slot jepang
0 0
Read Time:3 Minute, 20 Second

sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Kehamilan dan persalinan merupakan masa yang penuh kegembiraan namun juga merupakan masa yang penuh stres bagi para ibu. Perubahan fisiologis dan hormonal serta tuntutan baru dalam merawat bayi yang kurang tidur dapat menimbulkan stres bagi ibu.

Stres yang tidak terkontrol dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu, seperti kecemasan dan insomnia. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan seorang ibu dalam merawat anaknya dan membahayakan kesehatan mental dan fisiknya.

Psikolog sekaligus konsultan Like Puspassari mengatakan, stres pada ibu hamil kerap muncul pada trimester ketiga hingga persalinan.

“Mulai trimester ketiga, ibu merasa tidak nyaman di tubuhnya. Perutnya mulai besar sekali, sebelah kiri tidak nyaman, sebelah kanan tidak nyaman, saya capek,” kata Leeke. Dalam konferensi media pada Selasa, 2 April 2024 di Jakarta.

Selain perubahan fisik, ibu juga mengalami perubahan hormonal yang dapat menyebabkan stres pada ibu hamil dan ibu baru. Hormon estrogen dan progesteron akan meningkat saat hamil dan menurun saat persalinan.

“Ketika (hormon) turun, kecemasan, ketakutan, berpikir berlebihan.”

Bayi berwarna biru ini dapat menyebabkan depresi pasca melahirkan pada ibu dan juga meningkatkan hormon kortisol yang mempengaruhi respon tubuh terhadap stres.

Penyebab stres lain pada ibu hamil dan nifas adalah perubahan kebiasaan. Mulai dari kurang tidur, gerakan yang berlebihan atau tidak tepat, emosi yang tidak terkendali, kecemasan anak dan lain-lain.

Jika ibu tidak mendapatkan dukungan atau bantuan yang cukup, hal-hal di atas akan menimbulkan stres.

 

Stres adalah respons alami tubuh terhadap perubahan dan tuntutan. Meski stres merupakan hal yang umum terjadi, namun penting bagi para ibu untuk mengenali tanda-tandanya agar dapat dikelola dengan baik.

Leeke mengatakan gejala stres pada ibu hamil antara lain nyeri dada dan sesak napas.

Ada juga gangguan penglihatan, perut dan otot, mudah lupa, cepat lelah, detak jantung cepat, jelasnya.

Tidak semua ibu hamil mengalami stres

Ibu hamil yang sedang stres juga sering kali kurang tertarik pada hobi atau kegemarannya dan mudah tersinggung. Leeke menegaskan, hal tersebut mungkin tidak dialami semua ibu hamil karena kondisi kesehatan setiap orang berbeda-beda.

“Tentu saja, situasinya berbeda-beda pada setiap orang karena pengaruh hormon.”

Ciri-ciri ibu hamil

Sementara itu, gejala stres pada ibu baru adalah nafsu makan tinggi atau rendah, penghindaran terhadap lingkungan sekitar, kesedihan yang berkepanjangan, serta perasaan sedih dan takut. 

“Pokoknya lama sedih, nangis. Selalu takut, ada pula yang takut tapi tidak peduli,” kata Lieke.

Jika Anda menjumpai hal di atas, penting untuk segera mencari cara mengatasinya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Dibutuhkan dukungan dan bantuan dari lingkungan, keluarga dan terutama pasangan untuk mengatasi stres ibu hamil dan nifas. 

Leek menjelaskan, hal ini sangat penting untuk kesehatan ibu. Ketika ibu lelah dan perlu istirahat, hendaknya suami membantu istrinya mendapatkan istirahat yang cukup. Seperti membantu mengerjakan pekerjaan rumah, atau membantu menjaga anak untuk sementara waktu.

Selain itu, para ibu disarankan untuk menghindari makanan manis, banyak mengonsumsi lemak dan protein, serta tidur sebanyak atau sesedikit mungkin.

Artinya, tidur sebanyak-banyaknya, kalau ada kesempatan tidur, kita tidur, kata Leake.

Melakukan hal-hal yang membuat Anda bahagia dan nyaman juga akan membantu menenangkan pikiran dan tubuh Anda. Kegiatan ini bisa dimulai dengan olahraga ringan, seperti yoga dan senam hamil.

Sang ibu juga bisa meyakinkan dirinya sendiri bahwa penyakitnya bisa hilang dan semuanya akan baik-baik saja, “Kami juga butuh dukungan. Katakan pada diri sendiri bahwa ini normal dan kami bisa melakukannya.”

Sementara itu, bagi ibu baru, jika gejala stres sudah sampai pada titik di mana ibu tidak dapat merawat bayinya, maka diperlukan bantuan profesional bagi ibu. 

Ketika seorang ibu mengalami stres saat hamil, dampaknya baik bagi bayi maupun ibu bisa sangat parah. Berikut dampak stres pada ibu hamil seperti yang dijelaskan Leeke: Kelainan pembentukan janin. Mengurangi daya tahan tubuh. Gerakan janin berkurang. Berat badan lahir rendah. kelahiran prematur Pendarahan dan tekanan darah tidak stabil. Bayi dalam kandungan tidak mendapat cukup oksigen. IQ anak menurun. penyakit tidur Amukan remaja, mudah tersinggung, dll. Anak-anak lebih rentan mengalami gangguan perkembangan seperti autisme dan ADHD.

Pada saat yang sama, stres pada ibu baru menyebabkan masalah menyusui, seperti kehilangan ASI, mengganggu hubungan ibu dan anak, serta dapat memicu depresi pasca melahirkan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %