sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta Beberapa daerah di Indonesia telah melaporkan kasus kutil atau kutil. Data Puskesmas DKI Jakarta menunjukkan terdapat 1.223 kasus jerawat yang dilaporkan pada Januari hingga Juni 2024, naik dari 876 kasus pada tahun sebelumnya.
Beberapa daerah lain, seperti Tangerang, Bandung, dan Surabaya juga melaporkan wabah tersebut.
Apa itu jerawat? Sariawan, atau sariawan, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh paramycovirus. Jika terinfeksi virus, dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar parotis (kelenjar ludah di sekitar telinga), yang pada beberapa kasus dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius.
Virus penyebab herpes mudah dan cepat menyebar melalui air liur dan benda-benda yang terkontaminasi air liur anak yang sakit, kata Anggraini Alam, dokter anak dan konsultan penyakit menular anak dan tropis.
Dokter yang akrab disapa dr Angie ini mengatakan: “Penularan campak terjadi di taman kanak-kanak, sekolah, atau ketika banyak anak berkumpul dalam satu ruangan, berbagi peralatan, dan melakukan kontak dekat satu sama lain.
Untuk itu, sebaiknya orang tua mewaspadai gejala jerawat dan segera membawa anak ke pusat kesehatan jika ada tanda-tanda infeksi. Gejala prostatitis pada anak adalah sebagai berikut: Prostatitis dan nyeri membuat mulut sulit dibuka.
Gejala herpes biasanya muncul 16 hingga 18 hari setelah infeksi, namun bisa berkisar antara 12 hingga 25 hari setelah infeksi.
Angie menjelaskan, jerawat paling sering terjadi pada anak-anak berusia 2 hingga 12 tahun. Dalam beberapa kasus, anak-anak penderita herpes dapat mengalami berbagai komplikasi.
Komplikasi pada anak laki-laki yang berjerawat antara lain peradangan pada buah zakar atau testis (radang buah zakar). Kondisi ini terjadi pada sekitar 30% anak laki-laki pasca melahirkan yang tidak menerima vaksinasi. Setelah itu, wanita akan mengalami peradangan pada indung telur/ovariol (operasi).
Dalam beberapa kasus, komplikasi jerawat dapat mempengaruhi sistem saraf pusat (ensefalitis), pankreas (pankreatitis), dan bahkan gangguan pendengaran.
.
Angie mengatakan penyakit campak dapat dicegah dengan imunisasi MMR. Memberikan imunisasi MMR mulai usia 1 tahun tidak hanya melindungi anak terhadap penyakit campak secara individu, namun juga mencegah penyebaran penyakit campak kepada individu yang diimunisasi.
Artinya, kita bisa mencegah masyarakat tertular penyakit, sekaligus melindungi masyarakat sekitar dari penyebaran wabah ini, kata Angie.
Selain imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti mencuci tangan dan menutup mulut saat batuk atau bersin, juga penting dalam mengurangi penyebaran virus herpes simpleks.