sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Polisi Bandara Soekarno Hatta menemukan kejadian mencurigakan terkait pencurian koper dari kompartemen pesawat. Korban (26 tahun), berinisial JS, dikabarkan tiba dari Makassar menggunakan Lion Air JT 703 rute Makassar (UPG)-Jakarta (CGK).
Menanggapi hal tersebut, Corporate Communication Strategist Lion Group Danang Mandala Prihantoro mengatakan pihaknya mendapat informasi dari korban yang menaiki pesawat pada 26 Mei 2024. “Penumpang mengeluhkan hilangnya barang berharga di bagasi terdaftarnya,” ujarnya kepada Lifestyle sarkarinaukrirojgar.com dalam pesan pada Sabtu (29/6/2024).
Lebih lanjut, dia mengatakan pihak maskapai telah mendapat konfirmasi dari pihak kepolisian Bandara Internasional Soekarno-Hatta terkait kasus yang melibatkan penumpang Lion Air tersebut. “Kami mengapresiasi upaya polisi mengusut dan menyelesaikan pengaduan ini,” kata Danang.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan dan kerja keras kepolisian dalam menyukseskan penyelesaian kasus ini,” ujarnya. “Lion Air mempercayakan sepenuhnya penyelesaian masalah ini kepada pihak yang berwenang serta mendukung dan menghormati tindakan hukum yang diambil oleh pihak-pihak terkait.”
Danang juga menjelaskan ketentuan membawa barang berharga bagi penumpang di dalam pesawat, artinya barang berharga harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kabin dan dirawat dengan baik. Kedua, penumpang hendaknya memperhatikan penempatan barang berharga di dalam kabin sebelum, selama, dan setelah penerbangan.
“Penumpang wajib menginformasikan dengan jelas kepada agen check-in bahwa tidak ada barang berharga di bagasi terdaftar dan barang berharga dibawa di bagasi kabin,” kata Danang. Lion Group menegaskan bahwa pihak maskapai tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang berharga di bagasi terdaftar, yaitu bagasi yang didaftarkan pada saat check-in.
Dilansir Antara, Sabtu (29/6/2024), Wakil Kepala AKBP Polres Bandara Soekarno-Hatta Ronald Sipayung dalam keterangannya, Jumat, 28 Juni 2024 mengatakan, pihaknya menangkap lima tersangka dugaan pencurian. Bagasi penumpang Lion Air. Yaitu AS (26), H (28), A (24), D (34) dan T (22).
Ronald menjelaskan, kasus ini bermula saat korban tiba di Bandara JS Soekarno Hatta. “Setelah pesawat mendarat di Terminal 2E Bandara Soekarno Hatta, pelapor menuju conveyor belt untuk mengambil barang bawaannya.
Setelah memasukkan barang bawaannya ke dalam satu koper dan dua kotak, pemohon mengaku barang berharga di dalam koper tersebut sudah tidak ada lagi. Barang berharga tersebut antara lain sebuah cincin emas, dua buah cincin emas dan berlian, masing-masing uang 300 dolar AS dan 300 dolar Singapura.
Atas kejadian tersebut jurnalis mengalami kerugian sebesar Rp 40.175.000 dan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Bandara Soekarno-Hatta untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut, kata Ronald. Setelah dilakukan pemeriksaan di dua lokasi yakni Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Sultan Hasanuddin, terungkap nama lima tersangka yang semuanya berprofesi sebagai loader dan berdomisili di Kota Sulawesi Selatan (Sulsel).
Tampaknya tersangka asal Amerika adalah penggagasnya, yang membuka koper dan mengambil semua barang berharga. Selama ini, tersangka H bekerja sebagai pengatur bagasi di kompartemen tersebut. “Tersangka A disuruh mengambil barang dari gerobak dan membawanya ke kompartemen,” kata Ronald.
Selanjutnya, tersangka D menyerahkan barang bawaan dari troli untuk dibawa ke pesawat, dan tersangka T bertugas menyimpan barang bawaan tersebut di kompartemen. Menurut Ronald, tersangka AS menerima uang sebesar Rp7,1 juta dari hasil penjualan tiket luar negeri dan dibagikan kepada empat rekannya masing-masing sebesar Rp1,3 juta.
Sedangkan Amerika Serikat mendapat Rp 1,9 juta. Para tersangka didakwa melakukan pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih berdasarkan Pasal 363 ayat 1 ayat 4 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Sayangnya, kasus pencurian bagasi terjadi dari waktu ke waktu. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, Anda bisa mengikuti berbagai tips yang direkomendasikan oleh Billy Wijaya, pendiri merek koper lokal Baller. Ia mengatakan cara mengunci koper yang paling efektif adalah dengan memilih koper yang tidak menggunakan resleting, karena lebih mudah dibuka dan dirusak.
Ia bercerita kepada Lifestyle sarkarinaukrirojgar.com pada 22 Mei 2024: “Meski sudah ditambah gembok, resleting (koper) masih kurang efektif. Kalaupun pakai PIN, resleting (koper) tetap bisa jebol. , Billy menyarankan untuk menggunakan koper yang sudah memiliki kunci Transportation Security Administration (TSA).
“Kalau tidak ada resletingnya masih bisa rusak, tapi butuh usaha keras untuk membuka koper tanpa resleting,” imbuhnya.
Selain keamanan, perawatan koper Anda juga harus diperhatikan. Menurut Billy, sebenarnya sah-sah saja menggunakan koper di jalan aspal, jalan berbatu, pasir atau lainnya. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah setelah digunakan.
“Hati-hati setelah dipakai, simpan di tempat yang tidak basah, karena rodanya biasanya terbuat dari karet, jadi kalau basah mudah lepas. Selalu bersihkan koper setelahnya, karena kotoran yang menempel bertahan lama. lama dan akan sulit dihilangkan jika tidak segera dibersihkan,” kata Billy.
Ia pun menyarankan isi koper setelah digunakan. Anda bisa menggunakan penyedot debu untuk membersihkannya. “Anda pasti suka banyak pakaian kotor sehabis bepergian, jadi bersihkanlah agar tidak ada kotoran atau kuman di dalamnya,” ujarnya.