sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan terkini gempa megathrust di Indonesia. BMKG menyoroti dua wilayah utama yang menjadi perhatian khusus, yakni megathrust Selat Sunda yang berkekuatan 8,7 magnitudo dan megathrust Mendawai-Suberut yang kemungkinan berkekuatan 8,9 magnitudo.
Kedua wilayah tersebut sudah lama tidak mengalami produksi energi yang besar, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya gempa megathrust di masa mendatang.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Tariono dalam keterangannya, Senin (12/8/2024), menegaskan, gempa tersebut disebut sebagai “kebutuhan saat ini” pada dua satuan megathrust. Pasalnya, dua wilayah ini sudah ratusan tahun tidak terjadi gempa kuat.
Dalam postingannya, Dariono mengatakan, “kekhawatiran para ilmuwan Jepang terhadap megathrust Nankai serupa dengan yang kini dirasakan dan dialami oleh para ilmuwan Indonesia, khususnya megathrust Selat Sunda (M8.7) dan megathrust Mendawai-Suberut (M8.9). ) ” penyataan.
Rabu (14/8/2024) sarkarinaukrirojgar.com hadir mengulas secara mendalam zona gempa Megatrust di Indonesia.
Gempa bumi besar yang terjadi di Indonesia di sepanjang Selat Sunda-Banton merupakan salah satu ancaman seismik terbesar bagi negara. Berdasarkan Peta Bahaya dan Sumber Daya Gempa Bumi Indonesia 2017, wilayah tersebut kemungkinan besar akan mengalami gempa berkekuatan 8,8 SR. Ruas ini memiliki panjang 280 km dan lebar 200 km serta mengalami longsor 4 cm per tahun.
Sejarah mencatat gempa megathrust M8,5 terjadi di Indonesia antara tahun 1699 hingga 1780. Fakta ini menunjukkan bahwa terjadi gempa besar dalam jangka waktu yang lama di kawasan Selat Sunda-Bandan, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya pelepasan energi dalam jumlah besar di masa mendatang.
Dariono, Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, menegaskan, “Penerbangan gempa di dua wilayah megatrust ini bisa disebut ‘jangka pendek’, karena sudah ratusan tahun kedua wilayah ini tidak mengalami gempa kuat.” Mendavai-Cyberat Megatrust
Risiko serius lainnya yang diprediksi BMKG adalah gempa bumi kuat di wilayah Mentawai-Siberat, Indonesia. Kawasan ini lebih rawan gempa berkekuatan 8,9 SR dibandingkan Selat Sunda. Ruas Mendavai-Siberat memiliki panjang 200 km dan lebar 200 km, serta kecepatan longsor 4 cm per tahun.
Sejarah mencatat gempa megathrust di Indonesia dengan M8,7 pada tahun 1797 dan M8,9 pada tahun 1833 di wilayah Mendawai-Siberat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai akumulasi energi yang signifikan di wilayah tersebut lama setelah terjadinya gempa bumi besar.
Menurut laporan BMKG, “walaupun para ahli memperkirakan kekuatan maksimum gempa di wilayah megathrust, namun teknologi saat ini belum mampu memprediksi secara akurat kapan gempa besar akan terjadi.”
Gempa megathrust di wilayah Jawa Barat Indonesia menjadi perhatian utama dalam prakiraan BMKG. Gempa bumi maksimum berkekuatan 8,8 SR mungkin terjadi di kawasan ini. Ruas Jawa Barat memiliki panjang 320 km dan lebar 200 km, dengan curah hujan tahunan 4 cm.
Sejarah mencatat gempa bumi kuat terjadi di Jawa Barat Indonesia dengan M8.1 pada tahun 1903 dan M7.8 pada tahun 2006. Meskipun gempa besar terakhir terjadi relatif baru, potensi akumulasi energi di wilayah tersebut masih perlu dipertimbangkan.
Menurut laporan laman BPBD DIY, Indonesia memiliki beberapa zona megathrust di zona subduksi aktif, antara lain Subduksi Sunda (Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba). Hal ini menandakan wilayah Jawa Barat merupakan bagian dari sistem megathrust yang besar dan kompleks. 5. Megatrest Jawa Tengah-Timur
Berdasarkan prakiraan BMKG, gempa kuat di Indonesia berpotensi besar terjadi di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Diperkirakan kawasan tersebut akan menghasilkan gempa maksimal 8,9 titik. Panjang ruas ini 440 km dan lebar 200 km, kecepatan luncur 4 cm per tahun.
Sejarah mencatat gempa bumi kuat terjadi di Indonesia di wilayah Jawa Tengah-Jawa Timur dengan kekuatan M7,2 pada tahun 1916 dan M7,8 pada tahun 1994. Meski gempa tersebut tidak sebesar energi maksimumnya, namun menunjukkan aktivitas seismik yang signifikan di wilayah tersebut.
“Kami meyakini upaya mitigasi gempa dan tsunami dapat mengurangi risiko potensi dampak bencana hingga menimbulkan korban jiwa,” kata Dariono dari BMKG. 6. Poli Megatrust
Gempa bumi megathrust mempunyai potensi besar di wilayah Bali Indonesia, namun belum pernah terjadi gempa besar yang tercatat. Kawasan ini diperkirakan menghasilkan gempa berkekuatan 9,0 magnitudo terbesar di antara seluruh segmen megathrust di Indonesia. Ruas Bali memiliki panjang 500 km dan lebar 200 km, dengan curah hujan tahunan sebesar 4 cm.
Meski tidak ada catatan sejarah terjadinya gempa hebat di kawasan megathrust Bali, namun potensi bahayanya tidak bisa dianggap remeh. Minimnya catatan gempa besar justru menunjukkan adanya akumulasi energi yang sangat besar dalam jangka waktu yang lama.
Berdasarkan laporan BMKG, “Secara umum Pulau Jawa bagian selatan memiliki peluang lebih tinggi terjadinya gempa megathrust.” Laporan ini mencakup wilayah Bali di ujung timur rantai megathrust di selatan Jawa.
Gempa megathrust di wilayah Engano Indonesia berpotensi menghasilkan gempa berkekuatan maksimum 8,4 SR. 8. Sumba Megatress
Gempa kuat yang terjadi di wilayah Sumba Indonesia berpotensi menimbulkan gempa dengan magnitudo maksimum 8,5. 9. Megatrust Aceh-Andaman
Gempa megathrust kemungkinan terjadi di Indonesia wilayah Aceh-Andaman dengan magnitudo maksimum 9,2. Potensi gempanya paling besar diantara seluruh kawasan megathrust di Indonesia. 10. Megatres Nias-Shimloo
Gempa megathrust di wilayah Nias-Simelu Indonesia berpotensi menimbulkan gempa dengan magnitudo maksimum 8,7. 11. Batu Megatrust
Gempa megathrust di wilayah Batu, Indonesia, berkekuatan 7,8 SR, terkecil di antara wilayah yang disebutkan. 12. Megatrust Sulawesi Utara
Gempa kuat yang terjadi di wilayah Sulawesi Utara Indonesia berpotensi menimbulkan gempa dengan magnitudo maksimum 8,5. 13. Megatrust Papua
Gempa kuat di Papua, Indonesia, kemungkinan besar akan menghasilkan gempa maksimum berkekuatan 8,7 SR.