slot jepang
0 0
Read Time:2 Minute, 53 Second

sarkarinaukrirojgar.com, JAKARTA – Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bersama Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menyelenggarakan seminar internasional pada Selasa (10/8/2024) dengan topik Kebudayaan Islam dan Demokrasi di Dunia Islam berlangsung di Auditorium Ahmad Azhar Basyir KH Gedung Cendekiawan UMJ.

Wakil Rektor ke-4 Jagiellonian University Medical School Dr. Hab Septa Candra, MH, mewakili Rektor. Mengucapkan terima kasih kepada Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI atas kepercayaannya bekerjasama dengan UMJ dalam penyelenggaraan seminar internasional. Topik seminar kali ini sangat menarik. Sebab Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

“Saya berharap UMJ dan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud dapat berkolaborasi dalam proyek serupa baik di dalam maupun di luar kampus,” kata Septa.

Beliau berpesan kepada seluruh mahasiswa dan peserta untuk mempelajari materi bermanfaat dari para ilmuwan dari berbagai negara. Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Dr. M. Ham Restu Gunawan mengucapkan terima kasih kepada UMJ atas kerjasamanya dalam menyelenggarakan acara tersebut.

Seminar internasional merupakan salah satu program rutin Dirjen Kementerian Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait dengan peningkatan kapasitas dan jaringan Beliau sependapat dengan Wakil Rektor 4th Medical University of Jagiellonian University bahwa topik seminar sangat menarik.

“Topik ini cukup menarik. “Saya kira ini bisa memperluas pemahaman kita,” kata Restu.

Seminar internasional tersebut dihadiri oleh tiga pembicara yaitu Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Profesor Dr. Jamhari Makroof, Dosen Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM), Asst. Fakultas. dan Kepala Studi Keagamaan Proyek Studi Timur Tengah dan Islam Profesor Universitas California Dr. Muhammad Ali

Chamhari Makhroof menjelaskan artikel tersebut “Apakah Islam mempromosikan demokrasi?” (Apakah Islam mempromosikan demokrasi?) Menurutnya, Islam mungkin mempromosikan demokrasi. Keberadaan jutaan umat Islam di seluruh dunia yang hidup di negara-negara demokratis menjadi bukti yang cukup bahwa tidak ada konflik internal antara kedua konsep tersebut.

Dari percakapan ini Jamhari menyimpulkan bahwa umat Islam kurang memberikan contoh dan sebagian besar negara-negara Muslim kaya adalah negara diktator. Umat ​​Islam juga kurang memiliki budaya demokrasi.

Daniel menjelaskan hal itu ada kaitannya dengan Islam dan budaya demokrasi. Ia menjelaskan, budaya Islam dan budaya Barat tidak bertentangan satu sama lain dalam hal demokrasi. Namun hal ini membutuhkan dialog terus-menerus dan interaksi konstruktif.

Ia juga mengutip Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang mengatakan ia berharap mayoritas penduduknya Muslim dan penekanan konstitusi pada Islam akan menginspirasi negara-negara lain.

Dalam konteks demokrasi di Malaysia Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengatakan Malaysia harus mampu menunjukkan bahwa negara multietnis dan multiagama dapat berkembang melalui tata kelola yang baik dan toleransi di tengah konflik. rasisme dan fanatisme agama

Sementara itu, Muhammad Ali menjelaskan artikel berjudul “Islam dan Budaya Demokrasi: Tinjauan Sejarah dan Kontemporer” Menurutnya, hubungan Islam dan budaya demokrasi sangat beragam dan dinamis.

Ia melihat para cendekiawan Muslim modern dan negara-negara mayoritas Muslim menyepakati norma-norma seperti kepemimpinan dan keadilan. Namun, mereka tidak setuju dengan nilai dan sistem politik tertentu.

Negara-negara dengan populasi Muslim yang besar mendukung demokrasi. Hal ini terjadi meskipun beberapa negara mengkritik penerapan demokrasi dan berupaya menghidupkan kembali sistem lama dalam konteks baru. Mereka tidak segera mengadopsi standar-standar ini.

Budaya demokrasi menjadi norma yaitu supremasi hukum. Partisipasi politik, toleransi, kebebasan, kehati-hatian, tanggung jawab, pendidikan, tanpa kekerasan. penyelesaian konflik Beberapa di antaranya telah dilaksanakan, namun hal ini masih merupakan cita-cita yang sulit diterapkan oleh banyak negara Muslim.

Seminar hybrid tersebut diikuti oleh ratusan peserta baik dari civitas akademika UMJ maupun masyarakat umum, dengan keynote address yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah Profesor Dr. Abdul Muti.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %