sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta Seorang ibu muda terlihat menyalakan ponselnya. Jempol melanjutkan, menggulir layar dari atas ke bawah. Matanya nyaris tidak berkedip, membaca setiap nada dengan cermat. Yakin. Sedangkan tangan kirinya masih menggendong anak yang tergeletak di depan bahunya.
Wanita berkepala hitam yang sibuk dengan alat musiknya adalah Poppy Wulandari. Ia sudah lama tidak melihat produk yang diinginkannya di toko online. Anda tidak perlu bosan mencari berita yang akan viral di linimasa media sosial.
Sore itu, Poppy berada di Puskesmas di Cakung, Jakarta Timur. Di ruang bidan ia membaca informasi penting, informasi tentang vaksinasi terkini pada bayinya. Informasi di ponsel dikirimkan melalui WhatsApp ke aplikasi Satu Sehat Mobile.
“Sekarang lebih mudah, jadi ada laporan WA,” kata Poppy.
Data yang dikirimkan aplikasi Satu Sehat Mobile sudah lengkap. Berisi riwayat, rekomendasi dan jadwal vaksinasi di masa depan. Ada juga sertifikat vaksinasi yang bisa diunduh kapan saja. “Bisa disimpan ke ponselmu juga,” kata Poppy.
Saat membawa bayinya untuk vaksinasi pada Mei lalu, Poppy tidak membawa surat-suratnya. Dia datang hanya dengan anak itu. Semua informasi sudah ada di ponsel dalam genggaman Anda. Selesaikan itu. Prosesnya tidak ribet, cukup bagikan informasinya di Satu Sehat Mobile App. Bidan hanya membutuhkan informasi yang diperlukan di aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK).
Digitalisasi kesehatan telah mempermudahnya. Apalagi kedua aplikasi tersebut digabungkan. ASIK adalah aplikasi bagi para profesional kesehatan untuk mengumpulkan informasi tentang kesehatan masyarakat. Sedangkan masyarakat menggunakan Satu Sehat. Kedua aplikasi ini resmi dari Kementerian Kesehatan.
Aplikasi ini membuat segalanya menjadi mudah. Kini Anda tidak perlu membawa folder dengan banyak halaman dokumen. Semuanya sekarang dapat dilakukan di aplikasi, dapat melacak waktu. Semua informasi riwayat kesehatan masyarakat tersedia, lengkap. Itu dapat diakses dengan satu klik. Untuk menjaga Anda tetap sehat, sekarang hanya dengan ujung jari Anda.
Aplikasi Satu Sehat Mobile merupakan metamorfosis dari PeduliLindungi yang populer saat Indonesia dan dunia terdampak pandemi Covid-19. Aplikasi yang diterbitkan pada Maret 2020 ini dibuat untuk mencegah penyebaran virus corona penyebab pandemi tersebut. Banyak fitur yang disertakan dalam aplikasi ini, semuanya untuk kesehatan selama epidemi.
Aplikasi PeduliLindungi menampilkan peta zonasi yang menunjukkan tingkat risiko suatu wilayah. Peta zonasi menunjukkan warna untuk setiap tingkat risiko. Oranye untuk risiko rendah, dan merah untuk risiko tinggi tertular Covid-19.
Aplikasi ini juga mengumpulkan statistik berapa banyak orang yang dinyatakan positif Covid-19 di wilayah regional, regional, kota, dan negara bagian. Selain itu, Anda juga bisa melihat situasi terkini, jumlah pasien dan kematian.
Masyarakat juga bisa mengajukan permohonan keikutsertaan vaksinasi Covid-19 melalui aplikasi ini. Ini juga dapat digunakan untuk melihat status suntikan, termasuk dosis yang diterima.
PeduliLindungi juga menghubungkan pengguna dengan layanan telemedis dari platform lain. Pengguna dapat melakukan konsultasi kesehatan tanpa harus ke fasilitas kesehatan.
Hal lain yang tidak cukup penting adalah memindai kode QR. Fitur ini digunakan ketika pengguna berada di tempat umum. Pengguna harus memindai barcode di pintu masuk area publik tertutup.
Sepanjang tahun 2021-2022, PeduliLindungi mencegah 3.733.067 orang dengan kasus merah (vaksinasi tidak lengkap) memasuki tempat umum. Aplikasi ini juga mencegah 538.659 orang yang terinfeksi Covid-19 (black event) bepergian di dalam ruangan atau memasuki tempat umum yang tertutup.
“PeduliLindungi berdampak pada rendahnya angka penyebaran Covid-19 di Indonesia dibandingkan negara tetangga bahkan negara maju. Aplikasi ini berperan penting dalam menekan angka penyebaran ketika kita menghadapi gelombang Delta dan Omicron,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti. Nadia Tarmizi.
Pada tanggal 1 Maret 2023, PeduliLindungi diubah menjadi aplikasi Satu Sehat Mobile. Seluruh informasi di aplikasi PeduliLindungi seperti dokumen, sertifikat, dan tiket melawan Covid-19 tersinkronisasi.
Pola makan sehat lebih lengkap. Aplikasi ini memiliki jenis ‘Health Diary’ bagi pengguna untuk mencatat dan memantau kesehatan diri sendiri dan orang yang dicintai. Tekanan darah, diabetes, dan detak jantung dicatat di sini.
Satu Sehat Mobile juga menghubungkan aplikasi dari berbagai profesional kesehatan. Segala permohonan pelayanan kesehatan mulai dari rumah sakit, puskesmas, posyandu, laboratorium, klinik, hingga apotek harus sesuai dengan model Satu Sehat Mobile.
