknologi (TKT) 1-4. Sedangkan pelaksanaannya sudah siap dilaksanakan dan merupakan pilot project dengan TKT Level 5-9.
Salah satu pemenang pada kategori ide datang dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Mereka mengembangkan kajian untuk memanfaatkan limbah TKKS sebagai sumber bahan baku baterai ramah lingkungan. Teknologi tersebut dinamakan Palm Oil Waste Battery (POWER), dimana limbah TKKS yang memiliki kandungan karbon tinggi digunakan sebagai pengganti elektroda pada komponen bio-baterai. Ada pula dari Universitas Pancasila yang tengah menyiapkan kajian transformasi belatung BSF menjadi minyak maggot yang kemudian diolah menjadi sumber biodiesel.
Sementara dari kategori implementasi, dua inovasi yang menarik perhatian juri adalah inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Peserta BRIN mengembangkan mesin pirolisis FastPol G.5 untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar dan mengujinya di laboratorium serta diaplikasikan pada kendaraan.
Baca juga: Sandiaga Uno Hadiri Malam KTT AKI 2024, Momen 4 Tahun Adaptasi dan Inovasi
Sementara dari ITS, muncul inovasi pengembangan teknologi Mixed Matrix Membrane (MMM) dengan pengisian graphene untuk pemurnian Palm Oil Mill Effluent (POME) pada industri biogas sebagai solusi berkelanjutan terhadap limbah industri kelapa sawit.
Kompetisi PFsains sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan tujuan pemerintah untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih awal. Informasi lengkap pemenang Kompetisi Inovasi Teknologi dan Energi PFsains 2024 dapat dilihat di laman resmi pertaminafoundation.org dan melalui media sosial Pertamina Foundation.