JAKARTA – Seorang pensiunan yang berencana menggali harta karun menemukan artefak dari Zaman Perunggu. Penemuan artefak ini secara kebetulan dimulai oleh John Belgrave, yang pensiun pada tahun 2020, untuk berburu harta karun. Dia membayar $25, atau sekitar $407.000, untuk menghadiri pertemuan pemburu harta karun.
“Jelas ada logam di sana, tapi saya pikir itu hanya timah tua atau semacamnya. “Saya menggali sekitar 20 sentimeter dan menemukan benda berbentuk aneh yang ditutupi tanah liat,” kata Belgrave, seperti dilansir Guardian, Rabu (6/5/2024).
Dia rupanya menemukan pedang rapier sepanjang 60 sentimeter dari Zaman Perunggu Tengah yang terbelah menjadi tiga bagian. Pedang ini terkubur di antara sisa-sisa seorang pengusaha kaya.
Ia kemudian melanjutkan perburuan di kawasan kelompoknya di kota Stalbridge, dekat Dorset, Inggris. Belgrave menemukan sebilah pedang, lalu dua pecahan bilah, sebuah kapak dan sebuah gelang. Pensiunan itu pun mengaku kebingungan saat menemukan harta karun Zaman Perunggu senilai $21.500 atau Rp315 juta.
“British Museum yakin benda itu sengaja dipecah dan dikubur di dalam tanah sebagai bagian dari ritual penguburan dan persembahan,” kata Belgrave, seraya menambahkan bahwa pecahan itu ditemukan di wilayah negara yang tidak pernah dibuka untuk pemburu harta karun.
Dalam keterangannya kepada Business Insider, Dorset Museum and Art Gallery mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh harta karun lain di area yang sama seharga £32.300 atau Rp672 juta.
Direktur Koleksi dan Pameran Umum Museum Dorset, Elizabeth Selby, mengatakan harta karun itu sangat istimewa karena lapisan perunggu pada pedang dan detail dekoratif khusus pada gelangnya. “Pada kenyataannya, tidak ada yang seperti Pedang Rapier, jadi sangat penting bagi kita untuk memiliki pecahan ini,” katanya.
Selby mengatakan temuan ini menjelaskan bagaimana orang melakukan perjalanan, berkomunikasi dan bertukar pikiran di benua tersebut pada abad-abad sebelum invasi Romawi. Salah satunya menggambarkan komunitas pertanian yang telah menciptakan kekayaan yang cukup untuk dapat berdagang dan menukar barang yang dibuat oleh orang lain.
Museum berencana untuk menampilkan barang-barang tersebut dalam pameran harta karun khusus selama beberapa tahun ke depan. Mereka memasukkannya ke dalam koleksi permanen.
MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramadhan