sarkarinaukrirojgar.com, JAKARTA — PLN Nusantara Power (PLN NP) mencatat pembangkitan listrik sebesar 66,8 juta megawatt-jam (MWh), atau tumbuh 291 persen dibandingkan realisasi tahun 2022. sebesar 17 juta MWh. Upaya optimalisasi pembangkit listrik menjadi kunci hasil positif perseroan di tahun 2023.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan penyelarasan proses bisnis menjadi salah satu kunci untuk mendorong kontribusi PLN Group dalam menyediakan listrik yang andal bagi masyarakat.
“Ini merupakan langkah strategis bagi PLN grup untuk mampu beradaptasi dengan perubahan di masa depan. PLN perlu bergerak lebih gesit, cepat dan efisien untuk memperkuat perusahaan-perusahaan yang ada dalam mengelola dan menyediakan energi untuk kepentingan masyarakat, pengembangan usaha yang lebih luas, khususnya di bidang energi baru dan terbarukan,” kata Dharmavan.
Direktur Utama PLN NP Ruli Firmansyah menjelaskan, pada tahun 2023 perseroan akan melakukan berbagai terobosan. Hal ini tercermin dari faktor ketersediaan setara (EAF) pembangkit listrik ganjil (PLTU) Jawa-Bali, EAF PLTU, dan pembangkit non-PLTU di luar Jawa-Bali yang mencapai lebih dari 100 persen dari target yang ditetapkan.
EAF merupakan faktor ketersediaan unit pembangkit dimana semakin tinggi nilai EAF suatu unit pembangkit maka semakin siap dioperasikan dalam pembangkitan tenaga listrik.
“Sebagai sub-holding pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara, kami berkomitmen untuk menjalankan operasional perusahaan dengan serius. Seluruh pegawai PLN TN bertekad dan berkomitmen menyediakan energi listrik untuk menerangi Tanah Air, efisien, akurat, dan berlandaskan prinsip ekologi,” kata Ruli.
Sebagai perusahaan produksi energi, Ruly beradaptasi terhadap tantangan transisi energi dengan aktif mengembangkan instalasi energi baru terbarukan (EBT). Pada tahun 2023 PLN NP mampu menghasilkan listrik sebesar 5,6 juta megawatt-jam (MWh) dari energi bersih. Pembangkitan listrik ini berasal dari empat pembangkit EBT yaitu PLTA Brantas, PLTA Cirata, PLTS Terapung Cirata dan PLTS Capital Nusantara.
“Beroperasinya pembangkit EBT ini, salah satunya adalah PLTS Terapung Cirata yang merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara dan merupakan bukti komitmen PLN NP dalam menjawab tantangan transisi energi. Kami juga terlibat dalam mendukung Kota Hijau di IKN dengan membangun PLTS 10 MW, kata Ruly.
Selain berasal dari pembangkit EBT, pembangkit listrik ramah lingkungan juga berasal dari inovasi melalui teknologi co-firing atau penggantian batu bara dengan biomassa di PLTU. Teknologi co-firing ini dapat diterapkan secara komersial di 24 PLTU dan menghasilkan listrik bersih sebesar 511 ribu MWh. Inovasi ini juga mampu menurunkan emisi hingga 533 ribu ton CO2.