sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Jumat dan mencatatkan penurunan mingguan ketiga berturut-turut. Alasan jatuhnya harga minyak adalah kekhawatiran berkurangnya permintaan Tiongkok.
Mengutip CNBC, Sabtu (27/7/2024), harga minyak berada di bawah tekanan signifikan karena kekhawatiran terhadap perlambatan permintaan Tiongkok melebihi kepercayaan terhadap kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 3,7% minggu ini, sementara minyak mentah Brent turun 1,8% untuk minggu ini.
Perekonomian AS tumbuh sebesar 2,8% pada kuartal kedua tahun 2024, jauh lebih kuat dari perkiraan para ekonom dan analis yang hanya sebesar 2%. Namun, impor minyak Tiongkok turun 10,7% tahun-ke-tahun di bulan Juni.
Hal serupa juga terjadi pada impor barang manufaktur yang turun 32% pada periode yang sama. Penurunan impor minyak ini terungkap dalam data bea cukai.
Tiongkok merupakan importir minyak mentah terbesar di dunia. Harga Energi
Harga energi pada penutupan hari Jumat adalah sebagai berikut:
Minyak mentah WTI AS untuk kontrak September diperdagangkan pada US$77,16 per barel, turun US$1,12 atau 1,43%. Sejauh ini harga minyak AS masih naik 7,7%.
Minyak mentah Brent untuk kontrak September dipatok pada $81,13 per barel, turun $1,24, atau 1,51%. Sepanjang tahun ini, harga minyak acuan global telah meningkat 5,3%.
Harga bensin untuk kontrak Agustus ditetapkan pada $2,46 per galon, hanya sedikit berubah. Sepanjang tahun ini, harga bensin telah meningkat 17%.
Harga gas alam untuk kontrak bulan Agustus ditetapkan sebesar USD 2 per seribu kaki kubik, turun 3 sen atau 1,71%. Tahun ini, harga gas alam turun 20,2%.
Penurunan suku bunga yang mengejutkan oleh Tiongkok menimbulkan kekhawatiran bahwa Beijing sedang berjuang untuk menghidupkan kembali perekonomian terbesar kedua di dunia.
Bank Rakyat Tiongkok menerapkan penurunan suku bunga secara mengejutkan pada hari Senin, diikuti dengan penurunan suku bunga pinjaman jangka menengah pada hari Kamis.
Direktur Eksekutif Kontrak Berjangka Energi Mizuho Securities Bob Yawger menjelaskan bahwa gerakan semi-panik ini menimbulkan kekhawatiran bahwa permintaan energi Tiongkok mungkin lebih tinggi di masa depan daripada yang diperkirakan.
Harga minyak mentah AS rebound pada hari Kamis. Harga minyak global naik hampir 1% hingga melampaui US$78 per barel setelah pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal kedua lebih kuat dari perkiraan.
Melansir CNBC, Jumat (26/7/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak September dipatok $78,28 per barel, naik 69 sen atau 0,89%. Sepanjang tahun ini, harga minyak mentah AS sudah naik 9,2%.
Sementara itu, minyak mentah Brent untuk kontrak September ditutup pada $82,37 per barel, naik 66 sen atau 0,81%. Sepanjang tahun ini, harga minyak acuan global telah meningkat 6,9%.
Produk domestik bruto AS naik pada tingkat tahunan sebesar 2,8 persen, mengalahkan perkiraan para ekonom sebesar 2,1 persen. Persediaan minyak mentah dan bensin AS juga turun pada minggu lalu, menunjukkan peningkatan permintaan.