sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Interior gerbong berwarna merah marun dengan tulisan klasik terlihat berbeda dari eksteriornya. Di setiap jendela besar, sepasang kursi berlengan berwarna biru safir dengan sandaran tinggi dan kursi empuk ditempatkan saling berhadapan di antara meja-meja yang dilapisi linen putih. Demikianlah gambaran Dining On Train, layanan terbaru yang akan diluncurkan KAI Visata.
“Mungkin dalam beberapa bulan mendatang,” kata Presiden dan Direktur PT KAI Visat Hendi Helmi saat ditemui di sela-sela perayaan momen istimewa ke-15 di kereta khusus rute Gambir-Sukabumi, Rabu (11 September 2024). .
Handy mengatakan, saat ini pihaknya masih mencari sambungan rel yang tepat untuk terhubung secara permanen dengan Dining on Train. “Karena sekarang kereta ini sudah cukup bagus, rata-rata semua kereta penuh,” ujarnya.
Tidak semua perangkat disertakan dalam penghitungan. Menurut Handy, pihaknya hanya akan menyambungkan rolling stock ke kereta eksekutif dengan mempertimbangkan pemerataan. Lanjutnya, “Kalau naik kereta api kelas ekonomi juga kurang cocok.
Layanan ini telah diuji beberapa kali, termasuk mengangkut delegasi ke Konferensi Eksekutif Perkeretaapian ASEAN yang baru saja diadakan di Bandung. Sejauh ini tanggapan penumpang cukup positif karena mereka mendapatkan pengalaman unik dan berbeda di dalam pesawat.
Dengan layanan ini, pihak menyasar dua kelompok utama: pebisnis dan pasangan yang ingin memiliki waktu berkualitas. Mereka akan diajak menikmati hidangan lezat yang diolah secara khusus sambil sesekali mengagumi pemandangan.
Dengan perjalanan yang diperkirakan hanya memakan waktu tiga jam, para pebisnis bisa lebih fokus membicarakan masalah penting satu sama lain tanpa gangguan. “Di hotel, kadang orang bisa mengganggu dan kami harus kemana-mana, tapi di sini, mau tidak mau, hanya tiga jam perjalanan, kami berdua bisa ngobrol. Ujung-ujungnya, fokus masyarakat terhadap pekerjaan akan semakin terarah,” kata Handy.
Sedangkan bagi pasangan, perjalanan ini akan menghadirkan waktu privat yang lebih intens. Waktu tempuh juga disesuaikan tidak terlalu lama, sekitar 3 jam, misalnya pada jalur Gambir – Cirebon atau Gambir – Bandung. “Di sinilah mereka bisa bercerita, di sini mereka bisa ngobrol lebih dalam, karena pasangan butuh momen menyenangkan,” ujarnya.
Meski demikian, pihaknya tidak menutup kemungkinan mobil tersebut disewakan untuk rombongan, misalnya kumpul ibu-ibu. Hanya saja karena tempat duduknya disusun berpasangan, dipastikan tidak akan bisa bercakap-cakap dengan lebih dari satu orang dalam satu waktu, tidak seperti kapal pesiar bertema khusus carteran atau preferensi yang lebih umum.
Handy mengatakan, layanan inovatif Dining on Train diciptakan agar kereta klasik yang kurang populer bisa lebih bermanfaat. “Dulu bentuknya sudah ketinggalan jaman dan kursinya tidak nyaman. Jadi saya pikir, daripada tidak dipakai, saya ajak teman-teman berkreasi. Ayo kita ubah, lakukan sesuatu yang baik,” ujarnya. .
Dengan adanya perubahan menjadi Dining on Train, kereta Retro telah “ditingkatkan” menjadi lebih mewah. Interior gerbong telah didesain ulang untuk mencapai kesan yang diinginkan. Gerbong makan ini saat ini berkapasitas 16 kursi.
“Selama ini kami hanya fokus membangun kereta api untuk penumpang, tapi kami belum pernah membuat fasilitas bagi masyarakat untuk memberikan pelayanan, makanan, dan makanan,” imbuhnya.
Sesuai dengan konsep fine dining yang diusung, setiap tamu akan dilayani dengan gerobak atau troli yang mengenakan jas dan seragam khusus. Meja makannya ditata layaknya tempat makan di restoran bintang lima, lengkap dengan peralatan makannya. Menunya dimulai dengan makanan pembuka, hidangan utama, dan hidangan penutup yang disiapkan khusus oleh chef.
Sedangkan dari sisi chef, Handy juga mempertimbangkan untuk berkolaborasi dengan chef ternama untuk menyiapkan hidangan bagi pelanggan di masa mendatang. Dengan cara ini, mereka tidak hanya dapat menjual kursi kepada pelanggan tetapi juga layanan eksklusif.
“Saya kira karena jumlahnya terbatas, kami pasti tidak akan menjual yang biasa.” Tapi saya yakin masih dalam kisaran harga,” ujarnya.
“Di bawah 1 juta rupee?” saya bertanya. “Lebih, tapi masih dalam jangkauan,” jawab Handy.
Layanan makanan dan minuman di dalam kapal akan melengkapi layanan kapal pesiar yang sudah ada yang berjumlah hampir 30 mobil. Rinciannya enam unit panorama yang masing-masing berisi 1 kereta wisata bertema (Nusantara, Jawa, Bali, Sumatera), 12 kereta prioritas, dan tiga kereta kerajaan.
Merayakan hari jadinya yang ke-15 pada 8 September 2024, KAI Visata menyelenggarakan kereta khusus rute Gambir – Sukabumi. Timnya menyiapkan tujuh kereta, antara lain satu kereta makan, satu kereta bertema Bali, satu kereta tamasya, dan empat gerbong kereta prioritas.