slot jepang
0 0
Read Time:3 Minute, 56 Second

sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Apakah kebaya bisa dimodifikasi? Ya, tapi apakah hal ini perlu didefinisikan ulang mengingat perubahan yang terjadi saat ini? Desainer Kebaya Lenny Agustin mengatakan tidak. Kebaya mempunyai standar dan inilah akar yang dilestarikan saat mendesain kebaya.

“Sejak tahun 1990-an, kebaya telah terdistorsi oleh kata ajaib ‘pajak modern’. Dengan demikian, semua perubahan yang sangat signifikan dalam struktur gaya kebaya sebelum era kemerdekaan terkodifikasi. Tandanya adalah meluasnya penggunaan bahan kasa, Terlampir hingga pakaiannya. Bahan renda Perancis yang ditempel di badan semakin dikembangkan. Hal ini dipahami oleh generasi muda sebagai ciri utama kebaya, tulisnya kepada tim gaya hidup sarkarinaukrirojgar.com, Jumat, 19 Juli 2024.

Padahal, bahan Kabaya bukanlah ciri utama. Ciri utamanya tetap pada struktur corak Kabaya, tegasnya.

Kekhawatirannya terhadap “penyimpangan kebaya modern” dan rendahnya pemahaman generasi muda terhadap gaya kebaya klasik mendorongnya untuk mendirikan komunitas bernama Funky Kebaya. Ini menjadi salah satu wadah untuk memperkenalkan kembali “Kebaya Roots”.

Meski menganut standar, bukan berarti menolak berkembang. Lenny mengatakan kabaya dapat berevolusi dari penggunaan bahan, detailing, memadupadankan, serta membuat perubahan halus pada panjang kabaya dan konstruksi lengan.

Karena kita ingin melestarikan keunikan bentuk kebaya agar bisa disebut kebaya, namun kebaya juga harus berjiwa modern seperti saat muncul di nusantara. Kebaya harus selalu ada kaitannya dengan nusantara. sekarang,” jelasnya.

Rahmi Hidayati, pendiri Perembuan Perpaja Indonesia, memiliki pemahaman serupa. Berakar pada gaya kebaya, ia menyulap bahan sifon biasa menjadi bahan kaos. Tujuannya agar nyaman untuk aktivitas sehari-hari, termasuk mendaki gunung dan kayak laut.

Mengutip makalah mahasiswa Universitas Gazzamada (UGM), Rahmi mengatakan kebaya memiliki sejarah panjang di nusantara dan kemunculannya diperkirakan terjadi pada abad 15-16, seiring masuknya Islam. Pakaian ini hadir untuk menutupi aurat wanita yang sebelumnya hanya mengenakan pakaian bertelanjang dada atau kemeja tanpa lengan.

Berdasarkan fungsinya untuk menutupi area sensitif, kebaya dibuat untuk menutupi lengan dan bahu. Kain yang digunakan dijahit dengan bukaan depan dan merupakan salah satu model kebaya standar. Gaya kebaya di bawah ini simetris.

Model kebaya standarnya juga melengkung namun tidak selalu ketat. Panjangnya bisa disesuaikan. Ada juga yang panjang, seperti kebaya tabu di Melayu atau kebaya pasiba di Sumatera Barat yang panjangnya sampai mata kaki. Namun ada juga yang lebih pendek seperti kebaya encim atau kebaya baru baru.

Rahmi dalam kesempatan lain mengatakan, “Kalau ada yang pakai baju pasti bilang itu kabaya, padahal tidak sesuai standar kabaya, itu salah, kabaya ada standarnya, ini sejarah… Kita perlu Beritahu semuanya.”

“Kalau kita ingin melestarikan budaya memakai kabaya, ini yang kita lestarikan.. Kalau masih ingin memakai yang seperti ini, tidak apa-apa. Tapi jangan bilang itu kabaya karena itu bukan kabaya.”

Hjalmar Fried, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), mengatakan perubahan tersebut merupakan pertanda positif sebagai bentuk pengembangan kebudayaan. Ini menunjukkan kemampuan kita untuk menerima masa lalu dan melangkah maju ke masa depan.

Meski demikian, ia mengatakan setiap warisan budaya memiliki akarnya masing-masing, tidak terkecuali Kabaya. Bukan berarti redefinisi kebaya, tapi harus seperti akarnya. Namun ruang-ruang pembangunan yang berkontribusi terhadap ketahanan budaya, identitas nasional, dan kesejahteraan masyarakat harus diupayakan.

“Seiring dengan pergerakan masyarakat menuju modernisasi, perubahan kekayaan budaya dan tradisi menjadi penting untuk menjaga budaya tersebut tetap relevan bagi generasi berikutnya, termasuk kabaya. Oleh karena itu, penting untuk beradaptasi dengan perkembangan desain kabaya saat ini dan memberikan ruang yang luas untuk berekspresi . Yang dilakukan Modifikasi “harus mempertahankan unsur budayanya”.

Apalagi kebaya sudah terbukti ketangguhannya. Hilmar menjelaskan, sepanjang sejarah, kebaya mengalami perkembangan seiring perkembangan zaman. Awalnya kebaya merupakan pakaian sehari-hari, kemudian menjadi lebih berwarna karena pengaruh renda dan brokat yang diperkenalkan di Eropa. Pada masa kemerdekaan, kabaya akhirnya menjadi simbol perjuangan dan nasionalisme.

Generasi penerus adalah kunci melestarikan kebaya. Oleh karena itu, hendaknya mereka didekatkan pada kabaya dengan membuka ruang berekspresi tanpa melupakan asal muasalnya. Bahkan, kebaya bisa didorong menjadi tren fashion yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan tidak hanya untuk acara-acara tertentu saja.

“Dengan memiliki kebaya yang lebih fleksibel, menjadikan kebaya dapat menjadi pilihan busana yang nyaman sekaligus sejalan dengan nilai-nilai budaya Indonesia, sehingga kehadirannya tetap relevan dan terus eksis dalam dinamika perkembangan saat ini,” kata Hilmar.

Sementara itu, Lenny mengatakan, “Kubaro Kebaya” menjadi model kebaya favorit di kalangan anak muda saat ini. Pasalnya, mudah dipadupadankan dan mudah dipindahkan.

Rahmi sebaliknya mendorong tersebarnya pola pakaian Indonesia yang berbeda-beda di kalangan anak muda, tidak hanya satu pola saja. Dengan cara ini, orang dapat belajar lebih banyak dan memiliki beragam pilihan gaya berdasarkan preferensi dan kebutuhan mereka. “Kalau bicara tentang pusaka, generasi muda yang tahu sejarah akan menyukainya. Akhirnya bisa juga mengajari anak-anaknya memakai kabaya,” ujarnya.

Sosialisasi tidak hanya terbatas pada perempuan saja, ujarnya, namun juga pada laki-laki. Pria dapat membantu melindunginya dengan membelikan pakaian ini untuk orang terdekatnya. “Kalau anaknya nanti ulang tahun, bapaknya bisa memberinya kabaya sebagai oleh-oleh,” tambah Rahmi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %