ASEH – 2004 adalah salah satu bencana alam terbesar di Indonesia tsunami. Bencana dimulai dengan gempa besar dan kemudian memperkirakan bahwa gelombang tsunami mencapai sekitar 30 meter.
Dikatakan bahwa jumlah korban akan mencapai 230.000 orang dari peristiwa alam ini. Bencana ini telah mengalami tidak hanya negara yang terkena dampak paling serius di Indonesia, tetapi juga dari negara lain.
Berjarak sekitar 250 km dari pantai barat Tsunami ASIS. Dalam jarak gempa bumi 9: 1-9.3 SR di Samudra Hindia.
Getaran gempa bumi mengoperasikan gelombang laut setinggi 30 meter dan menghancurkan negara -negara di sekitar rasa sakit, Sumatra Utara dan Samudra Hindia.
Alasan utama tsunami adalah gempa bumi megtrust, yang terjadi di bawah laut dengan album tektonik Indo-Australia dan kedalaman sekitar 30 km di Eurasia.
Gerakan ini menyebabkan peningkatan besar dalam air laut, yang menghasilkan gelombang tsunami pada 800 km/jam.
Gelombang itu dilanda kekuatan yang mengerikan di pantai dan menghancurkan semua yang dia lakukan. Kota Banda Ai, ujung -ujungnya, di ujung -ujungnya, terbenam dalam beberapa menit.
Akibatnya, banyak desa pesisir menghilang dari peta, karena gelombang besar menghancurkan bangunan, jalan, dan infrastruktur lainnya. Sebagian besar wilayah pantai laut direndam dalam waktu kurang dari 5 menit setelah gempa bumi.
Gelombang kedua dan ketiga yang datang kemudian lebih serius. Tidak ada waktu untuk menemukan ruang yang cukup dan sebagian besar korban tinggal di daerah terdekat.
Melaporkan pada halaman BNPB, bencana di Indonesia, terutama di Heat, belum menjadi prioritas tertinggi sebelum bencana tsunami AH 2004.
Sistem peringatan awal yang ada sangat terbatas dan masyarakat setempat tidak memiliki pelatihan yang cukup tentang bagaimana menangani bencana alam, terutama tsunami.
Namun, setelah tsunami 2004, pemerintah Indonesia mulai membangun sistem perdukunan yang baik. Salah satu langkah pertama adalah membangun sistem peringatan tepat waktu di tsunami di Samudra Hindia, yang berkontribusi pada berbagai negara dan organisasi internasional.
Dengan perubahan ini, diharapkan bahwa peristiwa tragedi, seperti Aseh Tsunami tahun 2004, tidak akan diulangi dengan bagian korban dan kerusakan yang sama untuk masa depan.