slot jepang
0 0
Read Time:6 Minute, 30 Second

sarkarinaukrirojgar.com, Kata kerja Jakarta dalam bahasa Jepang merupakan bagian penting dalam pembuatan kalimat dan percakapan sehari-hari. Kata-kata dalam bahasa Jepang berubah bentuk, bergantung pada waktu, tingkat penghormatan serta makna kalimat yang digunakan. 

Ada beberapa bentuk kata kerja yang sering berubah dalam bahasa Jepang. Bentuk utama adalah bentuk leksikal dari kata kerja atau kata kerja yang berdiri sendiri sebagai frase preposisi. Namun bila digunakan dalam kalimat tanya atau negatif, bentuk pertama kata kerjanya harus berubah. 

Selain perubahan bentuk, verba dalam bahasa Jepang juga mempunyai kelompok dan kelas lain. Misalnya grup pertama disebut “Grup Ichidan” dan grup kedua disebut “Grup Godan”. Sebagian besar penutur bahasa Jepang menggunakan kelompok Ichidan dibandingkan kelompok Godan, jadi penting bagi kita untuk mengetahui perbedaan di antara keduanya.

Berikut penjelasan aksi dalam bahasa Jepang yang dihimpun sarkarinaukrirojgar.com dari berbagai sumber, China (28 Maret 2024). 

Bahasa Jepang, bahasa yang kaya akan budaya dan sejarah, memiliki kompleksitas menarik dalam penggunaan kata kerja. Seperti bahasa lainnya, kata kerja dalam bahasa Jepang juga menjadi faktor penting dalam pembentukan kalimat dan pengungkapan makna. Namun, untuk memahami sepenuhnya bagaimana kata kerja digunakan dalam konteks bahasa Jepang, kita perlu melihat lebih dekat dua hal penting: Posisi kata kerja di akhir kalimat.

Dalam bahasa Jepang, posisi kata kerja memiliki perbedaan penting dibandingkan dengan bahasa lain seperti bahasa Inggris. Orang Jepang menggunakan struktur kalimat SOV (Subject – Object – Verb) untuk menunjukkan suatu tindakan, biasanya ditempatkan di akhir kalimat setelah subjek dan objek. Berbeda dengan bahasa Inggris yang menggunakan struktur kalimat SVO (Subject – Verb – Object). Menempatkan kata kerja di akhir kalimat dalam bahasa Jepang membantunya membuat kalimat sehingga memerlukan pemikiran berbeda dalam proses komunikasinya. Menariknya, bahasa Jepang juga memperbolehkan kalimat hanya menggunakan kata kerja tanpa kehadiran subjek. Konjugasi kata kerja

Fitur penting lainnya untuk memahami kata kerja dalam bahasa Jepang adalah konjugasi. Konjugasi kata kerja mengacu pada perubahan bentuk kata kerja tergantung pada tense, kelompok kata kerja, dan konteks. Mirip dengan bahasa Inggris, kata-kata Jepang juga mengalami perubahan bentuk, seperti berubah untuk menunjukkan waktu (durasi) atau bergantung pada subjek, atau objek yang terlibat dalam kalimat. Untuk menguasai bahasa Jepang, memahami konjugasi kata kerja sangatlah penting, karena hal ini mempengaruhi penggunaan kata kerja yang tepat dan efektif dalam berbagai situasi komunikasi.

Dengan memahami keduanya secara mendalam, seseorang dapat melihat keindahan dan kekayaan bahasa Jepang dalam penggunaan kata kerja, serta meningkatkan keterampilan komunikasi mereka dalam budaya dan masyarakat yang berbeda.

Kata kerja bahasa Jepang kelompok I disebut godan doshi dan termasuk kata kerja yang diakhiri dengan nau, ku, tsu, ru dan best. Beberapa contoh verba bahasa Jepang yang termasuk golongan I adalah: 1. Berakhiran U (う).

