sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menargetkan produksi batu bara hingga 20,2 juta ton pada tahun 2024. Angka tersebut lebih tinggi 19,53% dibandingkan produksi tahun 2023 sebesar 16,9 juta ton.
“Pada tahun 2024, kami menargetkan total produksi 19,5-20,2 juta ton dan total volume penjualan 24,9-25,6 juta ton,” kata Julius Kurniawan Gozali dari PT India Tambangraya Mega Tbk, Kamis (29/29/). saat konferensi pers. Februari 2024).
Rinciannya, tambang Graha Panka Khalsa (GPK) direncanakan menyumbang 1 juta ton. Disusul Torbind Coal Mining (TCM) sebanyak 2,9 juta ton, Indominko Mandiri (IMM) sebanyak 6,8 juta ton, Tepian Indah Sukses (TIS) sebanyak 400.000 ton, Balint Ekatama (BEK) sebanyak 8,1 juta ton, dan Joron.・0,4 juta ton. ton dari Bartama Greston (JBG). Juta ton.
Dalam waktu dekat, perseroan menargetkan peningkatan produksi batu bara menjadi 4,6 juta ton pada kuartal I 2024. Dari sisi pendapatan, target Rp 25,6 juta ton pada tahun ini meningkat 22,49 persen dibandingkan realisasi volume penjualan. sebesar 20,9 juta ton pada tahun 2023. Saat ini perseroan telah mencapai 39% target penjualan tahun ini.
“Pada tahun 2024, ITM akan mendorong transformasi sekaligus memperkuat bisnis inti di bidang pertambangan batubara. Arah pengembangan bisnis ITM meliputi pertambangan, termasuk energi terbarukan, jasa energi, dan ekstraksi mineral strategis.”
Meski harga jual batu bara turun tajam, ITM berhasil meraih penjualan sebesar US$2,374 miliar dan laba kotor perseroan pada tahun 2023 sebesar US$743 juta dengan margin laba kotor sebesar 31%. Sedangkan laba bersih perseroan pada periode yang sama tercatat sebesar $500 juta.
Sebelumnya diberitakan, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (IMTG) membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih pada tahun 2023.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Indo Tambangraya Megah Tbk mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 34,70% menjadi $2,37 miliar pada tahun 2023. Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan perusahaan sebesar $3,63 miliar.
Beban pokok pendapatan untuk tahun 2023 diperkirakan sebesar $1,63 miliar, turun 6,31% dari $1,74 miliar pada periode tahun sebelumnya. Oleh karena itu, laba kotor pada tahun 2023 akan berkurang 60,80% menjadi $742,54 juta. Pada tahun 2022, perusahaan mengharapkan untuk menghasilkan laba kotor sebesar $1,89 miliar.
Perusahaan mencatat beban pokok penjualan tahun 2023 turun menjadi $94,79 juta, dibandingkan $169,76 juta pada periode yang sama tahun lalu. Beban umum dan administrasi sedikit meningkat menjadi $42,28 juta pada tahun 2023, dibandingkan dengan $41,91 juta pada periode tahun sebelumnya.
Biaya pendanaan akan turun dari $3,35 juta pada tahun 2022 menjadi $2,91 juta pada tahun 2023. Perusahaan mencatat pendapatan keuangan sebesar $34,54 juta pada tahun 2023, dibandingkan dengan $8,86 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Sejalan dengan itu, PT Indo Tambangraya Megah Tbk mencatat penurunan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik induk perusahaan sebesar 58,3 persen menjadi $500 juta pada tahun 2023, dibandingkan $1,2 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Perusahaan membukukan laba bersih per saham dasar tahun 2023 yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dasar dan dilusian sebesar $0,44, dibandingkan dengan $1,07 pada periode tahun sebelumnya.
Perusahaan mencatat ekuitas pemegang saham turun menjadi $1,78 miliar pada tahun 2023 dari $1,95 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Total utang pada tahun 2023 turun menjadi $399,3 juta, dibandingkan $689,89 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Perusahaan melaporkan bahwa aset akan menurun dari $2,64 miliar pada tahun 2022 menjadi $2,18 miliar pada tahun 2023. Perusahaan memperoleh kas dan setara kas sebesar $851,14 juta pada tahun 2023, dibandingkan dengan $1,43 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Sebelumnya diberitakan, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan membagikan dividen interim pada tahun fiskal 2023, dan dividen interim yang akan dibayarkan sebesar USD 199,27 juta atau Rp 2.660 per saham.
Rencana ini berkaitan dengan keputusan Direksi yang telah disetujui oleh Direksi. Dividen interim tersebut akan dibayarkan kepada pemegang satu saham perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) atau yang tercatat pada tanggal 13 September 2023, dan/atau saham perseroan pada PT Kustodian. Sub Rekening Sentral Efek untuk surat berharga Indonesia yang didistribusikan kepada pemilik. (KSEI) Hingga penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia pada 13 September 2023.
Berdasarkan pengumuman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 9 Januari 2023, rencana pembagian dividen interim perseroan mengacu pada data keuangan per 30 Juni 2023.
Pada periode yang sama, Indo Tambangraya Megah membukukan laba sebesar $306,94 juta, turun 33,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar $460,82 juta. Penurunan laba ini sejalan dengan penurunan pendapatan sebesar 8,6% menjadi $1,29 miliar, dibandingkan $1,42 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pada semester I tahun ini, Indo Tambangraya Megah mencatatkan saldo laba ditahan tidak terikat sebesar Rp 1,33 miliar. Sedangkan total modal per 30 Juni 2023 tercatat sebesar $1,8 miliar.
Berikut jadwal lengkap pembayaran dividen interim PT Indo Tambangraya Megah Tbk.
Tanggal kumulatif dividen di pasar reguler dan negosiasi: 11 September 2023
Tanggal ex-dividen untuk pasar reguler dan negosiasi: 12 September 2023
Tanggal kumulatif dividen di pasar spot: 13 September 2023
Tanggal ex-dividen di pasar tunai: 14 September 2023
Tanggal pencatatan pemegang saham berhak atas dividen tunai (DPS): 13 September 2023 pukul 16.00 WIB
Tanggal pembayaran dividen: 22 September 2023
Sebelumnya diberitakan, emiten batu bara PT Indo Tambangraya Megah menganggarkan belanja modal (capex) senilai US$84,3 juta atau Rp 1,25 triliun pada tahun 2023 (Rp 14.879 per USD). , Indo Tambangraya Megaha akan diperluas.
“Kami menyiapkan belanja modal sekitar US$80 juta pada tahun ini, namun angka tersebut belum termasuk akuisisi,” kata Julius Kurniawan Gozali, Direktur Komunikasi Korporat dan Hubungan Investor, kepada awak media, Rabu, 17 Mei 2017.
Ia mengatakan belanja modal tersebut akan digunakan untuk pengembangan anak usaha yakni Indominco, Trubind, Barint dan Joron.
Di sisi lain, rincian belanja modal yang terkait dengan pengembangan batubara adalah sekitar $11,7 juta untuk Indominco, $11,9 juta untuk Torbaendi, $14,7 juta untuk Barint, dan $1,6 juta untuk Joron.
Sekitar $18,7 juta kemudian akan dialokasikan ke anak perusahaan PT Tambang Raya Usaha Tama (TRUST), yang mengoperasikan divisi kontraktor pertambangan.
Selain itu, Indo Tambangraya Megah telah mengalokasikan sekitar $18 juta untuk proyek greenfield, sekitar $5,9 juta untuk energi terbarukan, dan sisanya $1,8 juta untuk kebutuhan lainnya.