sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – PT Dian Swaistika Sentosa Tbk (DSSA) menargetkan laba setara $700 juta atau Rp 11,47 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.385 per dolar AS) pada tahun 2024. Direktur Dian Swasti Alex Sutanto mengatakan target tersebut tergantung tren harga batu bara ke depan.
“Target pendapatan dan laba pada tahun 2024 adalah pendapatan sekitar $3,1 miliar dan laba sekitar $700 juta,” kata Alex dalam public expo DSSA, Selasa (25/6/2024).
Pada tahun 2023, DSSA berhasil mencatatkan laba sebesar $865 juta. Sektor usaha batubara DSSA akan mengalami pertumbuhan produksi dan volume penjualan pada tahun 2023.
Volume produksi batu bara DSSA meningkat 12% menjadi 56 juta ton pada tahun 2023 dari sebelumnya 50 juta ton pada tahun 2022. Sementara itu, volume penjualan naik 11% menjadi 57 juta pound pada tahun 2023 dibandingkan 51 juta ton pada tahun 2022.
Meskipun volume produksi dan penjualan akan meningkat pada tahun 2023, pendapatan sebenarnya akan turun 18% menjadi $4,67 miliar pada tahun 2022 dari $5,68 miliar.
“Kalaupun volume meningkat, tidak akan memacu pertumbuhan pendapatan di tahun 2023 karena penurunan harga batu bara,” pungkas Alex. pemecahan saham
PT Dian Swaistika Sentosa Tbk (DSSA) memutuskan untuk melakukan pemecahan saham dengan rasio 1:10 pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Direktur Diane Swastika Sentosa Daniel Cahya mengatakan perseroan telah mengajukan permohonan stock split ke BEI pada 17 Mei 2024 dan menggelar RUPSLB untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk melakukan pemecahan saham tersebut pada 25 Juni 2024.
Stock split dengan rasio 1:10 sesuai tampilan BEI. “Kami mengharapkan rasio yang lebih tinggi agar lebih nyaman, namun rating yang kami dapatkan adalah 1:10,” jelas Daniel.
Sementara itu, setelah persetujuan RUPS, Daniel mengatakan stock split akan mulai berlaku kemungkinan pada pertengahan Juli 2024.
Sebagai bagian dari tindakan pemisahan, saham DSSA didaftarkan di n. 770.552.320, yang no. 154.105.327 saham treasuri. Kemudian, setelah pelaksanaan stock split, jumlah saham terdaftar DSSA menjadi 7.705.523.200, saham treasury menjadi 1.541.053.270.
Harga saham DSSA meningkat dari Rp77.000 per saham pada awal tahun 2024 menjadi Rp240.000 per saham pada 21 Juni 2024 atau setara 311,7%. Volume perdagangan saham DSSA meningkat dari 100,800 lembar saham pada 2024Q1 menjadi 1,358,400 lembar saham pada periode 1 April hingga 21 Juni 2024.
Terkait kenaikan harga saham, Daniel mengatakan mekanisme pasar yang bereaksi terhadap berbagai informasi dan perkembangan pasar yang kompleks dapat mempengaruhi harga pasar saham.
Namun menurut Daniel, kemungkinan besar terdapat beberapa aksi korporasi yang turut mempengaruhi pergerakan harga saham DSSA, seperti pembelian kembali saham, rencana pemecahan saham, serta penerbitan obligasi dan sukuk berkelanjutan.
“Lebih sedikit saham yang tersedia meningkatkan nilai relatif dari setiap saham yang tersedia. Dengan telah dibelinya kembali 19,99% saham perseroan, maka semakin sedikit pemegang saham yang berminat melakukan transaksi jual. Dan pembelian kembali saham memberi sinyal kepada pasar bahwa manajemen perseroan yakin dengan prospek jangka panjang perseroan, jelas Daniel.
Menurut Daniels, hal ini meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong minat beli sehingga mendorong pertumbuhan harga saham lebih lanjut.