sarkarinaukrirojgar.com, JAKARTA – Pemerintah akan menerapkan aturan baru subsidi BBM pada 1 September 2024. Deputi Koordinator Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Rachmat Camuddin mengatakan aturan baru masih berlaku. . Proses finalisasi dan semuanya akan diumumkan setelah selesai.
“Mudah-mudahan kita bisa lockdown 1 September, aturannya dan semuanya. Mudah-mudahan itu yang kita upayakan di pemerintahan ini, tapi bisa menjadi pengingat bagi pemerintahan yang baru,” kata Rachmat saat diwawancara bertajuk “Menurunkan Angin.” , Meningkatkan Kualitas.” Kebijakan Subsidi BBM Baru di Udara: Ashley Wahid Hasim, Jakarta, Senin (5/8/2024).
Rachmat mengatakan, undang-undang baru ini tidak membatasi pembelian BBM bersubsidi, namun merupakan upaya pemerintah agar BBM bersubsidi lebih tepat sasaran. Rachmat mengatakan, tidak akan ada perubahan harga maupun akses bagi masyarakat atau jenis kendaraan yang berhak menerima BBM bersubsidi, seperti roda dua, nelayan, atau angkutan umum.
“Saya kurang suka bahasa ujiannya karena kalau ada pembatasan dianggap masyarakat tidak boleh membeli atau uangnya turun,” kata Rachmat.
Rachmat mengatakan, jenis subsidi BBM selama ini dinikmati oleh masyarakat mampu. Rachmat mengatakan, masyarakat dengan status ekonomi lebih tinggi akan mendapatkan subsidi BBM lebih banyak dibandingkan masyarakat tidak mampu, dengan mempertimbangkan jumlah mobil dan jenis mobil.
Rachmat mengatakan, besaran subsidi solar tercatat sebesar Rp8.000 per liter atau lebih tinggi dibandingkan subsidi bensin yang berkisar Rp1.800 hingga Rp2.000 per liter. Berdasarkan penelitian, tambah Rachmat, subsidi yang diterima pengguna kendaraan roda dua atau sepeda motor jauh lebih kecil dibandingkan subsidi BBM yang diterima pengemudi roda dua atau mobil, baik bensin maupun solar.
“Yang menarik dari solar, subsidinya 11-13 kali lipat dari sepeda motor, padahal mobil diesel LCGC tidak ada. Mobil Diesel Jika Anda ingin membeli Pajero Sport, Fortuner, Land Cruiser maka tidak ada yang namanya diesel. Malah mendistorsi konsep keadilan,” lanjutnya.
Rachmat mengatakan, kebijakan baru ini sejalan dengan identifikasi permasalahan subsidi BBM yang selama ini belum tepat sasaran. Rachmat meminta pengemudi mobil premium berhenti menggunakan bahan bakar bersubsidi yang membebani keuangan negara.
“Pantaskah mereka yang punya kemewahan masih mendapat penghasilan berkali-kali lipat dibandingkan temannya yang sangat membutuhkan sepeda motor dan mobil kecil. Jadi kami tidak ada rencana untuk menaikkan harga BBM bersubsidi, Kami masih UMKM, pengendara sepeda motor, ojek dan online. taksi, dan angkutan umum,” kata Rachmat.