JAKARTA – Dewan Pramuka Nasional (Kwarnas) sangat menyayangkan kontroversi di media massa terkait peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) yang “mencabut” Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah.
Sekadar informasi, hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Nomor 12 Tahun 2024 tentang PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah, yang mengatur bahwa Pramuka bukan lagi merupakan kegiatan ekstrakurikuler wajib (kegiatan ekstrakurikuler). .
Aturan tersebut juga diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 10. Ketentuan Peraturan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Menengah sudah tidak berlaku lagi, sebagaimana tercantum dalam Bab 5 Pasal 34 Peraturan Akhir Dokumen Nomor 5 Menteri Pendidikan. dan Budaya. 12 Tahun 2024.
Mayjen TNI (Purn) Dr Bachtiar Utomo mengatakan keputusan tersebut sangat disayangkan, Kwarnas Pramuka meminta Mendikbud Nadiem Makarim mengkaji ulang kebijakannya, mengingat keberadaan gerakan Pramuka dan sejarah terbentuknya adalah tanggung jawab negara. dan pemerintah sendiri yang memutuskan.
Bakhtiar mengatakan, sejak lama sudah banyak peraturan yang dikeluarkan sebagai bentuk dukungan negara terhadap Pramuka. Misalnya saja Keputusan Presiden Nomor 238 tentang Gerakan Pramuka tahun 1961, Keputusan Presiden Nomor 104 tentang Pengesahan Piagam Gerakan Pramuka tahun 2004, dan munculnya Undang-undang Nomor 12 tentang Gerakan Pramuka tahun 2010 yang menegaskan hal tersebut. Sehat. . Kepanduan.
“Jadi jika melihat perkembangan Pramuka sampai saat ini sangat strategis dalam membangun karakter bangsa dan terutama membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional itu sendiri, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang bermartabat, cerdas dan bertakwa.
Bakhtiar menegaskan, gerakan Pramuka sangat sejalan dengan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta kementerian dan lembaga negara lainnya. Hal ini terlihat jelas dengan keberadaan Satuan Pramuka di banyak kementerian dan lembaga nasional. Masing-masing kementerian bekerja sama menyelenggarakan kegiatan Pramuka di wilayahnya masing-masing.
“Seperti di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang disebut Saka Widya Budaya Bakti, Pramuka mengajarkan pentingnya pendidikan praktis di bidang pendidikan dan kebudayaan seperti seni, tradisi, dan nilai-nilai budaya.” Demikian Saka Widya Budaya Bakti Kementerian Kesehatan. Saka Bakti Husada memberikan ilmu-ilmu seperti penanganan penyakit, ilmu gizi dan perilaku hidup bersih dan sehat kepada anggota Pramuka di bidang kesehatan,” ujar mantan Pangdam Villabuana ini.
Beberapa instansi lain juga berminat untuk berkolaborasi, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang baru saja disahkan pada Konferensi Nasional Kepanduan tahun 2023. BPOM berharap dapat berpartisipasi dalam gerakan Pramuka untuk aktif membantu pengendalian obat dan makanan. Maka dengan BASARNAS juga terdapat minat yang besar untuk membentuk Satuan Karya Pramuka yang saat ini sedang dalam proses pengesahan.
Bakhtiar juga menegaskan, keberadaan Pramuka tidak terlepas dari paradigma pendidikan yang dikenal dengan piramida pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus benar-benar menjadi penggerak utama gerakan kepanduan.
“Jadi, ketika melihat keberadaan Pramuka, jangan terlalu fatalistik, tapi pertimbangkan secara holistik, dengan mempertimbangkan seluruh aspek agar efektif mencegah konflik yang tidak disengaja. Pramuka harus mendapat dukungan penuh dari rencana kurikulum mandiri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Penelitian. . dan Teknologi,” jelasnya.
Menatap masa depan pendidikan, khususnya pendidikan Generasi Z, kita tidak bisa membiarkan peserta didik begitu saja, namun kita harus dibekali dengan alat monitoring yang nyata dan interaksi di lapangan untuk menjamin kualitas yang nyata.
“Proses pendidikan tidak bisa hanya untuk kegiatan daring saja, terutama dalam hal nilai-nilai kepribadian, tapi untuk pembentukan misalnya sikap disiplin, semangat pantang menyerah, jujur atau berintegritas, rela berkorban dan peduli, dan lain-lain. .” Ini membutuhkan kontak langsung dengan siswa. Hubungi agar mereka mempunyai akhlak dan akhlak yang baik. “Jadi pengakuan adalah wadah yang tepat untuk melatih hal tersebut,” tuturnya.
Namun Bakhtiya juga menyampaikan bahwa dalam setiap langkahnya, Pramuka juga terbuka terhadap segala perbaikan agar Pramuka kedepannya bisa lebih baik dan maju serta dapat membantu program pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan.
“Pramuka tidak akan menutup-nutupi, begitu pula dengan kemajuan teknologi informasi yang ada saat ini. Kami menyadari bahwa kegiatan Pramuka ke depan harus selalu bekerjasama dan berkolaborasi dengan “stakeholder” lain untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada negara dan negara bagian Indonesia,” tutupnya. .Prabowo: Pendidikan dan Kesehatan adalah Jalan Keluar dari Kemiskinan Presiden RI Prabowo Subianto angkat bicara Perbedaan fokus alokasi anggaran Indonesia terbesar dibandingkan India dan Amerika Serikat. Prabowo mengatakan di Indonesia, acara terbesar akan diluncurkan pada 11 Desember 2024 di sarkarinaukrirojgar.com