Dengan demikian, seluruh layanan kesehatan mulai dari vaksinasi, menunggu di rumah sakit, diagnosis, hasil tes, hingga pembelian obat-obatan dapat diakses dan dikonsolidasikan oleh Satu Sehat. Oleh karena itu, pertukaran informasi kesehatan berlangsung efisien dan efektif. Semuanya direkam secara digital.
Direktur Transformasi Digital Kementerian Kesehatan Setiaji mengatakan digitalisasi layanan kesehatan merupakan inisiatif pemerintah. Kebijakan ini memerlukan kerjasama organisasi koperasi untuk memfasilitasi akses masyarakat terhadap layanan kesehatan.
“Karena kompleksitas kesehatan, forum kolaborasi dan diskusi menjadi penting untuk menjamin pemerataan dan pemerataan fasilitas kesehatan bagi masyarakat,” kata Setiaji.
Pada akhir tahun 2021, Kementerian Kesehatan Indonesia menerbitkan Draf Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024 yang menunjukkan jalan menuju digitalisasi layanan kesehatan di Indonesia. Proyek ini dirancang untuk memfasilitasi akses terhadap layanan kesehatan bagi masyarakat tanpa mengurangi efisiensi dan efektivitas layanan kesehatan.
“Dengan digitalisasi, kita bisa mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang pasien mulai dari pendaftaran hingga menerima obat. Ternyata rata-rata tiga atau empat jam dan dengan sistem kita bisa meningkatkan pelayanan,” kata Setiaji dalam siaran persnya, Rabu. , 13 Desember 2023.
Layanan digital juga membuat informasi pasien menjadi lebih aman. Karena semua aktivitas di aplikasi harus terdokumentasi. Tentu saja berbeda dengan menggunakan cara manual yang sulit menjamin keamanan data.
“Melalui sistem itu kita bisa mengetahui siapa yang membukanya, lalu siapa yang bisa membukanya,” tambah Setiaji.
Menurut Setiaji, Kementerian Kesehatan bertujuan untuk mengintegrasikan informasi dari 60 ribu puskesmas di seluruh Indonesia. Kementerian Kesehatan juga mengintegrasikan banyak praktik untuk membuat tubuh lebih aktif.
“Melalui integrasi kita akan mendapatkan informasi yang ada saat ini (kebenarannya). Sebagai partai 400 lamaran, kita permudah mereka, sehingga dari 400 langsung hanya ada 9 lamaran,” ujarnya.
Digitalisasi pelayanan kesehatan berarti kita mempunyai informasi yang terintegrasi, sehingga pelayanan kepada pasien bisa lebih cepat. Hasil dari aplikasi Satu Sehat Mobile diapresiasi oleh para tenaga medis dan masyarakat umum yang menjadi pasien.
Dengarkan pengakuan Rangge B.V. Rawung, ahli bedah ortopedi dan spesialis traumatologi, prof. Ph.D. R.D Kandou Manado yang selalu kesulitan membaca rekam medis pasien yang masih berupa buku.
“Rekam medis yang ingin kita cari informasinya hilang, rusak, sehingga informasi yang kita cari di sana tidak bisa kita akses,” kata Rangga.
Kekecewaan Rangga bisa dimaklumi. Bisa dibayangkan betapa pusingnya dokter mencari rekam medis, karena pasien di rumah sakit itu ribuan. Sebelum adanya teknologi digital, rekam medis mereka ditulis di atas kertas sehingga memerlukan tempat khusus untuk menyimpannya.
Betapa bijaksananya menghancurkan dokumen yang mungkin sudah berdebu, hanya untuk mencari rekam medis pasien. Dibutuhkan waktu yang lama sehingga pasien tidak bisa mendapatkan pertolongan dengan cepat. Rekam medis digital memungkinkan dokter mengakses riwayat kesehatan pasien dengan lebih cepat.
“Kami segera meninjau informasi mengenai kondisi pasien, seperti riwayat kesehatan, hasil tes, dan pengobatan sebelumnya,” tambah Rangga.
Sementara itu, Ulfa, salah satu pasien rawat jalan di RSUP Kariadi Semarang, membenarkan bahwa aplikasi Satu Sehat Mobile semakin memudahkan. Seperti Poppy yang membawa anaknya ke Puskesmas Cakung, Ulfa juga merasa bisa menghemat waktu dan lebih efisien dalam mencari pertolongan medis.
“Kami tidak perlu memberi tahu perawat atau dokter tentang riwayat kesehatan kami,” kata Ulfa.
Digitalisasi negara dalam bidang kesehatan tidak hanya berarti memberikan kemudahan bagi masyarakat. Inisiatif ini juga diakui secara internasional. Februari lalu, Kementerian Kesehatan menerima Penghargaan GovTech 2024 pada World Government Summit 2024 di Dubai, Uni Emirat Arab.
Penghargaan kategori Kesehatan diberikan kepada inovasi Satu Sehat Mobile. Penghargaan tersebut membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara di dunia dalam menggunakan teknologi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
“Penghargaan ini merupakan suatu kehormatan tersendiri bagi kami. “Inovasi yang kami lakukan untuk meningkatkan kualitas informasi dan layanan kesehatan bagi masyarakat melalui digitalisasi telah diakui dunia,” kata Setiaji.
Aplikasi Satu Sehat Mobile mengintegrasikan informasi kesehatan individu di lebih dari 22.000 puskesmas. Kementerian Kesehatan berencana mengintegrasikan 60.000 puskesmas di masa depan.
“Jadi tidak hanya pelayanan yang lebih efisien, Satu Sehat juga menjadi solusi pemerintah dalam menyediakan informasi kesehatan yang andal untuk menyusun kebijakan dan rencana yang efektif,” jelas Setiaji.