slot jepang
0 0
Read Time:4 Minute, 26 Second

sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan anggaran belanja pemerintah pusat dalam RAPBN tahun 2025 sebesar Rp 2.693,2 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp976,8 triliun dialokasikan pada belanja kementerian/lembaga (KL), sedangkan Rp1.716,4 triliun dialokasikan pada belanja nonpemerintah. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan belanja anggaran kementerian/lembaga tahun depan lebih kecil dibandingkan APBN 2024 yang mengalokasikan Rp 1.090,2 triliun. 

Sri Mulyani berpendapat, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sengaja mengurangi belanja anggaran KL 2025 untuk memberikan keleluasaan kepada Presiden terpilih Indonesia periode 2024-2029, Prabowo Subianto.  

“Kalau dilihat jangan kaget, ini belanja KL. Kenapa belanja KL relatif lebih kecil dibandingkan tahun ini yang Rp 1,090 triliun,” kata Shri Mulyani dalam konferensi pers RAPBN. 2025 di Kantor Pusat DJP Jakarta, Jumat (16/08/2024).

“Jadi belanja KL itu relatif, kecuali yang presiden terpilih bilang mau A, B, C. Tapi ada juga yang masih menahan belanja non-KL, jadi jumlahnya tinggi, yakni. Rp 1.716,4 triliun,” imbuhnya. 

Oleh karena itu Sri Mulyani Prabowo dan jajarannya diperbolehkan mengalokasikan sumber anggaran sesuai kebutuhan pada masa pemerintahannya. 

Apalagi RAPBN 2025 lebih fleksibel pada program prioritas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka seperti makanan bergizi gratis dan lain-lain. 

“Itu diberikan pada bulan Oktober dan biasanya diberikan kepada departemen atau lembaga eksekutif yang dipilih untuk melakukan tugas tertentu, baik itu gizi atau hal-hal lain seperti perbaikan sekolah dan hal-hal yang menjadi prioritas presiden terpilih,” katanya. Mulyani. 

Sebelumnya, target kenaikan minyak dan gas bumi (migas) pada RAPBN 2025 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Misalnya saja perkiraan lonjakan minyak akan turun dari 635 ribu barel per hari (BOPD) pada APBN 2024 menjadi 600 ribu BOPD.

Target pasokan gas bumi dalam APBN 2025 juga ditetapkan sebesar 1,005 juta barel setara minyak per hari. Sedangkan APBN memproyeksikan angkanya sebesar 1,033 juta barel setara minyak per hari pada tahun 2024.

Disinggung mengenai hal tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Orifin Tasrif menjelaskan beberapa alasan mengapa target produksi migas tahun depan diturunkan. Mulai dari produksi migas yang memang melambat, hingga ratusan sumur minyak seperti di blok Rokan yang tersumbat banjir.

“Iya luasnya memang berkurang signifikan. Sekarang kita sudah mulai berupaya memulihkannya. Kemarin ada peningkatan di Čep. Kita berharap akhir tahun bisa tercapai,” kata Orifin saat rapat di DPR. kompleks. Jakarta, Jumat (16/08/2024).

“Kemarin sumur MNK (minyak dan gas inkonvensional) dibor dan dibanjiri,” imbuhnya.

Sebagai langkah maju, pemerintah mendorong pengembangan produksi migas inkonvensional. Dalam jangka panjang, pemerintah juga banyak mengembangkan ladang minyak yang memiliki sumber daya migas seperti Bhutan.

“Kami juga bekerja sama dengan China untuk meningkatkan faktor kesembuhan. Tadi kami mengandalkan KKKS selain Son. Sekarang kami melihat salah satu sisi di sini. Kami juga punya pengalaman,” imbuhnya.

“Sudah dipromosikan. Mudah-mudahan akhir tahun ini sudah bisa beroperasi. Tapi ya, perlu waktu untuk meningkatkan produksinya,” pungkas Orifin.

 

 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyoroti banyaknya investasi di bidang ekstraksi minyak dan gas (migas) yang terhenti selama 30 tahun terakhir. Menurut dia, hal itu akibat aturan atau tidak memadai

Ia mengatakan, pihaknya telah mengerahkan kelompok kerja di Kementerian Koordinator Kelautan dan Perikanan untuk mengidentifikasi permasalahan ketahanan energi. Pertama, meringankan kapasitas keuangan negara.

“Saya meminta mereka memahami mengapa kita hanya memiliki sedikit atau mungkin tidak ada investasi baru di industri migas dalam 30 tahun terakhir,” kata Menko Luhut pada acara Supply Chain and National Capability Summit di JCC Senaiyan, Rabu (14). 8.2024).

Ia mengatakan, setidaknya ada 11 hal yang perlu diperbaiki. Ia pun menginformasikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden baru terpilih Prabowo Subianto.

Jawabannya satu, ada 11 hal yang perlu kita benahi. Saya sudah lapor ke presiden dan presiden terpilih, ini persoalan yang perlu kita atasi.

Tak hanya itu, ia juga melaporkan kepada Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawati mengenai hal-hal yang berkaitan dengan peraturan Kementerian Keuangan. Ia menilai ada yang salah dengan regulasi yang diterapkan sehingga berujung pada terhentinya investasi di industri migas.

“Makanya saya sampaikan kepada rekan-rekan Menteri Keuangan, ada yang salah dengan Bapak, 30 tahun tanpa investasi, mungkin ada yang salah dengan regulasinya. Perlu diubah atau diperbaiki regulasinya, buatlah regulasi tersebut,” tegas Menteri Luhut.

“Kalau ada yang tidak mau datang ke rumah kita, pasti ada yang salah dengan diri kita. Jadi kita tidak bisa bilang, ‘Bagus,’ bagus buat kamu, tapi tidak bagus untuk investasi. Jadi itu jalan dari ‘Kita perlu membicarakannya hari ini,’ lanjutnya.

 

Dalam kesempatan itu, ia menyoroti setidaknya ada 11 poin yang perlu ditingkatkan. Ini terutama mencakup ekstraksi minyak dan gas.

Pertama, mempercepat persetujuan lingkungan sekitar satu bulan. Kedua, adaptasi perubahan izin lahan pertanian untuk kegiatan migas. Ketiga, memberlakukan undang-undang yang melarang perambahan ilegal di ladang minyak dan gas milik negara.

Keempat, paket kompensasi hutan harus dinegosiasikan antara pemerintah dan pengembang sumber daya hutan. Kelima, mempercepat perizinan wilayah pengembangan migas lepas pantai melalui pengelolaan paralel dan digital.

Keenam, optimalisasi biaya pemanfaatan wilayah laut. Ketujuh, mendukung dukungan aparat keamanan pada wilayah migas yang berisiko tinggi.

Pada tahap pengembangan, poin kedelapan adalah tentang pembangunan infrastruktur distribusi migas untuk mengurangi ketidakseimbangan antara supply dan demand. Kesembilan, koordinasi dukungan dan komitmen pemerintah daerah terhadap kegiatan migas.

Pada tahap produksi, poin kesepuluh adalah memperbaiki sistem perpajakan migas agar lebih proporsional dan tidak termasuk tahap eksploitasi. Dan kesebelas, optimalisasi pajak tidak langsung pada kegiatan ekstraksi migas dengan merevisi PP no. 27 Tahun 2017 dan PP No. 53 Tahun 2017.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %