slot jepang
0 0
Read Time:2 Minute, 27 Second

sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta Orang tua sering memperhatikan bahwa kursi bayi memiliki tekstur dan bentuk yang berbeda-beda. Orang tua dapat mengetahui apakah pencernaan anaknya baik dengan melihat konsistensi fesesnya.

Menurut Bintaro Jaya dan Frieda Handayani Kawant, dokter spesialis anak dan subspesialis gastrohepatologi anak RS Pondok Indah, ada tujuh jenis konsistensi feses. Berdasarkan Skala Kotoran Bristol, ada tujuh jenis: Tipe 1

Keras seperti kacang (sulit dihilangkan). tipe 2

Bentuknya seperti sosis, tapi masih kental. tipe 3

Bentuknya sosis dan permukaannya retak. tipe 4

Bentuknya menyerupai sosis atau ular, lembut dan halus. tipe 5

Kelihatannya seperti benjolan, tapi bisa dengan mudah dihilangkan. tipe 6

Permukaannya halus, mudah cair, dan sangat mudah dihilangkan. tipe 7

Tidak 100% cair.

Dari ketujuh tipe tersebut, kursi biasa adalah tipe 3 dan tipe 4. Bagian lembaran yang berbentuk sosis memiliki permukaan yang retak dan lembut serta halus.

Jika tekstur tinja anak Anda berbeda dengan yang disebutkan pada tipe 3 dan 4, mungkin anak Anda menghadapi masalah pencernaan. Dan masalah pencernaan yang paling umum dialami anak adalah diare dan sembelit.

“Anak penderita sembelit mengeluhkan buang air besar tidak teratur dengan konsistensi tinja yang keras, kering, dan sulit buang air besar sehingga menimbulkan rasa sakit saat buang air besar,” kata dr Frieda kepada Health Liputan6, Sabtu (11/11). oleh .com. /2024).

Frida menambahkan, ada dua jenis sembelit yang umum dialami anak, yakni sembelit organik dan sembelit fungsional. sembelit organik

Sembelit organik adalah sembelit yang disebabkan oleh kerusakan organ. Pada kondisi ini sembelit disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti penyakit celiac, penyakit tiroid, kelainan anatomi usus seperti penyakit Hirschsprung. sembelit fungsional

Sebaliknya, sembelit fungsional terjadi ketika anak menahan keinginan untuk buang air besar. Sembelit fungsional dapat disebabkan oleh kekhawatiran anak akan rasa sakit atau ketidaknyamanan, misalnya akibat tinja yang keras.

Untuk menghindari sembelit, sebaiknya orang tua mengingatkan anak untuk tidak menahan buang air besar. Sebab bila anak Anda setiap hari menahan buang air besar, gejala-gejala berikut mungkin akan terjadi: Sakit perut yang parah dan kembung Kehilangan nafsu makan Mual atau refluks dari lambung ke kerongkongan Diare pakaian dalam akibat kelebihan cairan yang melewati tinja.

“Untuk mencegahnya, orang tua harus hati-hati memeriksa kondisi anaknya. Tanda-tanda yang diperhatikan orang tua saat anaknya mengalami sembelit adalah lecet di sekitar anus dan tinja yang besar dan keras,” jelas Frieda.

Lebih lanjut Frieda menjelaskan, sembelit pada anak juga bisa berhubungan dengan demam tifoid.

Pada tahun 2019, sekitar 9 juta orang menderita demam tifoid setiap tahunnya, dan 110.000 di antaranya meninggal.

Demam tifoid merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Salmonella typhimurium. Penyebaran infeksi terjadi melalui makanan dan air yang terkontaminasi.

Gejalanya meliputi demam terus-menerus, sakit kepala, mual, sakit perut, sembelit, dan diare. Beberapa pasien mungkin mengalami ruam.

Demam tifoid yang parah dapat menyebabkan komplikasi serius yang bisa berakibat fatal. Demam tifoid dapat diobati dengan antibiotik. Bahkan jika gejalanya hilang, pasien dapat menjadi pembawa virus dan menyebarkan infeksi tersebut kepada orang lain melalui bakteri dalam kotorannya.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan untuk memastikan Salmonella typhi tidak ada di tubuh pasien.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %