sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Kebahagiaan seringkali datang dari hal-hal kecil dalam hidup, salah satunya bisa berupa santapan lezat yang bisa dinikmati sendiri atau bersama orang tersayang.
Bagi setiap individu, cita rasa masakan itu relatif, sesuai selera masing-masing. Namun ada penelitian yang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia cenderung menyukai rasa gurih dan pedas. Rasa gurih dan nikmat ini disebut juga ‘umami’.
Menurut situs WebMD, umami adalah salah satu dari lima rasa dasar, selain pahit, manis, asam, dan asin. Rasa ini ditemukan oleh ilmuwan Jepang bernama Kikunae Ikeda lebih dari 100 tahun yang lalu. Umami adalah rasa gurih yang Anda temukan pada makanan seperti daging, keju, jamur, dan kecap.
Kelima rasa dasar ini diketahui berkaitan dengan keamanan dan kualitas makanan yang disantap. Setiap kategori rasa dilengkapi dengan pesan. Seperti halnya rasa manis pada makanan yang Anda cicipi, menunjukkan adanya karbohidrat yang memberikan energi. Pada saat yang sama, rasa pahit bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang beracun. Sedangkan untuk rasa umami membantu Anda mengidentifikasi asam amino dan protein. Protein diketahui merupakan nutrisi penting bagi tubuh.
Umami berasal dari tiga senyawa alami yang terdapat pada tumbuhan dan daging, yaitu glutamat, inosinat, dan guanilat. Glutamat adalah asam amino yang ditemukan dalam sayuran dan daging. Inosinat banyak ditemukan pada daging, sedangkan kadar guanilat lebih tinggi pada tumbuhan.
Rasa umami
Rasa umami alami bisa jadi tidak kentara, tidak kentara, dan terkadang sulit dikenali. Beberapa makanan dengan rasa umami alami antara lain: Jamur Daging yang dimasak Daging yang diawetkan Rumput laut Makanan laut Tomat Keju Makanan yang difermentasi
Umami adalah penambah rasa. Hal ini dapat membuat makanan terasa lebih kaya, lebih asin, dan lebih memuaskan. Meski memiliki rasa yang gurih, umami juga bisa memberikan rasa manis pada makanan.
Menambahkan tomat, keju, daging, atau mentega putih akan memberikan rasa umami pada hidangan Anda. Selain itu, Anda juga bisa menaburkan bubuk penambah rasa dari jamur, bawang putih, rumput laut dan lainnya ke dalam masakan Anda.
Monosodium glutamat (MSG) merupakan bahan penambah rasa yang biasa digunakan untuk meningkatkan cita rasa masakan. Cara memproduksi MSG juga ditemukan oleh para ilmuwan yang menemukan dan mematenkan rasa umami.
Dulu MSG dibuat dengan mengambil glutamat dari rumput laut dan mengeringkannya. Saat ini, MSG dibuat dengan memfermentasi pati, gula tebu, molase, atau gula bit. Proses ini mirip dengan pembuatan yogurt, cuka, dan anggur.
Pengusaha kuliner Leony Susan juga mengatakan MSG dapat meningkatkan rasa umami pada masakan.
“MSG dapat meningkatkan rasa umami pada masakan kita. Ini adalah cara cerdas untuk membuat masakan kita lebih enak tanpa menambahkan terlalu banyak garam.”
Menurutnya, garam bisa menambah cita rasa masakan, namun konsumsi berlebihan bisa berbahaya bagi kesehatan. Diketahui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan konsumsi natrium maksimal 2.000 mg/hari. Jumlah tersebut setara dengan satu sendok teh garam per orang per hari. Namun data di Indonesia menunjukkan rata-rata konsumsi natrium suatu masyarakat adalah sekitar 3.000 mg/hari.
Mengonsumsi MSG dalam jumlah yang disarankan dapat membantu mengurangi asupan garam harian. Hasil yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition menunjukkan bahwa penggunaan MSG dapat membantu menurunkan kadar natrium dalam makanan tanpa mengurangi kepuasan rasa.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan WHO telah menyatakan bahwa MSG aman digunakan dalam makanan. Merujuk situs Kementerian Kesehatan RI, masyarakat di negara-negara Eropa biasanya menggunakan MSG dalam jumlah yang konstan, antara 5-12 gr/hari. WHO juga menegaskan bahwa asupan harian MSG yang dapat ditoleransi tubuh manusia adalah 0-120 mg/kgBB.
Di Indonesia, MSG merupakan salah satu bahan tambahan makanan yang paling aman dan diperbolehkan untuk dikonsumsi. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Masyarakat No. 033 Tahun 2012 dalam jumlah yang cukup. Peraturan lainnya adalah Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. Inti dari aturan tersebut adalah MSG aman dikonsumsi dalam dosis yang tepat.