Contoh kata kerja yang berakhiran U antara lain:

Satu. Au (会う): pertemuan

B. Membeli

C. Tsukau (他界): pakai

D. Warau (笑う): tertawa

D. Omou (思思): berpikir

F. Shirau (知り生): kenalan

G. Tetsudau (手伝う): bantuan

H. Iu (berbicara): katanya

SAYA. Narau (習う): belajar

J. Harau (払う): bayar 2. Akhiri Ku (く)

Satu. Iku (行く): pergi

B. Kaku (書く): menulis

C. Hiku (引く): menarik

D. Aruku (歩く): berjalan

D. Naku (泣く): menangis

F. Tataku (たたく): ketuk pintu

G. Hataraku (情加): bekerja

H. Usowotsuku (嘘をつず): bohong

SAYA. Fuku (吹く): pukulan

J. Oku (置く): letakkan 3. Akhiri Ru (る)

Satu. Hashiru (走る): lari

B. Kakaru (掛かる): suka

C. Noru (乗る): pergi (mobil)

D. Agaru (アション): naik (tangga)

D. Toru (取る): ambil

F. Uru (売る): menjual

G. Aru (もる): ya

H. Damaru (黙る): diam  

SAYA. Tsukuru (作る): kreatif

J. Odoru (踊る): menari, melompat 4. Akhiri Mu (む)

Satu. Sumu (盗む): tinggal

B. Yomu (読む): membaca

C. Nomu (飲む): minum

D. Yasumu (休む): santai

D. Umu (生む): kelahiran

F. Itamu (痛む): sakit

G. Tanomu (頼む): permintaan, permintaan

H. Kamu (かむ): menggigit  

SAYA. Nusumu (盗む):ba 5. Akhir Su (す)

Satu. Hanasu (bicara): bicara

B. Kasu (貸す): pinjam

C. Kaesu (返す): kembali

D. Dasu (バット): keluarkan

D. Osu (押す): tekan

F. Watasu (渡す): serahkan

G. Naosu (直す): memperbaiki, memperbaiki, menyembuhkan

H. Otosu (落とす): jatuhkan  

SAYA. Tamesu (試す): cobalah

J. Nokosu (残す): pergi, tinggalkan 6. Akhiran Gu (ぐ)

Satu. Oyogu (泳ぐ): berenang

B. Kogu (こぐ): mendayung perahu

C. Nugu (脱ぐ): hapus

D. Isogu (急ぐ): lari

D. Togu (とぐ): mengasah, merawat

F. Kagu (入ぐ): ciuman

G. Sosogu (注ぐ): jatuh

H. Sawagu (騒ぐ): membuat keramaian 7. Akhir Bu (ぶ)

Satu. Korobu (転ぶ): jatuh

B. Asobu (遊ぶ): menari

C. Tobu (跳ぶ): melompat

D. Narabu (並ぶ): Maret

D. Manabu (学ぶ): belajar

F. Hakobu (運ぶ): alat transportasi

G. Erabu (選ぶ): pilih

H. Pekerjaan (呼ぶ): menelepon  

SAYA. Musubu (結ぶ): mengikat 8. Kuguma Tsu (つ)

Satu. Tatsu (竹に): berdiri

B. Matsu (待つ): menunggu

C. Sodatsu (育つ): pertumbuhan

D. Akehanatsu (開け放つ): pembuka

D. Katsu (過つ): diatasi

F. Katsu (勝つ): menang

G. Utsu (打つ): menyerang

H. Wakatsu (別つ): berbagi, membedakan  

SAYA. Motsu (持つ): membawa nomor 9. Berakhir Nu (ぬ)

Satu. Shinu (死ぬ): mati1. Tata bahasa

Tata bahasa dalam bahasa Jepang sangat penting dalam pembuatan kalimat dan percakapan sehari-hari. Salah satu bagian utama bahasa Jepang adalah kata kerja. Kata-kata dalam bahasa Jepang memiliki banyak bentuk dan kegunaan yang berbeda. Pertama, verba bahasa Jepang dibagi menjadi tiga kelompok: verba kelompok pertama, kedua, dan ketiga. Setiap kelompok mempunyai cara yang berbeda untuk berhubungan. Misalnya, kelompok kata kerja pertama ditandai dengan akhiran “-u”, seperti “taberu” (makan) dan “hanasu” (berbicara). Sedangkan kata kerja kelompok kedua ditandai dengan akhiran “-ru”, seperti “miru” (lihat) dan “kiku” (bertanya).

