slot jepang
0 0
Read Time:3 Minute, 36 Second

sarkarinaukrirojgar.com, Jakarta – Presiden dan CEO XL Axiata Dian Siswarini mengungkapkan keinginan perusahaan terkait insentif 5G yang dijanjikan pemerintah untuk perluasan layanan 5G.

Dian berharap penurunan regulasi BHP atau biaya frekuensi untuk perolehan spektrum tidak hanya berlaku pada BHP baru tetapi juga pada frekuensi eksisting.

“Kalau mau, kurangi saja yang baru, tapi yang sudah ada juga. Karena yang sudah ada di 900 MHz itu mahal banget,” kata Dian Siswarini saat media briefing Halalbihalal XL Axiata di Jakarta, Kamis (25/04/2024).

Dian mengatakan, saat ini BHP frekuensi yang harus dibayar XL Axiata setiap tahunnya sebesar 1,2 triliun rupiah untuk bandwidth 15 MHz.

Oleh karena itu, kami juga ingin mengevaluasi formula spektrum yang ada, kata Dian.

Keinginan lain yang diungkapkan Dian adalah agar rumus perhitungannya tidak menggunakan rumus lama untuk menghasilkan spektrum baru. Sebab, penerapan 5G memerlukan bandwidth atau rentang frekuensi yang luas.

“Untuk 5G, bandwidth yang dibutuhkan minimal 50 megabyte (MHz). Kalau rumusnya tetap sama, ini saja (900 MHz) Rp 1,2 triliun. Ini bonus,” kata Dian.

Soal insentif, Dian juga mengatakan saat ini operator dikenakan biaya di muka dan biaya BHP frekuensi tahunan.

Oleh karena itu, seiring dengan kondisi yang kurang menguntungkan bagi operator seluler, Dian berharap syarat uang muka dan bebas iuran tahunan bisa dikurangi.

“Kami siap berdiskusi dengan pemerintah, misalnya apa yang bisa kami lakukan jika ingin membantu. Kami menyambut baik keterbukaan dan diskusi, semoga segera ada hasil diskusinya,” kata Dian.

 

Sementara itu, CEO XL Axiata Corporation Marwan O Baasir berharap pemerintah segera mengumumkan insentif 5G setelah melakukan diskusi awal dengan pemangku kepentingan antara lain Kementerian Keuangan, DPR, dan Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Indonesia (ATSI).

Insentif 5G menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh para penyedia layanan seluler, karena biaya regulasi atau biaya hak spektrum (BHP frekuensi) selama ini mencapai 13-14 persen terhadap pendapatan operator.

Jika keputusan pemberian insentif 5G belum diambil, maka lelang spektrum untuk penerapan 5G belum akan dilakukan.

Saya berharap dalam waktu dekat, persoalan insentif akan muncul karena biaya regulasi sudah 13-14 persen dari total biaya, itu terlalu tinggi, kata Marwan pada Halalbihalal XL Axiata bersama Media di XL Axiata Tower, Jakarta. Kamis (25.04.2024).

Selain insentif 5G yang akan segera diumumkan, operator seluler juga berharap insentif 5G tidak menimbulkan beban tambahan baru bagi operator.

“Harapannya industri dengan biaya regulasi yang tinggi, tidak ada beban tambahan, kewajiban baru, misalnya pada pembangunan non-3T. Kami berharap tidak ada hal baru yang terjadi karena industrinya sedang tidak bagus. , jadi jangan menambah beban baru,- kata Marvan.

Di sisi lain, isu konsolidasi antara operator seluler XL Axiata dan Smartfren Telecom (Smartfren) terus berlanjut. Meski demikian, CEO XL Axiata Dian Sisvarini mengatakan manajemen belum menerima informasi apapun dari pemegang saham mengenai merger tersebut.

Dian mengaku sudah sering mendengar rumor merger kedua perusahaan tersebut di pemberitaan. Namun, dia menegaskan, pembahasan merger kedua perusahaan, dalam hal ini XL Axiata dan Smartfren, tidak dilakukan di tingkat manajemen. 

“Diskusi atau perselisihan itu bukan di level kami, tapi di level pemegang saham kami. Belum ada kepastian, hanya saja seluruh pemegang saham XL dan lainnya selalu melihat peluang untuk konsolidasi,” kata Dian saat berbicara kepada media pada Halalbihalal XL Axiata di XL Axiata Tower, Jakarta, Kamis (25/04/2024).

“Kita belum lihat bulannya. (Kalau merger terjadi) akan diekspos sesuai aturan yang ada,” canda Dian. 

Dian juga mengatakan, manajemen belum menerima informasi dari pemegang saham terkait merger XL Axiata dengan Smartfren. 

Namun, dia tidak memungkiri bahwa konsolidasi operator membawa dampak baik bagi industri, masyarakat, dan bisnis operator. 

“Aksi konsolidasi akan memastikan situasi industri menjadi lebih sehat. Namun jika menyangkut aksi korporasi seperti merger, itu menjadi domain pemegang saham,” kata Dian.     

 

Sebelumnya Direktur Hubungan Korporasi XL Axiata Marvan O. Basir tak memungkiri, merger kedua operator tersebut berdampak baik bagi industri.

“Bagus untuk industri (solidaritas), pertanyaannya di mana belnya?” Mereka yang memiliki suara pemegang saham. Pengurus dan manajemen perseroan sangat menantikan siapa mereka sebagai pemegang saham,” kata Marwan di sela-sela buka puasa bersama media, Kamis (4/4/2024).

Terkait dampak positif merger kedua operator, Marwan mengatakan merger selalu membuat industri telekomunikasi menjadi lebih sehat.

“Efisiensi juga akan tercapai (berkat konsolidasi), biaya modal, dan sebagainya. Sekarang tinggal menunggu prosesnya,” jelasnya.

Saat ditanya apa lagi pendapat pemegang saham XL Axiata terkait merger dengan Smartfren, Marwan mengatakan ada banyak hal yang menurut pemegang saham baik untuk bisnis.

Mulai dari evaluasi, pelayanan, manfaat, pro dan kontra, hingga prosesnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %