sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Ibadah haji ke Tanah Suci membutuhkan stamina fisik yang kuat. Jemaah haji diimbau menyesuaikan aktivitasnya dengan ibadah Sunnah agar tidak menimbulkan kelelahan, terutama menjelang puncak ibadah haji di Arafa, Muzdalifah, dan Mina (Armujna).
Menurut Lilik Marhandro Susilo, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI (Kemmenkes RI), penyesuaian ini penting untuk mencegah terjadinya penyakit atau penyakit yang lebih serius, khususnya bagi jemaah haji dengan penyakit penyerta (komorbid).
Ia mengatakan, 76 persen dari 241.000 jemaah haji tahun 2024 mengalami komplikasi. Oleh karena itu pendidikan dalam menjalankan ibadah sangatlah penting.
“Dari yang meninggal dunia, 76 persennya memiliki riwayat penyakit seperti hiperlipidemia, darah tinggi, diabetes, jantung, dan maag,” kata Lillic seperti dikutip dari Sehat Negerika pada Minggu, 26 Mei 2024.
Lillik juga menekankan pentingnya tindakan motivasi dan pencegahan di Mekkah, di mana terdapat petugas promosi kesehatan di semua wilayah. “Dengan mengatur aktivitas jamaah, kami berharap tetap sehat dan bugar selama menjalani ibadah Armujana,” ujarnya.
Jemaah yang sakit ringan diharapkan tidak mengalami situasi yang lebih sulit akibat kelelahan.
Jemaah haji juga perlu memahami batasan kemampuan fisiknya agar tidak lelah karena jarak yang harus ditempuh antara hotel dan masjid bisa jauh.
“Aktivitasnya mungkin lebih banyak. Mungkin harus jalan kaki 1-2 kilometer dari hotel menuju masjid,” kata Lilik.
Lillick mengatakan, jika dilakukan setiap hari saat cuaca panas bisa melelahkan, apalagi bagi orang yang baru berolahraga.
“Jangan capek-capek ya Armuzna,” kata Lilik.
Katanya, “Kami tidak melarang menjalankan ibadah sunnah, namun harap berhati-hati agar tidak cepat lelah. Kami ingin menjaga jamaah agar tetap sehat dan bugar.”
Lillic mengingatkan calon jemaah haji untuk istirahat yang cukup sebelum berangkat. Jika keluarga ingin mengadakan salat dan kumpul bersama, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu.
Beliau bersabda, “Boleh berkumpul dan berdoa, namun lakukanlah jauh-jauh hari sebelum pemberangkatan. Bila ingin masuk ke asrama haji, berikan kesempatan kepada calon jemaah haji untuk beristirahat agar tidak lelah dalam perjalanan.”
Dia mengatakan jamaah mungkin takut menggunakan fasilitas pesawat seperti toilet dan makanan karena kelelahan perjalanan.
“Banyak orang menghindari ke toilet atau makan karena khawatir. Hal ini dapat menyebabkan mereka sakit ketika sampai di tujuan. Kita harus menghentikan hal ini,” kata Lillic.