JAKARTA – Peran bulan dalam rotasi Saturnus yang disebut Mimas masih menjadi kontroversi. Pasalnya, bentuknya tidak jelas antara bulan dan lautan hangat yang tersembunyi.
Mimas yang memiliki diameter 402 kilometer (402 kilometer) sebelumnya dianggap sebagai benda mati padat dengan lapisan es di permukaannya.
GBNews.com, Sabtu (2 Oktober 2024) Para ilmuwan hari ini menemukan bahwa Mimas mengorbit Saturnus dan bergerak dengan cara yang paling tepat digambarkan sebagai keberadaan air cair dalam jumlah besar yang saya amati. Diperkirakan bulan memiliki lautan sedalam sekitar 64 kilometer di bawah lapisan es setebal 24 kilometer.
Para astronom menyatakan bahwa air bisa mencapai suhu 30 derajat Celcius, suhu ideal untuk mendukung kehidupan.
Jika analisisnya benar, Mimas akan menjadi bagian dari kumpulan dunia samudera yang mencakup bulan-bulan Jupiter, Europa dan Enceladus.
Penemuan tersebut dilakukan setelah mengembangkan data yang dikumpulkan oleh pesawat luar angkasa Cassini milik NASA. “Ini adalah tempat yang sangat kecil kemungkinannya untuk menemukan air yang layak huni. Jika kita menemukan air di sini, berarti air tersebut juga bisa ditemukan di banyak tempat lain,” katanya. Valérie Rainey dari Paris Observatory PSL memimpin penyelidikan.
Data menunjukkan bahwa lautan Mimas masih sangat muda, baru terbentuk 5 juta hingga 15 juta tahun yang lalu. Dr. Nick Cooper dari Queen Mary University of London melihat Mimas sebagai bulan kecil, dengan permukaannya yang berkawah tidak memberikan petunjuk apa pun tentang lautan yang tersembunyi di bawahnya.
“Dengan penemuan ini, Mimas bergabung dengan kelompok bulan eksklusif yang memiliki lautan pedalaman, termasuk Enceladus dan Europa, namun ia memiliki ciri unik karena memiliki lautan muda,” kata Cooper.
Kehadiran air cair yang baru terbentuk menjadikan Mimas kandidat utama untuk menyelidiki asal usul kehidupan. Hal ini juga membuka peluang baru yang menarik untuk eksplorasi di masa depan guna menjawab pertanyaan lama: Apakah kita sendirian di alam semesta? ”