JENEWA – Perubahan iklim menimbulkan ancaman serius terhadap kesehatan manusia, dan dampaknya terhadap otak manusia masih baru mulai dipahami.
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives menemukan bahwa perubahan iklim dapat memperburuk berbagai kondisi kesehatan neurologis dan mental.
Seperti dilansir IFL Science, penelitian yang merupakan tinjauan komprehensif terhadap 332 penelitian yang diterbitkan antara tahun 1968 hingga 2023 ini mengidentifikasi berbagai cara perubahan iklim dapat membahayakan kesehatan otak.
Misalnya, paparan polusi udara dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke, demensia, dan penyakit Parkinson. Hot flashes dapat memicu serangan migrain dan memperburuk kondisi neurologis lainnya.
Peristiwa cuaca ekstrem seperti banjir dan angin topan dapat menyebabkan tekanan dan tekanan mental, yang dapat meningkatkan kecemasan, depresi, dan kondisi kesehatan mental lainnya.
Para penulis menyerukan tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan melindungi kesehatan otak manusia. Mereka merekomendasikan pengurangan emisi gas rumah kaca, peningkatan kualitas udara, dan pengembangan strategi untuk beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim yang sedang berlangsung.
Berikut beberapa temuan penting dari survei ini:
Polusi udara dapat meningkatkan risiko stroke, demensia, penyakit Parkinson dan masalah kognitif lainnya.
Heatstroke dapat memicu serangan migrain, memperburuk kondisi neurologis lainnya, dan meningkatkan risiko kematian terkait panas.
Peristiwa cuaca ekstrem seperti banjir dan angin topan dapat menyebabkan stres dan trauma psikologis, yang dapat meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan kondisi kesehatan mental lainnya.
Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk melawan perubahan iklim dan melindungi kesehatan otak kita:
Mengurangi emisi gas rumah kaca: Kita dapat melakukannya dengan beralih ke sumber energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, dan mengurangi penggunaan mobil.
Meningkatkan kualitas udara: Kita dapat melakukan hal ini dengan menerapkan standar polusi udara yang lebih ketat, menggunakan transportasi umum dan bukan listrik.