Selain itu, dalam bahasa Jepang terdapat bentuk kata kerja yaitu bentuk te dan bentuk rusa. Bentuk te digunakan untuk menyatakan suatu tindakan sedang berlangsung, sedangkan bentuk doe digunakan untuk menyatakan ada tidaknya sesuatu. Misalnya, “tabete” (makan) merupakan bentuk kata kerja “taberu”, sedangkan “nakanai” (tidak menangis) merupakan bentuk kata kerja nai “naku”. 2. Warna Jepang

Bahasa Jepang memiliki tiga jenis karakter yang digunakan dalam penulisan: hiragana, katakana, dan kanji. Ketiga jenis karakter ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda di Jepang. Hiragana adalah karakter yang digunakan untuk menulis pengucapan kata-kata Jepang. Karakter ini memiliki bentuk yang sederhana dan digunakan untuk menggantikan kata yang sulit diucapkan dengan karakter kanji. Karena ada 46 karakter hiragana, memahami dan menggunakannya sangat penting saat membaca dan menulis bahasa Jepang. Di sisi lain, Katakana digunakan untuk menulis kata-kata asing, seperti kata-kata bahasa Inggris.

Karakter Katakana berbentuk persegi dan jelas, sehingga mudah dikenali. Contoh penggunaan katakana adalah penulisan nama orang atau lambang negara lain. Sedangkan karakter kanji pada logogramnya diambil dari bahasa Mandarin. Dalam bahasa Jepang, Kanji digunakan untuk menulis kata benda, kata sifat, dan kata kerja. Penggunaan kanji memerlukan pemahaman makna karakter sehingga pengetahuan tentang kanji penting untuk memahami dan menguasai bahasa Jepang. 3. Pengucapan dan pengucapan kata-kata

Pengucapan dan pengucapan sangat penting dalam belajar bahasa Jepang, khususnya pembelajaran kata kerja. Bahasa Jepang memiliki pengucapan yang mudah karena setiap huruf diucapkan dengan jelas dan tidak ada aturan pengucapan yang rumit seperti bahasa Inggris. Untuk mempelajari cara mengucapkan dan mengucapkan kata kerja dalam bahasa Jepang, penting untuk memahami bunyi kana, yaitu huruf Jepang. Jika ada dua jenis maka itu adalah hiragana dan katakana. Keduanya terdengar sama, tetapi ejaannya berbeda.

Saat mengucapkan kata kerja, penting untuk memperhatikan pengucapan kata dan menekankan suku kata. Beberapa verba mempunyai pengucapan khusus, seperti verba iru dan eru yang pengucapannya sama. Selain itu, ada kata kerja yang memiliki pengucapan berbeda tergantung situasi dan konteks penggunaannya. Untuk menguasai pengucapan dan pengucapan kata kerja dalam bahasa Jepang, diperlukan latihan berbasis latihan. Mendengarkan penutur asli, berpartisipasi dalam percakapan, dan meninjau pengucapan secara rutin akan sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan Anda dalam memahami dan mengucapkan kata kerja dengan benar. 4. Kata-kata

Dalam bahasa Jepang, kata kerja berperan penting dalam pembuatan kalimat dan percakapan sehari-hari. Intonasi adalah bagian kosakata yang mengacu pada perubahan bunyi selama pengucapan suatu kata. Hal ini dapat memberikan arti berbeda pada kata yang sama. Misalnya, kata kerja “itu” memiliki dua pengucapan yang berbeda. Jika diucapkan dengan suara tinggi, kata ini berarti “pergi”. Namun jika diucapkan dengan suara pelan, kata tersebut berarti “mengundang”.

Pada kalimat “Watashi wa kinō kara shampoo ni ikimasu” (Saya sudah berjalan sejak kemarin), pengucapan kata “iku” menunjukkan munculnya subjek kalimat. Selain itu, suara juga dapat menghadirkan nuansa dan nada emosional pada ucapan. Misalnya, jika penutur bahasa Jepang ingin mengungkapkan kemarahan atau keterkejutannya, mereka mungkin menggunakan suara yang keras dan tajam. Di sisi lain, jika Anda ingin menunjukkan minat dan kegembiraan, Anda dapat menggunakan lebih banyak lagi.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %