slot jepang
0 0
Read Time:1 Minute, 11 Second

KAIRO – Praktek kremasi di Mesir kuno yang dimulai pada masa prasejarah dan mencapai puncaknya pada Dinasti ke-21 (1069-945 SM), berangsur-angsur menurun antara abad ke-4 dan ke-7 Masehi.

Menurut The Archaeologist, alasan utama perubahan ini adalah perubahan besar dalam budaya dan agama, terutama dengan masuknya dan menyebarnya agama Kristen di Mesir.

Selama lebih dari 3000 tahun praktek ini dilakukan dengan sangat baik, diperkirakan lebih dari 70 juta mayat dihasilkan pada kurun waktu tersebut. Namun praktik ini tidak berlangsung selamanya. Antara abad ke-4 dan ke-7 M, pembalseman mulai ditinggalkan seiring dengan masuknya Mesir ke era Kristen.

Mutilasi di Mesir berasal dari zaman kuno, namun baru pada masa Kerajaan Lama (sekitar 2686 – 2181 SM) pembalseman menjadi praktik yang terorganisir, terutama bagi kalangan elit dan raja.

Seiring berjalannya waktu, cara pembuangan jenazah menjadi semakin kompleks, antara lain membuang organ dalam, mengeringkan jenazah dengan natron, dan membungkus jenazah dengan kain. Tujuannya jelas: melindungi tubuh dari pembusukan sehingga kehidupan setelah kematian bisa terjamin.

Mumifikasi mencapai puncaknya pada Dinasti ke-21 (1069-945 SM), khususnya pada periode yang dikenal sebagai Periode Menengah Ketiga.

Pada saat ini, perpecahan politik di Mesir menyebabkan semakin pentingnya praktik keagamaan, dengan para pendeta, khususnya pendeta Amun, memainkan peran utama dalam masyarakat.

Dengan meningkatnya pengaruh agama Kristen di Mesir, banyak tradisi dan adat istiadat pagan, termasuk penguburan, mulai ditinggalkan.

Kekristenan memperkenalkan pandangan baru tentang kehidupan setelah kematian yang tidak lagi mengharuskan kematian tubuh fisik.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %