JAKARTA – Hubungan Eropa dan China memanas, Uni Eropa (UE) berencana menaikkan tarif kendaraan listrik China hingga 38 persen.
Setelah AS mengambil langkah yang lebih berani, UE pun turun tangan dengan menaikkan tarif mobil listrik Tiongkok dari 25 persen menjadi 100 persen pada bulan lalu.
Biaya yang diusulkan berkisar antara 17,4% hingga 38,1%, bergantung pada merek dan seberapa baik mereka menegosiasikan inspeksi UE.
Mereka akan dikenakan pajak sebesar 10% yang berlaku saat ini untuk semua kendaraan listrik buatan Tiongkok.
UE mengatakan mobil listrik Tiongkok disubsidi secara tidak adil oleh pemerintah. Namun, Tiongkok membantahnya dan menuduh UE melanggar aturan proteksionisme dan perdagangan.
Menteri Transportasi Jerman Volker Wiesing mengatakan langkah tersebut akan berisiko menimbulkan “perang dagang” dengan Beijing.
Raksasa mobil Eropa VW, yang sedang berjuang untuk bersaing dengan produsen mobil Tiongkok, baru-baru ini berinvestasi besar-besaran di startup mobil listrik Amerika, Rivian. Pendanaan tersebut akan mempercepat pengembangan kendaraan listrik mereka.
VW saat ini sedang mengembangkan perangkat lunak untuk kendaraan listrik. Apalagi ketika divisi bisnis software Cariad mengalami berbagai penundaan dan permasalahan.
Rivian dinilai memiliki keahlian khusus di bidang pengembangan perangkat lunak dan teknik elektro. Itu sebabnya VW berharap dapat mempercepat dan meningkatkan upaya pengembangan perangkat lunaknya.
Selain itu, VW berharap dapat memperkenalkan dan mengintegrasikan teknologi Rivian ke berbagai merek seperti Porsche dan Audi.
Teknologi arsitektur regional Rivian, yang memungkinkan unit kontrol elektronik (ECU) lebih kecil dan efisiensi lebih tinggi, dapat menjadi aset berharga bagi VW untuk mengembangkan kendaraan listrik yang lebih canggih dan efisien.
Investasi di Rivi juga akan membantu VW tetap kompetitif di pasar kendaraan listrik global.