slot jepang
0 0
Read Time:2 Minute, 18 Second

sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta Kanker kolorektal atau kanker usus besar merupakan tumor serius yang menyerang sel-sel usus besar dan rektum (bagian paling bawah dari usus hingga anus). Kalau namanya, bisa jadi kanker usus besar atau kanker dubur tergantung bagian yang terkena.

Banyak orang yang pernah mendengar tentang kanker usus besar namun ternyata keganasan juga bisa terjadi pada kanker rektal atau dubur.

Eko Priatno, dokter spesialis bedah pencernaan, mengatakan hingga saat ini penyebab kanker dubur belum selalu diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena kanker dubur, antara lain: riwayat keluarga, rendah serat, pola makan tinggi lemak, obesitas, kurang aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol.

Gejala kanker dubur

Dokter Eko Priatno yang sehari-hari memeriksa pasien di RS Bethsaida Gading Serpong mengungkapkan, gejala kanker dubur bisa bermacam-macam. Mulai dari perubahan buang air besar, darah pada tinja, nyeri atau rasa tidak nyaman di perut bagian bawah, hingga penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.

 

Mengingat letak rektum yang dekat dengan anus atau anus, hal ini seringkali menimbulkan kekhawatiran bagi penderitanya. Kekhawatiran ini terkait dengan kemungkinan hilangnya anus.

Kabar baiknya adalah seiring dengan kemajuan teknologi medis, kini terdapat solusi baru yang memungkinkan pasien kanker dubur tetap aman.

Eko Priatno mengatakan, perkembangan teknik pencitraan seperti MRI dan USG rektum endoskopi, memungkinkan dokter memvisualisasikan lokasi dan penyebaran tumor di rektum secara akurat.

Teknik ini berguna untuk menentukan keterlibatan tumor pada dasar panggul dan otot rektal, yang berperan penting dalam fungsi rektal. Dengan informasi yang lebih akurat dari hasil pencitraan, tim medis dapat merencanakan tindakan operasi dengan lebih akurat dan aman.

“Teknologi modern adalah kunci untuk mengevaluasi dan mengobati kanker rektum dengan lebih baik. Hal ini memberi kita peluang untuk mempertahankan fungsi anus pada pasien sehingga sebelumnya sangat sulit. Melalui teknik seperti sfingterektomi, kita dapat menghilangkan bagian kanker dari anus. rektum tanpa mempengaruhi fungsi anus pasien,” kata Eko Priatno.

 

Selain itu, prosedur yang kini banyak digunakan di RS Bethsaida adalah sfingterektomi.

Eko Priatno menjelaskan, Sfingterektomi merupakan teknik bedah canggih yang memungkinkan pengangkatan sebagian rektum yang berhubungan dengan kanker tanpa perlu mengangkat seluruh anus.

Dalam prosedur ini, bagian rektum yang terkena kanker dipotong dengan hati-hati dan dibuat sayatan kecil. Hal ini menjaga seluruh mukosa rektum sehingga pasien tetap dapat memiliki fungsi usus normal setelah operasi dan mengontrol pergerakan usus.

Prosedur ini merupakan operasi saluran cerna yang memerlukan ketelitian dan keahlian khusus.

Direktur Rumah Sakit Bethsaida Dr. Pitono mengatakan: “Klinik Gastroenterologi Gading Serpong berdedikasi untuk memberikan pelayanan tercanggih kepada pasien kanker dubur dan penyakit pencernaan lainnya”.

 

Seperti halnya penyakit kanker lainnya, menerapkan gaya hidup sehat adalah hal yang penting. Kementerian Kesehatan RI menggalakkan penerapan CERDIK Living untuk mencegah atau mendeteksi kanker sejak dini.

CERDIK merupakan perpanjangan dari pemeriksaan kesehatan rutin, berhenti merokok, melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi makanan sehat dengan kalori seimbang, istirahat cukup, dan mengelola stres.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %