JAKARTA – PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,5 triliun pada tahun 2023. Angka tersebut turun 38,8% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang mencapai Rp 1,72 triliun.
Alhasil, laba per saham inti AALI turun dari Rs 897,08 per saham menjadi Rs 548,61 per saham. Kinerja tersebut tak lepas dari pendapatan AALI yang mencapai Rp 20,74 triliun, turun 4,96% dibandingkan tahun lalu.
Hal ini disebabkan oleh penjualan minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya mencapai Rp19,2 triliun serta penjualan inti sawit dan turunannya mencapai Rp1,5 triliun.
Berdasarkan informasi yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (23 Februari 2024), penyerapan penjualan secara geografis mengalami penurunan di wilayah Sumatera dan Sulawesi, sedangkan wilayah Kalimantan masih mencatatkan pertumbuhan year-on-year.
Biaya dasar juga berkurang tergantung pada angka penjualan. Namun total biaya administrasi termasuk biaya transportasi mengalami peningkatan yang sebagian besar merupakan biaya transportasi.
AALI mampu menopang pendapatan lain-lain sebesar Rp 443,68 miliar dengan melakukan diversifikasi bisnis kelapa sawit sementara penjualan inti menurun. Dari sisi neraca, total aset perseroan turun 1,3% year-on-year menjadi Rp 28,84 triliun. Total liabilitas, atau utang, turun 10,3% dari tahun lalu menjadi 6,28 triliun rupiah, sementara ekuitas tetap datar di 1,4% menjadi 22,5 triliun rupiah.
Sisa kas pada akhir tahun 2023 akan berjumlah Rp 2,08 triliun, meningkat hampir Rp 500 miliar karena peningkatan arus kas operasional dan berkurangnya kebutuhan untuk membayar utang bank.