JAKARTA – Roblox belakangan menjadi pemberitaan karena dianggap sebagai tempat berlindung yang aman bagi para pedagang asongan dan predator seks yang menyasar pengguna muda. Platform gamer yang diluncurkan pada tahun 2006 ini juga dituding menggelembungkan data pengguna aktif untuk menarik calon investor.
Keluhan serius ini diajukan oleh Hindenburg Research terhadap Roblox Corporation. Perusahaan investasi dan riset tersebut menuduh Roblox melakukan penipuan, menipu investor, dan membuat pemain muda dimasukkan ke dalam neraka yang penuh dengan para pedant dan predator seks.
Roblox mengklaim memiliki 79,5 juta pengguna aktif harian, namun berdasarkan temuan Hindenburg, jumlah ini bisa meningkat sebesar 25 hingga 42 persen.
Techspot melaporkan pada Kamis (10/10/2024) bahwa konsultan teknis anonim memantau 7.200 game Roblox di 2,1 juta server dan menyimpulkan bahwa angka resmi Roblox tidak sesuai dengan kenyataan.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak dapat mendeteksi ketika pengguna mendaftarkan beberapa akun, yang mungkin merupakan sebagian besar basis pengguna botnet, terutama yang beroperasi dari negara-negara seperti Vietnam.
Vietnam khususnya diyakini bertanggung jawab atas inflasi yang signifikan dalam jumlah dan keterlibatan pengguna. Selain itu, platform tersebut juga gagal menyaring individu yang berisiko secara memadai.
Laporan tersebut menyoroti prevalensi pelecehan seksual yang mengkhawatirkan di Roblox, termasuk grup populer seperti Adult Studios, tempat ribuan predator seks diyakini memperdagangkan materi pelecehan seksual terhadap anak.
Roblox sering dituduh mengeksploitasi anak-anak di masa lalu, baik dengan memonetisasi upaya kreatif mereka atau memfasilitasi pembagian konten pelecehan anak.