slot jepang
0 0
Read Time:1 Minute, 48 Second

sarkarinaukrirojgar.com, JAKARTA — Kebutuhan akan keamanan siber masih mendesak dan mengancam kelancaran fungsi dan keuangan berbagai sektor di Indonesia. Menurut laporan Help Net Security, total 279 juta serangan siber akan terjadi pada tahun 2023 dan 34% di antaranya tidak terdeteksi.

Di Indonesia, banyak organisasi yang masih kekurangan kemampuan mendeteksi dan merespons serangan siber secara efektif; Oleh karena itu, serangan seperti penipuan, pemerasan, dan peretasan digital terhadap sistem perusahaan sering terjadi.

Oleh karena itu, perusahaan sangat membutuhkan tim SOC sebagai garda terdepan pertahanan siber untuk memantau dan mendeteksi berbagai serangan siber. Namun, kurangnya talenta keamanan siber dan tingginya pergantian staf SOC di dalam perusahaan, serta rumitnya membangun tim SOC yang matang, merupakan tantangan utama bagi banyak organisasi.

Menanggapi permasalahan tersebut, Cisometric menawarkan layanan SOC yang tidak hanya berfungsi sebagai lini pertahanan pertama dalam melindungi sistem informasi, jaringan, dan data perusahaan dari berbagai ancaman siber, namun juga memenuhi standar wajib berbagai peraturan keamanan siber bagi perusahaan. ISO27001, ISO27701, PCI -DSS, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Hana Abriyansyah, pendiri Cisometric, menekankan bahwa Cisometric memahami bahwa banyak organisasi menghadapi keterbatasan sumber daya dan kurangnya keterampilan di bidang ini. Oleh karena itu, kami berusaha menawarkan solusi terbaik bagi mereka dengan memadukan pengalaman kami dan teknologi canggih, ujarnya, seperti dikutip Senin (8/7/2024).

Oleh karena itu, untuk mendukung kemampuan mendeteksi dan merespons serangan siber, layanan SOC Cisometric tidak hanya fokus pada teknologi terdepan, namun juga pada dua faktor terpenting dalam SOC itu sendiri: investasi pada sumber daya manusia dan proses. Karena SOC merupakan suatu proses atau proses untuk deteksi dan intervensi.

Cisometric menggunakan teknologi eksklusif yang mencakup lebih dari 100 fitur deteksi keamanan, teknologi kecerdasan buatan (AI), dan pembelajaran mesin canggih untuk meningkatkan kemampuan deteksi dan pencegahan ancaman digital.

Pendekatan operasional Pusat Operasi Keamanan (SOC) difokuskan pada integrasi tanpa hambatan dengan kemampuan berburu ancaman proaktif dan intelijen ancaman yang canggih. Hal ini memungkinkan tim SOC, yang terdiri dari Computer Security Incident Response Team (CSIRT) dan tim forensik yang sangat terspesialisasi, untuk melakukan operasi keamanan siber secara efektif. “Komitmen kami adalah memberikan efisiensi dalam memberikan visibilitas ancaman, melindungi aset perusahaan, dan mengelola risiko informasi secara efektif untuk setiap organisasi,” kata Hana.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %