slot jepang
0 0
Read Time:4 Minute, 36 Second

JAKARTA – Kementerian Agama memperkenalkan layanan digital terbarunya berupa aplikasi “Pegon Virtual Keyboard” dan “Rumah Buku”. Kedua aplikasi ini dikembangkan sebagai bagian dari transformasi digital Kementerian Agama dan diluncurkan oleh. Menteri Agama Yakut Cholil Kumas.

Peluncuran kedua aplikasi ini berlangsung pada acara Dev-X (Devotion Experience) yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC). Sekjen Kementerian Agama Nizar Ali, Dirjen Pendidikan Islam M. Ali Ramdani, Plt Dirjen Pendidikan Usia Dini dan Pondok Pesantren Waryono Abdul Ghafoor dan ribuan lainnya yang memadati Pondok Pesantren Dev-X. Kemerdekaan Banyak pengunjung yang hadir. Stand pameran, Jakarta.

Peluncuran aplikasi “Pegon Virtual Keyboard” dan “Rumah Buku” ditandai dengan pemutaran video pengenalan mengenai kedua aplikasi tersebut. Menurut Gus Meng, sapaan akrab Menteri Agama Yakut, pesantren punya banyak ciri khas. Salah satunya adalah aksara Pegon dan kitab kuning.

“Saya tidak akan bosan-bosannya mengatakan bahwa kami berhutang banyak pada naskah Pegon. Kalau bukan karena naskah Pegon yang menjadi perantara siaran itu, mungkin kita tidak akan merasakan nikmatnya Islam di nusantara ini. lestarikan tulisan Pegon,” tegas Gus Meng di Jakarta, Sabtu 6 Januari 2024.

“Satu-satunya cara agar aksara Pegon tidak hilang dan berkelanjutan adalah dengan menyesuaikan cara masyarakat menggunakan aksara Pegon,” lanjutnya.​

Aksara Pegon masih digunakan, namun biasanya terbatas pada kalangan santri. Aksara Pegon tidak digunakan di luar kalangan santri. Faktanya, mungkin banyak orang yang belum mengetahui apa itu abjad Pegon. Padahal, sejarah mencatat bahwa tulisan pegón dulunya digunakan untuk menulis teks agama, teks sastra, surat, mantra, dan lain-lain. Gus Meng mengatakan, penggunaan tulisan Pegon dalam konteks peperangan juga menjadi salah satu strategi komunikasi para pejuang negara untuk mengelabui penjajah.

“Menghadapi kenyataan tersebut, saya meyakini bahwa digitalisasi aksara Pegon sangatlah penting dan saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam mewujudkan Pegon Virtual Keyboard sebagai wujud digitalisasi aksara Pegon Masu. “Kami berharap nantinya masyarakat dapat membiasakan penggunaan aksara pegon sehingga aksara ini lestari,” kata Gus Men.

Keistimewaan pesantren yang juga patut dilestarikan adalah kitab kuning. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren mengatur bahwa Kitab Kuning merupakan salah satu pilar Pesantren. Artinya, lembaga pendidikan mana pun yang tidak mengajarkan Kitab Kuning tidak dapat dianggap sebagai pondok pesantren.​

“Saya kira, seperti naskah Pegon, kitab kuning ini juga harus didigitalkan,” jelas Gus Meng

“Saya kira ini lebih kekinian dan lebih efisien. “Apalagi kehadiran aksara Pegon di ruang digital memungkinkan kita untuk memadukan keduanya, misalnya seperti yang dilakukan pesantren dulu. mampu menafsirkan Kitab Kuning melalui smartphone, laptop atau perangkat digital lainnya,” lanjutnya.

“Kalau ini terus dikembangkan bisa menjadi semacam ‘pondok pesantren virtual’ atau ‘pondok pesantren digital’,” kata Gus Meng lagi.​

Melalui aplikasi Rumah Buku, masyarakat kini bisa membacakan buku apa saja dan kepada siapa. Mereka tinggal memilih dari menu yang tersedia. “Sekarang kita bisa mendengarkan dan menafsirkan kitab kuning yang dibaca Kiai dari mana saja melalui perangkat digital. Sederhana dan sangat mudah,” kata Gus Meng.

