sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Anak bungsu Cut Intan Nabila juga menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan Armor Toreador. Dalam video yang dibagikan di Instagram, terlihat seorang bayi yang diperkirakan baru berusia seminggu, terlihat dipukuli oleh ayahnya di TKP.
Apalagi kedua anaknya menyaksikan kekejaman ayahnya. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak, termasuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
KPAI menyatakan, kekerasan dalam rumah tangga di Bogor dan keterlibatan orang tua sebagai pelaku kejahatan merupakan permasalahan yang serius dan pelik. Anak-anak korban kekerasan memerlukan perhatian dan pengobatan segera, mengingat dampak jangka panjang yang serius terhadap perkembangan fisik dan mental.
Anggota KPAI dan Pengurus Persatuan Anak mengatakan: “KPAI menyoroti viralitas kasus kekerasan dalam rumah tangga ini dan menunjukkan kepeduliannya terhadap kejadian yang korbannya adalah anak-anak. Dalam hal ini, anak-anak sangat rentan terhadap kekerasan yang terjadi di keluarga. .” korban kekerasan fisik/psikologis, Diyah Puspitarini, dalam keterangan resmi yang diterima Health sarkarinaukrirojgar.com, Jumat 16 Agustus 2024.
Diyah menyatakan, proses penyitaan harus dilakukan dengan cepat. Cut Intan, bayi dan dua anak lainnya harus segera mendapatkan pertolongan pekerja sosial dan perlindungan hukum. Kami juga mengharapkan dukungan berbagai pihak hingga proses ini selesai.
Anak yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga harus ditangani secepatnya, sesuai dengan pasal 59A Undang-Undang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa perlindungan khusus terhadap anak dilakukan melalui: perawatan darurat, perawatan fisik, psikis, dan sosial termasuk dan/atau rehabilitasi, serta pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Dukungan psikologis selama pengobatan hingga pemulihan. Memberikan bantuan sosial kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu. Memberikan perlindungan dan bantuan dalam setiap proses hukum.
Diyah mengatakan, “Penting untuk diingat bahwa kekerasan terhadap anak tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik mereka, tetapi juga kesejahteraan mental dan emosional mereka.”
“Intervensi yang tepat dan dukungan yang berkelanjutan sangat penting untuk membantu anak tersebut pulih dan merasa aman. Oleh karena itu, dalam hal ini akan ada pengawasan yang cermat, karena bukan hanya satu anak yang menjadi korban, melainkan tiga anak yang ada di sana.” dikatakan ditambahkan
KDRT yang dialami mantan kontestan Cut Intan Nabila disebut-sebut bermula dari pertengkaran karena suaminya, Armor Toreador, menonton video porno.
Hal itu disampaikan Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro dalam siaran langsung melalui Instagram @humaspolresbogor, Rabu (14/8/2024).
“Untuk berkas kemarin (13/8) dari hasil pemeriksaan yang meragukan, (perkara bermula) saya minta maaf karena ketahuan menonton video porno,” kata Rio.
Ia juga mengatakan, pihaknya telah memeriksa ponsel tersangka, namun dokumen videonya tidak ditemukan karena telah dihapus.
“Ponsel (Armor) sudah diperiksa, (videonya) dihapus,” kata Rio.
Sebelumnya, Rio memaparkan kronologi kekerasan dalam rumah tangga yang dialami Cut Intan Nabila. Rio mengatakan, KDRT tersebut terjadi pada Selasa (13/8) pukul 10.09 WIB.
“Kemarin (13/8) pukul 10.09, ada seorang perempuan yang dianiaya oleh suaminya di depan anak yang berusia sekitar satu minggu itu. “Di Sukaraja (Bogor) sebenarnya di rumah suami istri,” jelas Rio.
Ia menambahkan, korban mengunggah bukti rekaman CCTV di media sosial sekitar pukul 11.30.
“Pukul 13.30 saya perintahkan Kapolres terdekat untuk datang ke TKP pada pukul 13.30 berdasarkan patroli siber Kabareskrim KemenPPPA.”
“Kami sangat berhati-hati dalam penyelidikan karena kasus ini sangat sensitif bagi perempuan dan anak-anak.”
Kronologisnya, hasil pemeriksaan awal terhadap korban IN, sebelum pukul 10.09 terjadi adu mulut di sebuah kamar. Ada tiga unsur, bapak sebagai laki-laki, ibu sebagai perempuan, dan anak berusia satu minggu. anak.”
Terjadi adu mulut karena persoalan telepon seluler, korban ingin menjelaskan isi telepon genggam suaminya, namun sang suami marah dan melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
Akibat perbuatannya tersebut, Armor ditetapkan sebagai tersangka dan dijatuhi hukuman berat.