JAKARTA. Gejala flu Singapura patut diwaspadai. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang disebut enterovirus. Biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 10 tahun, meski tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga bisa mengalaminya.
Seperti dikutip Morinaga, Flu Singapura dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut. Sistem kekebalan tubuh yang belum sekuat orang dewasa dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya mencuci tangan menjadi dua faktor yang menyebabkan flu Singapura lebih banyak menyerang anak-anak.
Faktor lain yang berperan adalah cuaca. Beberapa penelitian di Singapura, Hong Kong, dan Jepang menunjukkan bahwa penyakit ini lebih mudah menyebar di tempat dengan suhu tinggi, kelembapan tinggi, dan angin kencang. Anda juga perlu memperhatikan gejalanya untuk mencegah penyakit ini
Gejala Flu Singapura Masa inkubasi virus flu Singapura berlangsung selama 3-6 hari. Gejala pertama yang biasanya muncul adalah peningkatan suhu yang disertai rasa nyeri saat menelan, kehilangan nafsu makan, dan lemas.
Kemudian akan muncul sariawan di mulut anak, tepat 1-2 hari setelah timbulnya demam. Biasanya rasa sakit akibat kudis membuat anak enggan makan. Setelah munculnya sariawan, muncul ruam merah di tangan dan kaki.
Komplikasi paling umum dari flu Singapura adalah dehidrasi. Anak-anak biasanya menolak makan dan minum karena kudis. Jika hal ini terjadi, segera bawa ia ke dokter. Anak-anak mungkin perlu menerima cairan melalui pipet.
Meski gejalanya ringan dan bisa hilang dengan sendirinya, penyakit ini menjadi momok bagi para ibu karena luka yang ditimbulkannya menyebabkan anak melakukan mogok makan.
Bagaimana cara mengobati flu Singapura? Belum ada terapi khusus untuk mengatasi penyakit ini, karena penyebabnya adalah infeksi virus. Anak tidak memerlukan antibiotik, penyakitnya sembuh dalam 7-10 hari.
Namun, dokter dapat memberikan obat untuk meredakan gejalanya agar anak Anda merasa lebih nyaman dan mau makan. Perawatan diri yang dapat dilakukan di rumah antara lain:
Berikan makanan lunak atau sup agar anak mudah menelan. Ibu juga dapat memberikan anak tambahan nutrisi cair yang mengandung nukleotida dan laktoferin. Nukleotida merupakan protein yang dibutuhkan tubuh untuk memperkuat kekebalan terhadap infeksi. Nukleotida juga akan membantu membentuk metabolisme yang baik di dalam tubuh.
Pada saat yang sama, laktoferin bekerja sebagai agen antimikroba dan pengatur sistem kekebalan tubuh. Dengan daya tahan tubuh yang maksimal, bayi Anda tidak akan tertular virus dan bakteri yang lebih serius.