“Kehadiran Rumah Booku sebagai bagian dari digitalisasi Kitab Kuning tentunya merupakan dukungan penuh dan rasa terima kasih saya. Kami berharap ini menjadi solusi bagi mereka yang ingin belajar dan moderasi beragama itu salah satu nilai-nilainya. ​​yang tercantum dalam Kitab Kuning, bisa menjangkau masyarakat lebih luas,” ujarnya.

M. Ali Ramdani, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, mengatakan hal serupa. Ia berharap kehadiran virtual keyboard Pegon dan aplikasi Rumah Buku dapat membuka wawasan baru bagi generasi muda. “Pegong bukan hanya sekedar simbol sejarah, namun sebenarnya merupakan simbol peradaban dan akulturasi budaya Islam dan Indonesia,” jelasnya.

Terkait Rumah Buku, M. Ali Ramdani menambahkan, buku tersebut diperkenalkan untuk memudahkan akses masyarakat terhadap pembelajaran Islam melalui buku referensi yang representatif. Melalui aplikasi ini masyarakat dapat belajar dimana saja tanpa harus ke pesantren.​

“Hanya dengan mendownload dan mendaftar aplikasi Rumah Buku, pengguna dapat memilih materi dan buku yang ingin dipelajari. “Setiap bab yang dipelajari ada penilaiannya dan siswa harus melampaui target yang ditentukan untuk melanjutkan ke materi berikutnya. silakan,” katanya.

“Guru-guru Rumah Buk terdiri dari Qiais dan ulama yang bersekolah di pesantren dan mempunyai ilmu keilmuan yang jelas.” “Tidak perlu diragukan lagi,” lanjutnya.

“Kedua aplikasi ini juga terintegrasi dengan Pusaka Superapps,” kata Pegon Virtual Keyboard.

Pegon Virtual Keyboard adalah aplikasi digital yang memungkinkan pengguna mengetik menggunakan karakter Pegon pada keyboard apa pun yang tersedia. Dengan mendownload aplikasi ini, pengguna dapat menggunakan aksara pegon sebagai media menuangkan ide dan berkomunikasi melalui smartphone, laptop, tablet dan perangkat digital lainnya.

Keyboard virtual Pegon tersedia untuk pengguna ponsel berbasis iOS dan Android. Bagi pengguna ponsel iOS, keyboard virtual Pegon ini dapat diunduh di aplikasi App Store dengan menggunakan kata kunci “Keyboard Virtual Pegon Kementerian Agama Republik Indonesia” atau langsung dari link berikut: https://apps. apple.com/id/app/pegon-virtual-keyboard/id6474830301

Bagi pengguna Android, aplikasi ini dapat diunduh di Google Play Store dengan menggunakan kata kunci “Pegon Virtual Keyboard” bersimbol huruf “fa” dengan titik tiga kombinasi warna hijau dan kuning kecoklatan. Pengguna juga dapat mengunjungi tautan berikut untuk mengunduh: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.kemenagpegon.kemenagpegon

Rumah buku

“Rumah Buku” merupakan platform digital yang menyediakan pembelajaran kitab kuning yang dipelajari di pesantren. Pembelajaran kitab kuning di Rumah Buku dibagi menjadi tiga tingkatan: dasar (ula), menengah (wustha) dan lanjutan (‘ulya).​

Bagi pengguna ponsel iOS, Rumah Buku dapat diunduh pada aplikasi App Store dengan menggunakan kata kunci “Rumah Kitab” atau langsung mengunjungi link berikut: https://apps.apple.com/id/app/rumah-kitab/id1641852481

Sedangkan jika Anda pengguna ponsel Android, Anda dapat menggunakan kata kunci “Rumah Buku Ditpdpontren” di Google Play Store atau mendownloadnya pada link berikut: https://play.google.com/store/apps/details? = id.go.kemenag .rumahkitab SnackVideo luncurkan komunitas virtual SnackVideo, platform berbagi video pendek, resmi meluncurkan komunitas virtualnya. sarkarinaukrirojgar.com.co.id 23 Oktober 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %