slot jepang
0 0
Read Time:1 Minute, 43 Second

JAKARTA – Badan Meteorologi, Meteorologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan suhu Indonesia tahun depan akan lebih hangat dibandingkan tahun 2025 dan anomali suhu antara +0,3 hingga +0,6°C pada tahun 2025.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan rata-rata suhu bulanan di Indonesia akan meningkat dan periode terpanas diperkirakan terjadi pada Mei hingga Juli 2025.

“Antara Januari dan Desember 2025, Indonesia diproyeksikan akan mengalami anomali suhu udara permukaan rata-rata bulanan sebesar +0,3 hingga +0,6 °C,” kata Dikorita pada konferensi pers Climate Outlook 2025.

Dvikorita menambahkan, meski perbedaan suhu terkesan kecil, namun berpotensi memberikan dampak signifikan pada berbagai bidang kehidupan. Artinya Mei hingga Juli 2025 lebih hangat, 0,3-0,6°C, dengan suhu rata-rata 0,4°C.

Badan pemantau iklim Uni Eropa (UE), Copernicus, hari ini menjelang konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat, dengan kenaikan suhu rata-rata lebih dari 1,5 derajat.

Copernicus mengatakan pihaknya sedang membuka “halaman sejarah baru” dalam catatan suhu dunia, yang seharusnya menjadi pengingat untuk mempercepat pengurangan emisi global pada pembicaraan PBB minggu depan di Azerbaijan.

Bulan lalu, yang ditandai dengan banjir dahsyat di Spanyol dan Badai Milton di AS, merupakan bulan Oktober terpanas kedua yang pernah tercatat, dengan rata-rata suhu global terpanas kedua dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.

Menurut Copernicus, suhu rata-rata pada tahun 2024 akan lebih tinggi 1,55 derajat dibandingkan antara tahun 1850 dan 1900.

“Memang benar bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat dan tahun pertama dimana suhu rata-rata 1,5 derajat Celcius di atas suhu pra-industri.

“Ini adalah babak baru dalam catatan suhu global dan harus menjadi katalis untuk memajukan target Konferensi Perubahan Iklim (COP29),” kata Samantha Briggs, Wakil Direktur Layanan Perubahan Iklim Copernicus.

Pemanasan global tidak hanya disebabkan oleh kenaikan suhu, namun juga dampak negatif panas berlebih terhadap atmosfer dan lautan.

Udara yang lebih hangat dapat menampung lebih banyak uap air, sedangkan suhu laut yang lebih hangat menyebabkan lebih banyak uap air terbentuk, sehingga menyebabkan lebih banyak hujan dan badai petir.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %