slot jepang
0 0
Read Time:4 Minute, 10 Second

sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis produksi minyak sawit dalam negeri mampu meningkat di tahun-tahun mendatang, memenuhi permintaan energi yang terus meningkat, sementara campuran biodiesel harus siap diperluas.

Sebagai informasi, pemerintah berencana memperluas kewajiban campuran biodiesel hingga mengandung 40% bahan bakar minyak sawit atau dikenal dengan B40 pada tahun 2025.

“Kebijakan biodiesel Indonesia terutama bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang diimpor, mendorong bauran energi yang lebih berkelanjutan dan mendukung industri minyak sawit,” kata Airlangga Hartarto kepada peserta konferensi minyak sawit Indonesia, yang dikutip Channel News Asia, Jumat (11/1). 8). /2024).

Rencana tersebut telah mendukung harga minyak sawit global, karena pengiriman ke luar negeri diperkirakan akan menurun di tengah lemahnya ekspektasi produksi.

Penerapan mandat bahan bakar nabati B40 dapat mengakibatkan penggunaan energi minyak sawit mencapai 13,9 juta ton pada tahun 2025, dibandingkan dengan sekitar 11 juta ton yang dibutuhkan tahun ini dengan B35, menurut perkiraan dari Asosiasi Produsen Bahan Bakar Nabati Indonesia APROBI.

Pemerintah berupaya meningkatkan campuran biodiesel hingga 50 persen pada tahun 2028, Edi Wibowo,

Direktur Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Edi Wibowo juga mengatakan pada konferensi yang sama bahwa pemerintah berupaya meningkatkan campuran biodiesel hingga 50 persen pada tahun 2028. Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan mandat bahan bakar jet sebesar 1 persen. pada tahun 2027.

 

Tampaknya produksi minyak sawit di Indonesia mengalami stagnasi dalam beberapa tahun terakhir karena penuaan pohon.

Airlangga mengatakan pemerintah mendorong praktik pertanian yang lebih baik untuk meningkatkan hasil panen dan meningkatkan program peremajaan kelapa sawit di kalangan petani kecil untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Namun, program penanaman kembali terlambat dari jadwal. Tujuan peluncurannya adalah untuk melakukan penanaman kembali seluas 180.000 hektar per tahun, namun sejak tahun 2017, Indonesia hanya menyediakan dana untuk penanaman kembali seluas 360.000 hektar (890.000 hektar), menurut Airlangga.

Eddy Martono, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, mengatakan percepatan program ini penting untuk mendukung program bioenergi pemerintah tanpa mempengaruhi pasokan pangan dalam negeri dan kebutuhan ekspor.

Tanpa peremajaan pohon, produksi minyak sawit mentah Indonesia bisa turun menjadi 44 juta ton pada tahun 2045, dari sekitar 50 juta ton saat ini, menurut data dari Badan Pembiayaan Minyak Sawit Nasional.

Jika program penanaman kembali ini dilaksanakan sesuai rencana, produksi CPO bisa mencapai sekitar 83 juta ton pada tahun 2045.

Sebelumnya, penurunan ekspor menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi industri kelapa sawit pada tahun 2024. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono.

Ekspor minyak sawit tahun ini tidak sekuat tahun-tahun sebelumnya karena berkurangnya permintaan dari Tiongkok, yang merupakan salah satu importir minyak sawit mentah (CPO) terbesar dari Indonesia. Penurunan permintaan ini disebabkan oleh fakta bahwa Tiongkok beralih ke minyak bunga matahari, yang lebih murah dibandingkan minyak sawit.

“Kemarin saya baru pulang dari China, ternyata minyak bunga matahari yang di luar dugaan produktivitasnya jauh lebih rendah dibandingkan kelapa sawit, ternyata lebih murah dibandingkan minyak sawit”, ujar Eddy saat press tour Belitung 2024, Kontribusi Minyak Sawit Terhadap APBN dan Perekonomian , Selasa (27/8/2024).

Eddy menambahkan, rendahnya harga minyak bunga matahari mendorong Tiongkok untuk membeli lebih banyak dan mengurangi impor minyak sawit dari Indonesia. Tiongkok merupakan importir CPO terbesar dari Indonesia dengan total 7,7 juta ton pada tahun lalu.

“Saya bilang kalau terus seperti ini, mencapai 5 juta ton itu cukup berat. Jadi saya minta saran dari mereka, apa yang harus kita lakukan,” jelas Eddy

Eddy mengatakan perlu adanya kebijakan pemerintah yang setidaknya bisa bermain dengan instrumen keuangan. Artinya, ketika harga tidak kompetitif, harga mungkin diturunkan untuk sementara, dan kemudian, ketika harga sudah kompetitif lagi, harga bisa naik lagi.

Sementara itu, Eddy menjelaskan minyak sawit bukan satu-satunya minyak nabati yang ada di dunia. Pangsa pasar minyak sawit secara global adalah 33 persen. Artinya, masih ada 67 persen minyak nabati lainnya, termasuk minyak bunga matahari.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor CPO year-on-year (YoY) sebesar 39,22 persen. Total volume ekspor CPO dan turunannya pada Juli 2024 hanya mencapai 1,62 juta ton, turun 2,67 juta ton per bulan.

 

Sebelumnya, Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto mengungkapkan akan menerapkan persyaratan wajib pencampuran 50 persen untuk biodiesel berbasis minyak sawit pada awal tahun depan.

Langkah ini diharapkan dapat mengurangi biaya impor bahan bakar hingga USD 20 miliar atau Rp 309,7 triliun per tahun.

“Kita sudah di B35 dan akan kita akselerasi ke B40, B50,” kata Prabowo seperti dikutip Channel News Asia, Rabu (28/8/2024).

“50 persen biodiesel dari kelapa sawit, kalau sudah mencapai B50, Insya Allah akhir tahun ini atau awal tahun depan kita akan menghemat 20 miliar dolar per tahun, kita tidak perlu lagi mengirimkan uang itu ke negara lain. negara”, jelasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data GAPKI, konsumsi minyak sawit di Indonesia meningkat rata-rata 7,6 persen per tahun sejak tahun 2019, sedangkan produksi pada periode yang sama meningkat kurang dari 1 ratus persen per tahun.

Peningkatan kebutuhan biodiesel akan menyebabkan penurunan volume ekspor.

Mandat biodiesel sawit di Indonesia berlaku untuk transportasi darat, kereta api, mesin industri, dan pembangkit listrik tenaga diesel.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %