slot jepang
0 0
Read Time:2 Minute, 51 Second

sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta Lailatul Qadr merupakan malam istimewa yang hanya terjadi di bulan Ramadhan. Sesungguhnya Allah telah menyebutkan pentingnya malam ini dalam Al-Qur’an.

Allah berfirman dalam surat Al-Qadr bahwa Lailatul Qadr lebih penting dari 1000 bulan.  

Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari disebutkan bahwa keutamaan bermalam di malam Lailatul Qadr akan menghapus dosa-dosa yang dilakukan. 

 Dan

Artinya:

“Barang siapa yang menghidupi malam Lailatul Qadr karena beriman kepada Allah dan menantikan pahalanya, maka dosanya akan diampuni.” (HR Al-Bukhari).

Guru Mahad Ali Al-Iman Bulus dan pengelola LBM NU Purvorejo Ustaz Muhammad Hanif Rahman mengatakan, Lailatul Qadr tidak diketahui kecuali kepada Allah atau kepada orang yang dicintai Allah.

Jadi maksudnya malam Lailatul Qadar di sini yang dikenal sebagai malam misterius sepuluh bulan terakhir Ramadhan, kata Hanif, Selasa (2/4/2024) mengutip NU Online. Pembukaan malam Lailatul Qadr 

Ubaidillah ar-Rahmani al-Mubarakfuri (w. 1994) dalam bukunya Miratul Mafatih menjelaskan ungkapan ‘man kama laylatulqadar’ yang artinya bermalam Lailatul Qadr dengan mengetahui atau tidak mengetahui tentang malam itu.  

Ada pula yang berpendapat bahwa shalat Isya berjamaah dianggap sebagai ritual di malam Lailatul Qadr.

Namun ada hadis luar yang diriwayatkan oleh Al-Karmani. Hadits ini menunjukkan bahwa seseorang tidak dapat dikatakan bermalam kecuali ia telah bermalam semalaman atau lebih. (Ubaidillah ar-Rahmani al-Mubarakfuri, Miratul Mafatih Sayrah Misikatul Mashabih, [Banaras India, Idaratul Buhuts al-Ilmiya: 1984], Juz VI, hal. 405).  

Oleh karena itu, persoalan menjadikan malam Lailatul Qadr seumur hidup agar dapat memperoleh manfaatnya sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas masih menjadi perdebatan di kalangan ulama.

Melihat hadis tersebut, seseorang harus hidup sepanjang malam atau hampir sepanjang malam untuk mencapai kualitas Lailatul Qadr. Di sisi lain, ada pendapat lain yang mengatakan shalat Isya berjamaah saja sudah cukup.

Sayyid Abdullah al-Ghumari dalam bukunya Ghayatul Ihsaan banyak meriwayatkan riwayat tentang rendahnya derajat seseorang yang hidup di malam Lailatul Qadr sebagai berikut:   Imam Malik.

Sebagaimana diriwayatkan Imam Malik dalam kitabnya Al-Muwatha’, Said bin Musayyab berkata: 

 ان شهد إشاه ليلة القدر-يعني في جمعة فق د اختم بحزنه من ليلة.  

Artinya:

“Barangsiapa berkumpul pada malam Lailatul Qadr dan menunaikan shalat Isya, maka ia mendapat bagian di Lailatul Qadr.” Imam as-Syafi’i

Imam as-Syafi’i berkata dalam Kaul Qadim: 

 من شهد إشاه والصبح ليلة القدر  

Artinya:

“Barangsiapa yang menunaikan shalat Isya dan Subuh bersama-sama pada malam Lailatul Qadr, maka ia mendapat bagian Lailatul Qadr.”  Abu Hurairah

Diriwayatkan oleh Abu Huraira dan Marfu jenis hadis: 

 Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Hutang  

Artinya:

“Barangsiapa yang terakhir shalat Isya (sholat Isya) berjamaah di bulan Ramadhan, ia telah mencapai Lailatul Qadr.”   Ibnu Abid Dunya

Beliau kemudian meriwayatkan hadits mursal (Dhaif) yang diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunya dari Abi Ja’far Muhammad bin Ali, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: 

 Anda tidak perlu khawatir.  

Artinya:

“Barangsiapa yang menjumpai Ramadhan dalam keadaan sehat dan beragama Islam, lalu berpuasa di siang hari, rukun shalat sebagian malamnya, melihat penglihatannya, menjaga kemaluan, mulut dan tangannya, mengawasi shalat jamaahnya dan segera (cepat) pergi ke tempat ibadah. Sholat Jumat, lalu “Aku berpuasa sebulan penuh, dan aku mendapatkan pahala yang penuh, aku mendapatkan Lailatul Qadr dan aku berhasil mendapatkan pahala (pahala pujian) dari Allah.” 

Setelah meriwayatkan kisah-kisah di atas, al-Ghumari menyimpulkan:  

“Sungguh besar rahmat Allah sehingga manusia melaksanakan shalat Isya dan Subuh sepanjang bulan Ramadhan, dengan harapan tidak terhalang untuk mencapai Lailatul Qadr.” (Abdullah bin Muhammad bin as-Shiddiq al-Ghumari, Ghayatul Ihsan fi Fadli Zakatil Fitri wa Fadli Ramadhan, [Beirut, Alamul Kutub: 1985], hal. 58).  

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %